Sukses

Health

Waspada, Bau Badan Tak Sedap Bisa Jadi Gejala Penyakit Serius

Fimela.com, Jakarta Pernahkah kamu mencium bau badanmu sendiri? Aroma seperti apa yang tercium? Apakah aroma tak sedap atau bahkan tak mencium aroma apapun? Apabila kamu mencium aroma tak sedap, ini adalah hal yang normal dimiliki tiap manusia.  Semua orang punya bau badan khasnya masing-masing, ada yang berbau manis, asam, tajam atau bahkan bau seperti bawang. 

Bau badan atau disebut dengan Bromhidrosis, umumnya disebabkan oleh keringat yang bersentuhan dengan bakteri di kulit. Keringat itu sendiri tidak mengeluarkan bau, bakteri yang ada di kulit inilah yang membuat bau badan di bagian tubuh tertentu saat berkeringat. Seringkali jumlah keringat yang dikeluarkan oleh tubuh disangkut pautkan dengan bau badan seseorang.

Namun nyatanya, banyak orang yang memiliki bau badan tak sedap saat ia tidak berkeringat. Begitupun sebaliknya, tidak sedikit pula orang yang sedang mengeluarkan keringat berlebih tetapi tidak berbau. Hal ini dikarenakan bakteri pada kulit bersentuhan dan bercampur dengan keringat, alhasil membuat keringat menjadi bau. 

Faktor yang memengaruhi aroma tubuh

Bakteri bukan satu-satunya alasan yang menyebabkan bau badan. Dikutip dari Verywell Health, tubuh memiliki dua kelenjar keringat, dan keduanya juga memengaruhi aroma sedap atau tidaknya seseorang.

Kelenjar ekrin

Kelenjar yang mengeluarkan keringat langsung ke permukaan kulit. Kelenjar ini cenderung tidak berbau. Saat keringat menguap, ini dapat membantu mendinginkan kulit dan mengatur suhu tubuh. Kelenjar ekrin menutupi tubuh secara keseluruhan, termasuk telapak tangan dan kaki. 

Kelenjar apokrin

Sebaliknya, kelenjar apokrin tidak membantu mengatur suhu tubuh seperti yang dilakukan kelenjar ekrin. Apokrin terletak di bagian tubuh yang cenderung memiliki banyak folikel rambut, seperti selangkangan, ketiak, dan sekitar dahi. Keringat yang dihasilkan kelenjar apokrin menjadi alasan dari bau badan karena bakteri memecah keringat dan berubah jadi asam.

Hati-hati menjadi gejala pada beberapa penyakit

Secara tidak langsung, ada beberapa kondisi medis yang juga memengaruhi bau badan seseorang. Bau badan bisa menjadi gejala-gejala dari penyakit tertentu, salah satunya diabetes. Seseorang yang menderita diabetes, perubahan bau badan bisa menjadi gejala ketoasidosis. Jumlah keton yang tinggi menyebabkan darah orang tersebut menjadi asam dan aroma badannya menjadi seperti buah karena kadar gula darah nya yang tinggi. 

Selain penyakit diabetes, bau badan bisa menjadi tanda dari masalah ginjal dan penyakit hati. Penderita penyakit hati seperti sirosis dan hepatitis memungkinkan untuk mengeluarkan bau seperti pemutih atau zat kimia karena penumpukan racun dalam tubuh. 

Ikuti cara ini untuk mengurangi bau badan

Meskipun bau badan adalah hal normal untuk manusia, bukan berarti tidak harus diatasi. Tak hanya berdampak pada kesehatan tubuh saja, tetapi juga berdampak lingkungan sosialnya, terutama jika bau badan tersebut tercium sangat kuat dapat mengganggu siapa aja yang sedang didekatnya. Ada beberapa gaya hidup yang perlu diubah demi mengurangi bau badan, sehingga kamu lebih percaya diri. 

Selalu jaga kebersihan dan kesehatan kulit dengan rajin mandi setiap hari. Perhatikan juga sabun yang dipakai, disarankan untuk memakai sabun antibakteri guna mencegah bau badan yang tidak sedap. Kenakan pakaian longgar yang terbuat dari katun. Bahan katun bagus untuk kulit karena membuka ruang untuk kulit bernapas, dan jangan lupa untuk selalu mencuci nya dengan rutin.

Perhatikan makanan yang dikonsumsi apakah menambah bau badan semakin parah atau tidak. Beberapa bahan makanan yang bisa membuatmu bau badan adalah bawang putih, bawang bombay, dan beberapa rempah-rempah

Intinya, bau badan seseorang bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti kelenjar keringat, mengonsumsi makanan tertentu, kelebihan berat badan, stres, ataupun genetika. Kamu bisa mengurangi  bau badanmu dengan cara merubah pola makan sehat dan memakai produk deodoran yang sesuai dengan kebutuhanmu.

 

*Penulis: Balqis Dhia.

#Breaking Boundaries

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading