7 Tanda Anak Memiliki IQ yang Tinggi

5 Manfaat Permainan Kata Bagi Anak, Dapat Mencerdaskan dan Meningkatkan IQ — Ilustrasi permainan susun kata untuk anak (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Fimela.com, Jakarta Setiap anak tentu memiliki kemampuan dan kecerdasannya masing-masing. Beberapa anak juga diberikan kelebihan oleh Tuhan seperti memiliki IQ yang tinggi. Dilansir dari onecentralhealth.com.au, IQ sendiri merupakan singkatan dari Intelligence Quotient yang merupakan ukuran kemampuan penalaran seseorang. IQ biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang dapat menggunakan informasi dan logika dalam menjawab pertanyaan.

Tes kecerdasan intelektual merupakan penelitian terstruktur yang diteliti secara klinis dengan dukungan psikologis yang dilakukan oleh seorang profesional terlatih. Biasanya tes IQ dilakukan oleh orangtua untuk mengetahui IQ anaknya untuk mendiagnosis prestasi sekolah yang umum, sedangkan untuk orang dewasa, tes IQ dilakukan untuk bimbingan karier atau menentukan kesesuaian pekerjaan.

Seseorang yang memiliki IQ rendah bukan berarti tidak bisa memiliki kehidupan yang berkualitas dan sukses, tetapi kebanyakan orang memiliki kapasitas untuk belajar yang terlepas dari skor kecerdasan intelektual mereka dan beberapa diantaranya mampu belajar lebih cepat atau lebih mudah daripada yang lain. Oleh karena itu, orang yang memiliki IQ tinggi bisa terjadi karena karunia alami dalam bidang kecerdasan tertentu yang perlu diperluas dan dikembangkan.

TERKAIT: Tanda Kamu Memiliki IQ Tinggi, Alasan di Balik Kamu Lebih Senang untuk Menyendiri

Tanda Anak Dengan IQ Tinggi

berpikir belajar anak kacamata — ilustrasi anak cerdas/Ronnachai Palas/Shutterstock

Dilansir dari highiqpro.com, seseorang dapat dikatakan memiliki IQ tinggi ketika memiliki skor 115 atau lebih dan hanya 15% populasi yang memiliki tingkat IQ skornya 115 atau lebih. Dilansir dari learningliftoff.com, berikut 6 tanda seorang anak memiliki IQ yang tinggi:

Memiliki memori yang luar biasa. Ingatan yang baik penting untuk anak-anak dalam belajar dan menyimpan informasi baru serta dalam pengambilan keputusan dalam aktivitas sehari-hari.
Memiliki keterampilan membaca awal. Biasanya anak-anak yang sangat cerdas mulai bisa membaca sebelum usia empat tahun, sedangkan sebagian besar anak lainnya baru dapat membaca ketika mendekati usia enam atau tujuh tahun.
Memiliki rasa ingin tahu. Keingintahuan sama pentingnya dengan kecerdasan dan memiliki pikiran yang ingin tahu menjadi indikator keberhasilan yang baik karena ketika anak banyak bertanya menunjukkan adanya keinginan untuk belajar dan mengembangkan pikiran serta kecerdasan.
Memiliki kemampuan musik. Pendidikan musik memberikan manfaat akademis karena pelatihan musik berdampak pada otak dan mengasah kemampuan berpikir kreatif.
Menetapkan standar tinggi. Ketika anak-anak cerdas dan orang dewasa yang sukses cenderung menetapkan standar yang tinggi, mereka memiliki kebutuhan instingtual yang dapat meningkatkan kemampuan untuk berbuat lebih baik di bidang yang penting bagi mereka. Tak hanya itu, menjadi fokus pada bidang tertentu juga bisa menjadi tanda seseorang memiliki IQ yang tinggi.
Memiliki kedewasaan Sehingga memiliki kesadaran yang lebih besar akan yang terjadi sekarang. Biasanya anak yang memiliki IQ tinggi akan lebih suka mengobrol dengan orang dewasa dengan membicarakan berbagai topik.

Manfaat Kecerdasan

Ilustrasi Kecerdasan Anak Credit: pexels.com/Andrea

Dilansir dari highiqpro.com, terdapat beberapa manfaat dari kecerdasan yaitu:

Kebugaran otak dan kinerja otak atlet. Otak dapat dilatih menjadi lebih bugar dan lebih efisien dengan dua cara yang dapat meningkatkan kekuatan dan efisiensinya otak saat IQ meningkat. Yaitu plastisitas otak atau kemampuan otak untuk mengatur ulang dirinya sendiri dengan menumbuhkan sel atau koneksi otak baru dan pasokan energi ke otak terutama saat bekerja keras. Dengan otak yang lebih cerdas juga dapat meningkatkan fokus perhatian, efisiensi pemecahan masalah, dan memberikan kapasitas belajar serta memori.
Memiliki IQ yang lebih tinggi juga dapat meningkatkan kesehatan dan harapan hidup. Sebagai modal kognitif dalam ekonomi pengetahuan seperti pemecahan masalah di tempat kerja, belajar di tempat kerja, kemampuan beradaptasi di tempat kerja, perbaikan terus menerus di tempat kerja, dan menjadi fleksibel di tempat kerja.
Melawan penuaan kognitif dan hilangnya fungsi kognitif.

*Penulis: Fani Varensia