Fimela.com, Jakarta Banyak orang yang berusaha untuk menurunkan berat badan demi menghasilkan tubuh langsing bak model internasional. Mereka cenderung ingin melihat perubahannya secara instan. Tak heran diet ekstrem menjadi pilihan utama mereka untuk menurunkan berat badan dengan cepat.
Diet ekstrem menjadi kontroversial di dunia maya karena terbukti bisa menurunkan berat badan dengan cepat. Namun tahukah kamu bahwa diet ekstrem ini menuai pertikaian karena sangat berbahaya bagi tubuh? Diet rendah kalori, diet jus, diet keto, ataupun diet protein tinggi, meski deretan diet tersebut dapat membantu menurunkan berat badan dalam waktu singkat, tentu ada risiko berbahaya untuk kesehatan tubuh dan mental.
Sebagian besar dari diet ekstrem menghasilkan penurunan berat badan drastis tetapi hanya jangka pendek yang tidak berkelanjutan. Efek yoyo atau penurunan dan kenaikan berat badan yang kian berulang terjadi karena mereka ingin menurunkan berat badan dalam waktu singkat. Hal ini bisa berbahaya pada kesehatan mental dan fisik seseorang. Memang diet ekstrem terbukti berhasil terlihat secara signifikan, namun gagal untuk menjaga kesehatan tubuh dan mental.
Advertisement
Tidak sedikit dari mereka yang terjadi perubahan pada sifat dan tingkah laku yang didapat setelah melakukan diet esktrem. Biasanya mereka akan lebih cepat marah, cemas dan depresi, sulit berkonsentrasi, dan kelelahan. Lalu apa yang terjadi pada tubuh jika melakukan diet ekstrem? Perhatikan dampak dibawah ini sebelum kamu mencoba menjalani diet ekstrem.
Advertisement
Merasa selalu dehidrasi
Keberhasilan dalam diet ketat hanyalah ilusi belaka, nyatanya penurunan berat badan kemungkinan besar hanya berasal dari air daripada lemak. Ini terjadi karena pembatasan kalori dan nutrisi yang masuk ke tubuh. Ketika seseorang melakukan diet ekstrem, tubuh akan memecah cadangan karbohidrat dan protein menjadi energi karena asupan makanan yang terbatas. Proses ini menghasilkan senyawa keton yang dapat menghilangkan air dari tubuh. Gejalanya bisa mengakibatkan sakit kepala, kelelahan, dan pusing.
Gula darah yang meningkat drastis
Ini sering terjadi pada orang yang melakukan diet detoks atau diet jus, ketika tidak mendapatkan asupan karbohidrat, protein, lemak, dan serat sepanjang hari hanya untuk menjaga kadar gula darah dan insulin tetap stabil. Sebagian besar yang terbakar hanya akan berupa air dan otot, bukan lemak, dan berat ini akan segera kembali setelah memulai kembali pola makan normal. Justru dengan hanya mengonsumsi jus saja akan membuat kadar gula darah melonjak dan turun secara cepat, sehingga menyebabkan rasa kenyang hanya sebentar dan terus merasa lapar. Hal ini akan memicu penyakit kronis lainnya, seperti diabetes tipe 2.
Kehilangan massa otot
Dikutip dari U.S News, penelitian menunjukkan bahwa ketika mengalami penurunan berat badan dengan cepat, otomatis otot akan berkurang sekitar 3 kali lebih banyak daripada ketika menurunkan berat badan secara perlahan. Meskipun berat badan menurun, fisikmu tidak akan terlihat dengan baik. Kehilangan massa otot berlebihan akan meengakibatkan kelemahan dan penurunan daya tahan tubuh
Metabolisme melambat
Berkaitan dengan massa otot, kadar metabolisme secara otomatis akan menurun karena cadangan otot yang lebih sedikit. Hal ini akan akan berdampak pada pembakaran kalori yang lebih sedikit ketika sedang berjalan atau bahkan berolahraga. Oleh karena itu, pada akhirnya penurunan berat badan akan terhenti karena metabolisme tubuh yang sudah cukup lambat serta akan menyebabkan efek yoyo.
Memicu penyakit kronis
Bukannya menjadi lebih sehat dan bugar, diet ekstrem ini malah akan menimbulkan penyakit kronis lainnya. Efek dari fluktuasi berat badan atau penurunan dan kenaikan berat badan yang berulang akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, dan tekanan darah tinggi. Selain itu juga akan menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti ginjal, hati, dan jantung. Berhati-hatilah sebelum melakukan program diet ekstrem ini.
Advertisement
Kekurangan asupan nutrisi
Dilansir dari PharmEasy, dalam banyak kasus diet ekstrem, pemotongan kalori dan sumber makanan yang parah akan menyebabkan kekurangan nutrisi seperti karbohidrat, protein, berbagai vitamin, dan mineral. Deretan nutrisi tersebut adalah sumber energi yang sangat vital. Dengan kurangnya asupan nutrisi tersebut akan mengakibatkan beragam masalah kesehatan, seperti anemia, kelemahan otot, kerapuhan tulang, dan gangguan pada sistem kekebalan tubuh.
Gangguan mental
Tidak hanya berdampak pada kesehatan tubuh, diet ekstrem juga bisa memengaruhi kesehatan mental seseorang. Orang yang menjalani diet ekstrem cenderung akan mengalami perubahan suasana hati secara drastis, mereka sering merasa depresi, cemas yang berlebih, sulit berkonsentrasi, hingga gangguan makan atau biasa dikenal dengan bulimia dan anoreksia.
Setelah membaca semua dampak dari diet ekstrem ini, sebaiknya melakukan diet yang sehat dan seimbang saja untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Tidak hanya bermanfaat untuk sekarang, namun juga untuk jangka panjang.
*Penulis: Balqis Dhia.
#Breaking Boundaries