Fimela.com, Jakarta Mengonsumsi makan dapat memberikan pengaruh pada kesehatan. Oleh karena itu, hindari mengonsumsi makanan-makanan yang tidak sehat seperti junk food, makanan berlemak, dan lainnya sehingga sebaiknya kamu dapat mengonsumsi makanan sehat seperti sayuran dan buah-buahan yang memiliki nutrisi dan manfaat untuk kesehatan tubuh karena kandungannya.
Dilansir dari vegetables.co.nz, sayuran segar secara alami memiliki kandungan lemak, garam, dan gula yang rendah sehingga dapat menjadi sumber makanna yang baik. Selain itu, sayuran menyediakan energi, vitamin, mineral, dan serat yang memberikan banyak manfaat kesehatan bagi tubuh. Walaupun beberapa sayuran memiliki kadar karbohidrat yang lebih tinggi seperti kentang, ubi, talas, dan jagung manis.
Sayuran terbagi dalam dua jenis, sayuran bertepung dan sayuran non-tepung. Sayuran bertepung memiliki kandungan energi yang lebih tinggi dibanding sayuran non-tepung karena kandungan karbohidratnya, sedangkan sayuran non-tepung yang cenderung memiliki kandungan air yang lebih tinggi dan energi yang lebih rendah serta lebih kaya akan vitamin dan mineral.
Advertisement
Advertisement
Sayuran yang Bagus untuk Otak
Dilansir dari eatthis.com, terdapat beberapa jenis sayuran yang bagus untuk otak:
- Sayuran berdaun hijau seperti kangkung, bayam, brokoli, dan collard hijau memiliki kandungan kaya akan vitamin K, folat, beta-karoten, dan lutein yang berperan penting dalam kesehatan otak. Selain itu, sayuran yang memiliki antioksidan yang tinggi dalam melawan kerusakan sel dalam tubuh. Sebuah studi yang diterbitkan di Neurologi menunjukkan bahwa dengan mengonsumsi satu porsi sayuran berdaun hijau setiap hari dapat memperlambat penurunan kognitif akibat penuaan.
- Sayuran silang seperti brokoli, kubis kembang kol, dan kubis brussel dapat bermanfaat bagi kesehatan otak karena memiliki kandungan kaya akan vitamin K yang dapat mempertajam daya ingat. Jenis sayuran ini juga merupakan sumber folat yang kuat sehingga penting untuk fungsi kognitif dan otak yang menua.
- Sayuran berwarna oren seperti wortel, paprika merah, dan labu butternut merupakan sumber beta-karoten yang dapat meningkatkan kesehatan kognitif akibat efek antioksidannya. Beta-karoten juga dapat berpotensi untuk menjadi pengobatan penyakit saraf seperti Alzheimer.
- Bit memiliki kandungan kaya akan nitrat dan asam folat yang berkontribusi pada kesehatan otak yang optimal. Nitrat sendiri berfungsi untuk meningkatkan aliran darah ke otak dan meningkatkan fungsi kognitif, sedangkan asam folat berfungsi untuk mengurangi risiko beberapa gangguan neurologi dan psikologis seperti demensia, Alzheimer, dan depresi.
Manfaat Mengonsumsi Sayuran
Dilansir dari mooringspark.org, terdapat beberapa manfaat jika kamu mengonsumsi sayuran, diantaranya:
- Sayuran dapat menjadi sumber protein yang baik. Sayuran seperti kacang kedelai, kacang pinto, kacang-kacangan, kubis, bayam, jagung, bok choy, dan lainnya memiliki kandungan yang kaya akan protein sehingga daging bukan satu-satunya jenis protein.
- Sayuran penuh dengan nutrisi. Sayuran memiliki nutrisi yang sangat banyak seperti potasium, asam folat, serat, vitamin A, vitamin E, dan vitamin C sehingga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi pada tubuh.
- Dapat meningkatkan kesehatan mental. Sebuah studi tahun 2020, menunjukkan bahwa sayuran dan buah-buahan dapat cenderung mengurangi depresi dan kecemasan serta dapat meningkatkan rasa optimisme hidup. Sayuran-sayuran yang dimaksud seperti bayam, selada, dan kangkung.
- Sayuran dapat meningkatkan kesehatan usus karena kandungan antioksidan dan seratnya dalam jumlah tinggi. Oleh karena itu, semakin banyak mengonsumsi sayur akan memberikan peningkatan pada kesehatan usus. Memiliki usus yang sehat tidak hanya menghasilkan pencernaan yang baik, tetapi juga meningkatkan kesehatan mental, kekebalan, dan pencegahan penyakit kronis.
- Sayuran dapat meningkatkan kesehatan jantung. Sebuah penelitian mengatakan bahwa sayuran memberikan dampak positif pada sistem kardiovaskular. Selain itu, memperbanyak pengkonsumsian sayuran juga dapat mengurangi risiko penyakit jantung.
*Penulis: Fani Varensia