Fimela.com, Jakarta Aktivitas seksual yang meningkat dalam pernikahan memang bisa membuat pasangan makin lengket. Namun di sisi lain, ada kemungkinan yang semakin besar terjadinya kehamilan di saat aktivitas seksual yang meningkat tersebut. Untuk mencegah kehamilan, pasangan bisa menggunakan alat kontrasepsi.
Ada begitu banyak jenis kontrasepsi yang bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan masing-masing pasangan. Yang terpenting adalah kenyamanan suami dan istri dalam menggunakan alat kontrasepsi dalam masa aktif seksual. Dalam pemahaman lama, masyarakat berpikir bahwa hanya perempuan yang harus menggunakan alat kontrasepsi.
Pada kenyataanya, perempuan juga memiliki hak untuk menentukan alat kontrasepsi apa yang tepat dan nyaman bagi tubuhnya. Mengutip laman dari BKKBN, Muktiani Asrie Suryaningrum selaku Analis Kebijakan Ahli Madya BKKBN Pengurus Pusat Ikatan Praktisi dan Ahli Demografi Indonesia (IPADI) menjelaskan pemilihan jenis kontrasepsi menjadi tanggung jawab dan hak antara suami dan istri.
Advertisement
"Dengan kata lain, hak dan kewajiban suami istri untuk mengikuti keluarga berencana adalah sama, tidak menimbulkan diskriminasi dan ketimpangan peran serta tanggung jawab dalam keluarga," kata Muktiani Asrie Suryaningrum.
Pemilihan alat kontrasepsi perlu didiskusikan dengan pasangan dan mempertimbangkan siapa yang akan menggunakan alat kontrasepsi. Jika pilihannya pada istri, maka pasangan harus menentukan metode kontrasepsi yang digunakan dengan mempertimbangkan cara kerja dan efek samping yang akan ditimbulkan dari setiap alat kontrasepsi yang dipilih.
Advertisement
Pertimbangan menentukan metode kontrasepsi
Dalam merencanakan jumlah dan jarak kelahiran anak, pasangan suami istri bisa mempertimbangkan faktor usia, kesehatan, kesiapan mental dan ekonomi keluarga. Pembahasan dan upaya bersama ini memosisikan istri tidak diabaikan dalam menentukan kesehatan reproduksinya.
Ini merupakan wujud kesetaraan gender dalam keluarga dapat terwujud. Salah satu dari wujud kesetaraan gender dalam partisipasi keluarga adalah dalam pengambilan keputusan pemilihan metode kontrasepsi yang akan digunakan pada tubuh seorang istri.
Karena memiliki masalah reproduksi yang berbeda dari laki-laki, perempuan memiliki beberapa pilihan alat kontrasepsi berdasarkan kebutuhannya. Apa saja?
1. Pil KB
Pil kontrol bisa menjadi pilihan konvensional bagi perempuan untuk mencegah kehamilan. Penggunaan pil KB sebagai alat kontrasepsi sudah disetujui oleh FDA sejak 60 tahun lalu. Dengan mengonsumsi pil KB, maka perempuan sebenarnya dapat mengatur waktu datang bulan. Namun ada efek samping mungkin dirasakan setelah mengonsumsi pil KB, yakni rasa mual dan sakit kepala ringan.
2. KB Suntik
Pilihan KB suntik bisa diambil oleh perempuan yang sedang dalam masa menyusui dan hari pertama datang bulan. Namun, alat kontrasepsi ini dapat menimbulkan efek samping seperti menimbulkan flek dan menghentikan menstruasi.
3. IUD
Pemasangan IUD bisa menjadi pilihan untuk membantu menghalangi pembuahan. Lebih dikenal sebutan spiral, alat kontrasepsi dapat digunakan secara efektif hingga 10 tahun dalam satu kali pemasangan.
4. Sterilisasi
Metode kontrasepsi ini bisa dilakukan pria maupun wanita. Pada pria disebut sebagai vasektomi dan pada wanita disebut ligasi tuba atau mengikat saluran tuba falopi agar tidak terjadi pembuahan. Prosedur medis ini sangat efektif utnuk mencegah kehamilan di masa depan secara permanen.