Fimela.com, Jakarta Baby blues biasanya akan dirasakan bagi beberapa perempuan yang baru menjadi ibu setelah melahirkan dan ditandai dengan perasaan yang berubah-ubah selama 2 hingga 3 hari setelah bayi lahir. Hal ini, wajar terjadi bagi kamu yang baru menjadi ibu dan masih perlu beradaptasi dengan perubahan yang serba mendadak. Dilansir dari marchofdimes.org, baby blues merupakan perasaan sedih yang dialami seorang ibu baru dalam beberapa hari setelah melahirkan.
Baby blues umumnya terjadi karena perubahan hormon estrogen dan progesteron setelah melahirkan. Menurunnya kedua hormon tersebut menimbulkan perubahan suasana hati bagi seseorang. Selain itu, hormon yang diproduksi oleh kelenjar tiroid juga dapat menurun tajam sehingga dapat membuat seorang ibu menjadi lebih lelah dan tertekan, ditambah kurangnya waktu tidur dan makan dengan baik.
Perasaan gugup dan khawatir saat pertama kali merawat bayi tentang perubahan hidup sejak bayi lahir, terkadang juga membuat kamu menjadi merasa sedih dan tertekan sehingga menyebabkan baby blues. Baby blues ini perlu cepat disadari dan diatasi karena dapat mengganggu kesehatan mental ibu sehingga disarankan jika lebih dari 2 minggu, para ibu dapat berkonsultasi dengan dokter.
Advertisement
Advertisement
Gejala baby blues
Dilansir dari americanpregnancy.org, hampir 70-80% dari semua ibu baru akan mengalami perubahan suasana hati setelah kelahiran anaknya dan biasanya ditandai dengan gejala-gejala berikut:
- Menangis tanpa alasan yang jelas
- Memiliki rasa tidak sabar
- Mudah marah atau emosi
- Kegelisahan
- Kecemasan
- Kelelahan
- Insomnia bahkan saat bayi sedang tidur
- Kesedihan
- Perubahan suasana hati
- Memiliki konsentrasi yang buruk
Cara mengatasi baby blues
Walaupun pada beberapa ibu, baby blues berkurang karena penyesuaian diri yang dilakukan, tetapi fase pasca persalinan akan menjadi sulit sehingga penting untuk kamu menjadi diri sebaik mungkin. Kamu dapat melakukan beberapa hal berikut untuk membuat masa transisi lebih cepat yang dilansir dari healthline.com:
- Dapatkan waktu tidur sebanyak mungkin. Tidur merupakan komoditas yang tak ternilai ketika berada di luar sehingga ketika ada waktu kosong seperti bayi tidur, sebaiknya kamu juga menggunakan waktu tersebut untuk istirahat. Tidur juga merupakan obat terbaik karena ketika kelelahan semua yang dikerjakan akan tampak lebih buruk.
- Meminta bantuan orang lain. Jika kamu sudah tidak kuat untuk melakukan hal lain sebaiknya meminta pertolongan orang lain dan biarkan mereka melakukannya seperti kepada asisten rumah tangga atau keluarga yang sedang berada di rumah.
- Pastikan kamu memiliki pola makan yang baik dan teratur. Tubuh tetap perlu gizi dan nutrisi yang cukup untuk membentuk energi supaya dapat beraktifitas sehari-hari.
- Berbicara dengan orang lain seperti anggota keluarga atau teman yang kamu percayai dan tidak menghakimi kamu sehingga kamu tidak selalu harus pergi ke terapis. Terkadang bercerita juga dapat membantu kamu melepaskan apa yang dirasakan.
- Melakukan hal yang disukai. Kamu juga dapat melakukan hal-hal yang disukai seperti menonton film, berjalan-jalan, memasak, dan semua hal yang memberikanmu rasa bahagia dan santai sehingga dapat mendorong kamu mempercepat masa transisi kembali normal.
- Ikatan dengan pasangan. Pastikan kamu memiliki pasangan yang tidak akan meninggalkan dalam kondisi apapun dan mau berkomitmen untuk melakukan segala sesuatu bersama sehingga saling mendukung dan terhubung satu sama lain.
*Penulis: Fani Varensia.