Fimela.com, Jakarta Tubuh manusia bekerja 24 jam terus menerus untuk bisa berfungsi dengan baik. Salah satu cara untuk menjaganya adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat.
Seperti yang dikemukakan WHO, menerapkan gaya hidup sehat sangat penting untuk mencegah berbagai masalah kesehatan seperti penyakit jantung, storke, hingga diabetes.
Namun, membiasakan diri untuk mengubah gaya hidup sehat bagi sebagian orang bukanlah hal yang mudah. Tak sedikit orang yang menjalankan gaya hidup sehat secara musiman, semangat di awal dan pada akhirnya kembali lagi ke kebiasaan lama.
Advertisement
Menurut Spesialis Gizi Klinik, dr. Olivia Charissa, Sp.GK, penyebab utama seseorang sulit konsisten menerapkan gaya hidup sehat adalah banyak orang yang ingin mendapatkan hasil yang instan.
“Banyak orang yang menghindari suatu proses, inilah akhirnya banyak orang gagal. Karena tidak mungkin kebiasaan bertahun-tahun kita ubah dalam sehari atau seminggu,” kata dr. Olivia dalam acara AXA Health Day 2023 x FIMELA di bilangan Jakarta Selatan, (4/3/2023).
“Selain itu motivasinya tidak kuat, kebanyakan orang menentukan goal untuk short term bukan long term. Padahal kalau terlalu ekstrem di awal bisa berakibat pada metabolisme tubuh yang melambat. Akhirnya berat badan susah turun,” lanjutnya
Lantas, bagaimana cara tepat menerapkan gaya hidup sehat yang konsisten? Yuk, simak selengkapnya berikut ini, Sahabat Fimela.
Advertisement
Perkuat Motivasi dan Konsisten
Langkah pertama yang harus diketahui adalah apa motivasimu memulai olahraga. Orang-orang yang mulai olahraga karena ia merasa "harus" kurus atau atas saran dokter, umumnya tidak akan bertahan jangka panjang.
Tapi jika kamu memiliki motivasi bahwa olahraga dan menjaga pola makan dapat memberikan lebih banyak energi, lebih bugar dan membantumu mengimbangi pergerakan anakmu yang sangat aktif, mungkin saja kamu punya tekad untuk menjalaninya sebagai kebiasaan, alias jangka panjang.
“Kalau motivasi tidak kuat dan tidak konsisten pasti gagal. Cobalah buat motivasi untuk jangka panjang, pikirkan keluargamu, anakmu, pasanganmu,” kata dr. Olivia.
Pahami Jurus “3J”
Selain mengenali motivasi diri, atur pola makan gizi seimbang dengan menerapkan jurus 3 J, seperti yang dipaparkan dr. Olvia. Di antaranya jadwal, jumlah dan jenis.
Jadwal artinya kita tidak boleh melewatkan jadwal makan. Baik sarapan maupun makan siang. Sebab, ketika kita memberi jarak yang terlalu panjang di antara waktu makan, kadar gula darah tubuh akan turun, sehingga bisa menyebabkan sakit kepala, sulit fokus, dan memicu makan besar di jam berikutnya.
“Jadwal makan minimal 3 kali sehari, cemilan 2 kali boleh tapi jangan yang tinggi kalori,” saran dr. Olivia.
Kemudian, mengikuti pedoman makanan gizi seimbang yang dipaparkan Kemenkes atau disebut PIRINGKU, dr. Olivia menyarankan untuk mengonsumsi 1/6 lauk pauk (ayam, daging, telur), ⅙ buah, ⅓ makanan pokok (beras, roti, ubi), dan ⅓ sayuran.
Selanjutnya adalah memperhatikan jenis. Bagi dr. Olivia makan enak bukanlah pantangan, tetapi bagaimana kita bisa membatasi asupan makan yang kita konsumsi setiap hari.
“Batas konsumsi gula per hari adalah 4 sendok makan, 1 sendok teh untuk garam, dan 5 sendok makan untuk minyak,” terang dr. Olivia.
Advertisement
Perlindungan Jangka Panjang
Selain menerapkan langkah-langkah di atas, yang tak kalah penting adalah mempersiapkan perlindungan kesehatan jangka panjang dengan asuransi. Seperti asuransi di AXA Good Health misalnya.
AXA Financial Indonesia bekerja sama dengan Good Doctor Technology Indonesia (Good Doctor) dengan meluncurkan Asuransi AXA Good Health, sebuah solusi perlindungan kesehatan yang simpel dan terjangkau. Asuransi AXA Good Health hadir dengan tiga pilihan solusi perlindungan kesehatan yaitu manfaat rawat jalan, rawat inap, serta kombinasi rawat jalan dan rawat inap.