Fimela.com, Jakarta Kejang adalah kondisi saat otot mengalami kontraksi cepat sehingga gerakan tubuh tidak terkendali. Hal tersebut dipicu oleh ledakan aktivitas listrik yang tidak terkontrol di sel saraf otak. Serangan kejang dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Kondisi ini bisa menimbulkan gejala yang berkisar dari ringan hingga berat.
Penyebab kejang berulang bermacam-macam, seperti infeksi otak, epilepsi, demam tinggi, dan lainnya. Gejalanya pun sangat beragam dan wajib diwaspadai, apalagi jika terjadi pada anak-anak.
Berikut penjelasan mengenai penyebab kejang berulang, gejala serta cara mengatasinya yang wajib kamu pahami.
Advertisement
Advertisement
Penyebab Kejang Berulang
Penyebab kejang berulang dapat dipicu oleh berbagai gangguan kesehatan. Segala sesuatu yang membuat aktivitas listrik di otak tidak normal bisa menjadi penyebab kejang pada orang dewasa maupun anak.
Berikut adalah penyebab kejang pada anak dan orang dewasa:
- Infeksi otak, seperti meningitis dan ensefalitis
- Cedera otak saat melahirkan
- Cacat otak bawaan
- Tersedak
- Penyalahgunaan obat-obatan terlarang
- Ketidakseimbangan elektrolit
- Tersengat listrik
- Epilepsi
- Tekanan darah sangat tinggi
- Demam tinggi
- Cedera kepala
- Kadar gula darah rendah
- Stroke
- Tumor otak
- Kelainan pembuluh darah di otak
- Gagal ginjal atau hati
- Kadar natrium rendah
- Keracunan
- Efek samping kecanduan alkohol atau obat tertentu.
Gejala Kejang Berulang
Berikut adalah sejumlah gejala kejang pada anak dan orang dewasa yang dapat terjadi:
- Tubuh gemetar
- Mengalami kebingungan
- Mata terbelalak
- Gerakan menyentak pada lengan dan kaki
- Kekakuan tubuh
- Kehilangan kontrol usus atau kandung kemih
- Tiba-tiba jatuh
- Ngiler atau mulut berbusa
- Gigi gemeretak
- Tidak menanggapi suara
- Menggigit lidah
- Hilang kesadaran.
Gejala kejang dapat berhenti setelah beberapa menit. Namun, terkadang serangan bisa datang lagi sehingga terjadi kejang berulang.
Advertisement
Cara Mengatasi Kejang Berulang
Jika kejang hanya terjadi saat demam, terjadi tidak sering dan berlangsung tidak lama, sebenarnya tidak akan menyebabkan dampak jangka panjang terhadap kesehatan si kecil. Meski demikian, selalu hubungi dokter ketika kejang terjadi.
Lalu, apa yang harus dilakukan ketika anak atau orang terdekat mengalami kejang? Berikut adalah cara mengatasi kejang yang dapat dicoba:
- Miringkan tubuh ke satu sisi
- Kendurkan pakaian ketat
- Jangan letakkan objek apapun di mulut
- Jangan membatasi gerakan saat kejang terjadi
- Jauhkan objek sekitar yang mungkin membahayakan (perabotan, barang bersudut tajam, dan lainnya)
- Cegah penderita kejang terjatuh
- Catat waktu dan interval terjadinya kejang
- Hubungi layanan medis darurat apabila kejang terjadi lebih dari 5 menit
- Setelah kejang terjadi, basuh tubuh dengan air suhu ruangan
- Bawa ke dokter atau rumah sakit
Penderita kejang tidak memerlukan rawat inap kecuali ada infeksi serius yang diderita. Sebagian besar kasus kejang demam juga tidak memerlukan obat khusus, hanya obat penurun panas seperti ibuprofen atau acetaminophen.
Pada kasus kejang berulang, bisa ditambahkan obat diazepam berbentuk peluru gel yang dimasukkan lewat dubur. Perlu dicatat pula bahwa anak yang kerap mengalami kejang berulang juga berisiko menderita epilepsi ketika sudah dewasa.