Fimela.com, Jakarta Hepatitis A merupakan salah satu jenis penyakit hati yang sering terjadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Biasanya, virus ini menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh tinja (jalur faekal-oral) orang yang terinfeksi.
Dilansir dari Mayo Clinic, penyakit hepatitis A bisa menyerang siapa saja, baik itu anak-anak maupun orang dewasa. Oleh karena itu, penting untuk memahami tanda-tanda hepatitis A yang harus diwaspadai serta cara penanganannya yang tepat agar meminimalisir risiko komplikasi lainnya.
Tanda-tanda hepatitis A yang umum terjadi:
Advertisement
1. Demam
Saat seseorang terinfeksi virus hepatitis A, sistem kekebalan tubuh akan merespons dengan meningkatkan suhu tubuh sebagai bagian dari upaya melawan infeksi. Peningkatan suhu tubuh ini disebut dengan demam.
Demam pada hepatitis A biasanya terjadi pada awal infeksi dan dapat berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu. Pada beberapa kasus, demam dapat disertai dengan gejala lain seperti menggigil, sakit kepala, dan nyeri otot.
Biasanya, demam yang terkait dengan hepatitis A memiliki rentang suhu antara 38 derajat Celsius atau lebih tinggi. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap individu dapat memiliki respons tubuh yang berbeda terhadap infeksi, dan suhu tubuh dapat bervariasi pada setiap individu.
2. Kelelahan
Kebanyakan orang yang terinfeksi hepatitis A akan merasa lelah dan lesu, meskipun mereka telah mendapatkan waktu istirahat yang cukup.
Advertisement
Mual disertai gejala kuning pada kulit dan mata bisa jadi salah satu tanda terinfeksi hepatitis A
3. Mual dan muntah
Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), saat seseorang terinfeksi virus hepatitis A, sistem pencernaannya akan terganggu dan menyebabkan mual serta muntah. Gejala ini biasanya muncul pada awal infeksi dan dapat berlanjut selama beberapa hari hingga beberapa minggu. Selain itu, mual dan muntah pada hepatitis A dapat mempengaruhi nafsu makan dan menyebabkan ketidaknyamanan.
4. Nyeri perut
Hepatitis A dapat menyebabkan peradangan pada hati, yang menghasilkan rasa sakit pada perut. Peradangan ini dapat memengaruhi kemampuan hati untuk memproses lemak dengan efisien. Oleh karena itu, saat kamu mengonsumsi makanan berlemak, terutama makanan yang mengandung lemak jenuh, rasa sakit perut bisa menjadi lebih parah. Selain itu, nyeri perut juga dapat disertai dengan perasaan kembung atau sensasi terasa penuh di perut. Hal ini disebabkan oleh gangguan fungsi pencernaan akibat peradangan pada hati.
5. Kuning pada kulit dan mata
Kuning pada kulit dan mata, yang dikenal sebagai ikterus, adalah tanda khas hepatitis A. Hal ini terjadi karena hati tidak dapat membuang bilirubin dengan efisien dari tubuh. Bilirubin adalah zat yang dihasilkan ketika sel darah merah yang sudah tua dipecah oleh hati. Normalnya, hati akan memproses dan mengeluarkan bilirubin melalui empedu, tetapi pada hepatitis A, proses ini terganggu.
Ketika tingkat bilirubin meningkat dalam tubuh, pigmen kuning yang dihasilkannya menyebar ke jaringan tubuh, termasuk kulit dan mata. Akibatnya, kulit dan bagian putih mata (sklera) dapat mengalami perubahan warna menjadi kuning yang disebut ikterus.
Perubahan warna ini bisa menjadi tanda pertama yang terlihat pada seseorang yang mengalami hepatitis A. Gejala ikterus ini dapat bervariasi, mulai dari kuning yang ringan hingga kuning yang lebih intens. Pada beberapa kasus, kuning mungkin juga muncul pada bagian lain tubuh, seperti kuku dan telapak tangan.
Cara penanganan hepatitis A
Penanganan penyakit hepatitis A tergantung pada tingkat keparahan dan kondisi pasien. Namun, secara umum, tindakan penanganan yang dilakukan meliputi:
1. Istirahat yang cukup
Dilansir dari National Health Service (NHS), istirahat yang cukup dapat memberikan proses yang cepat dalam penyembuhan dan pemulihan dari infeksi. Sebaiknya, hindari aktivitas fisik yang berat selama proses pemulihan.
2. Konsumsi makanan sehat
Pasien yang menderita hepatitis A dianjurkan untuk mengonsumsi makanan sehat dan bergizi guna mempercepat proses pemulihan dan mendukung kesehatan hati. Selain itu, hindari makanan yang tinggi lemak jenuh dan trans, seperti makanan olahan dan makanan cepat saji, karena dapat membebani kerja hati. Sebagai alternatif lainnya, pilihlah lemak sehat seperti minyak zaitun, alpukat, dan kacang-kacangan untuk dikonsumsi selama pemulihan.
3. Hindari konsumsi alkohol
Pasien hepatitis A dianjurkan untuk menghindari konsumsi alkohol. Hal ini dikarenakan alkohol dapat memberikan beban tambahan pada hati yang sudah terpengaruh oleh infeksi virus hepatitis A. Selain itu, alkohol juga dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada hati dan dapat memperlambat proses pemulihan.
4. Vaksinasi
Vaksin hepatitis A merupakan salah satu cara pencegahan terbaik terhadap penyakit ini khususnya bagi orang yang belum terinfeksi. Vaksin hepatitis A sangat direkomendasikan bagi orang-orang yang berisiko tinggi terkena infeksi, seperti petugas kesehatan, orang yang bepergian ke negara-negara yang memiliki tingkat infeksi yang tinggi, dan orang yang tinggal di lingkungan yang tidak sehat.
Setelah divaksin, tubuh biasanya membutuhkan waktu beberapa minggu untuk membentuk perlindungan imun terhadap virus hepatitis A. Meskipun begitu, vaksin ini telah terbukti aman dan efektif dalam mencegah infeksi hepatitis A, dan bisa membantu mencegah penyebaran virus ke orang lain.
Mengetahui tanda-tanda hepatitis A sangat penting untuk deteksi dini dan penanganan yang tepat. Apabila kamu mengalami gejala yang mencurigakan atau memiliki kekhawatiran terkait hepatitis A, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.
Selain itu, menjaga kebersihan dan pola makan yang sehat juga merupakan langkah penting untuk mencegah penyebaran virus hepatitis A. Dengan pengetahuan dan langkah-langkah yang tepat, kita dapat menjaga kesehatan hati dan mengurangi risiko terkena hepatitis A.
*Penulis: Amelia Septika