Fimela.com, Jakarta Risiko alergi yang bisa diderita oleh anak-anak sangatlah besar. Hal itu dapat dilihat dari angka kejadian dan risiko alergi pada anak-anak yang menunjukkan tren meningkat setiap tahunnya, yakni sekitar 4-8 persen. Kondisi tersebut kerap dipengaruhi oleh food allergy yang dialami oleh anak-anak, salah satunya susu sapi.
Berkaitan dengan itu, Dokter Anak Konsultan Alergi Imunologi, dr. Isman Jafar, Sp.A(K) mengungkapkan bahwa alergi susu sapi masih menjadi salah satu jenis alergi makanan yang umum terjadi pada anak-anak di usia dini dan menyebabkan mereka tidak bisa mengonsumsi susu sapi serta makanan yang mengandung produk turunannya.
"Hal ini perlu menjadi perhatian para orangtua karena dapat berdampak serius pada tumbuh kembang anak. Sebab, anak tidak mendapatkan nutrisi penting dari pembatasan konsumsi susu sapi yang menimbulkan gejala alergi, sehingga anak berisiko mengalami kekurangan asupan nutrisi dan bisa memengaruhi tumbuh kembangnya," jelas dr. Isman dalam Festival Soya Semua Anak Bisa Maju yang digelar oleh PT Sarihusada Generasi Mahardhika di PlayParq, Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (10/5/2023).
Advertisement
dr. Isman juga menjelaskan bahwa alergi susu sapi terbagi dalam tiga bagian besar, yaitu gejala yang terjadi di kulit, saluran pencernaan, dan saluran pernafasan.
“Ketika terjadi alergi susu sapi pada anak, terdapat susu yang bisa diberikan untuk si kecil, yakni susu yang memiliki kandungan Protein Hidrolisa Parsial,” jelasnya.
dr. Isman mengatakan bahwa susu kedelai yang mengandung formula isolat protein soya bisa diberikan ke buah hati.
“Formula isolat protein soya merupakan jenis protein yang aman dan efektif pada anak yang tidak dapat mengkonsumsi makanan atau minuman yang berbahan dasar susu sapi,” katanya.
“Sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa pola pertumbuhan, fungsi metabolisme, kognitif, endokrin, imunitas, sistem dan fungsi neurologi atau saraf, perkembangan mental, kemampuan komunikasi dan kesehatan tulang, dari anak-anak yang mengkonsumsi formula isolat protein soya sama baiknya dengan anak-anak yang mengkonsumsi susu sapi,” jelas dr. Isman.
Advertisement
Tahapan Alergi pada Anak
Alergi susu sapi memiliki prevalensi 2 hingga 3 persen untuk seluruh bayi. Yang kerap terjadi adalah atopic dermatitis atau eksim pada anak. dr. Isman menjelaskan bahwa terdapat berbagai tahapan dan gejala alergi susu sapi yang terjadi pada anak.
Menurutnya, terdapat beberapa gejala, yakni alergi ringan yang ditandai dengan munculnya bercak merah di kulit, gatal-gatal, hingga kembung. Selain itu, ada pula alergi berat yang ditandai dengan semaput hingga pingsan.
“Alergi tipe cepat timbul di kulit dan pencernaan dalam satu jam, alergi lambat itu setelah sejam, dan alergi tertunda setelah satu hari yang parahnya ditandai dengan BAB berdarah,” kata dr. Isman.
Dirinya menegaskan jika orangtua curiga alergi tersebut disebabkan oleh susu sapi, dr. Isman menganjurkan untuk menghentikan konsumsi susu sapi.
“Atasi gejala paling ringan, kulit dikasih sabun dengan pelembap di bagian terkena. Jika di saluran pencernaan, bisa diberikan probiotik dan Vitamin D,” ungkapnya.
Atasi Food Allergy pada Anak
dr. Isman menjelaskan bahwa food allergy akan meningkat pada usia anak 1 hingga 2 tahun. Dalam kondisi tersebut, ia mengingatkan untuk tidak melarang anak mengonsumsi makanan yang membuat alergi selama-lamanya.
“Itu malah merusak hidup seorang anak, karena anak ingin mencoba semua hal. Anak terasa dikekang. Biarkan anak makan-makanan tersebut, dengan harapan akan timbul dari toleransi,” jelasnya.
“Tubuh kita sudah mengenal zat tersebut sehingga menjadi akrab dan tubuh mengidentifikasi sebagai bukan zat yang berbahaya,” tambah dr. Isman.
Ia mengingatkan, sebelum ada hitam di atas putih, para orangtua tidak harus berlebihan menganggap alergi makanan merupakan alergi segalanya. Sebelum memiliki bukti makanan dan camilan penyebab alergi, orangtua belum bisa berkata itu alergi.
Advertisement
Dukungan Sarihusada
Guna mendukung orangtua dalam mencegah dan menangani kondisi tidak cocok susu sapi pada buah hati dan dapat memberikan alternatif nutrisi yang sama baiknya dengan susu sapi agar tumbuh kembang dapat tetap optimal, Sarihusada menjalankan rangkaian program.
Senior Brand Manager SGM Eksplor ISOPRO SOY, Renta Situmeang mengatakan bahwa pihaknya terus berinovasi menghadirkan susu pertumbuhan yang memiliki nutrisi sebaik susu sapi dengan Isolat Protein Soya berkualitas.
"Terbaru, kami menghadirkan inovasi produk dengan kemasan baru SGM Eksplor ISOPRO SOY yang merupakan susu pertumbuhan satu-satunya dengan kandungan Iron-C™- kombinasi unik Zat Besi dan Vitamin C untuk memaksimalkan penyerapan zat besi hingga dua kali lipat, serta difortifikasi dengan nutrisi penting lainnya seperti DHA, Omega 3 dan 6, Kalsium, Vitamin D, Serat Pangan dan Zinc untuk dukung si Kecil yang tidak cocok susu sapi untuk tumbuh optimal," jelasnya.
Renta juga mengungkapkan bahwa sebegitu pentingnya pengetahuan terkait pemberian alternatif nutrisi yang tepat untuk anak dengan kondisi tidak cocok susu sapi, SGM Eksplor ISOPRO SOY juga menghadirkan rangkaian program edukasi “Festival Soya Semua Anak Bisa Maju” yang telah diinisasi dari tahun ke tahun sejak tahun 2016.
"Hal itu sebagai salah satu bentuk komitmen mendukung para Bunda di Indonesia agar bisa tanggap dalam mencegah dan menangani kondisi tidak cocok susu sapi pada si Kecil. Upaya ini dilakukan untuk mendukung dan memastikan semua anak Indonesia agar dapat tetap optimal jadi anak generasi maju, tidak terkecuali bagi anak dengan kondisi tidak cocok susu sapi.” ungkapnya.
(*)