Sukses

Health

Apa Itu Kehamilan Ektopik? Simak Penjelasannya di Sini

Fimela.com, Jakarta Bagi orang yang sudah menikah, kehamilan adalah hal yang sangat ditunggu-tunggu. Kehadiran buah hati adalah hal yang paling dinantikan oleh semua calon orang tua.

Kehamilan tentunya jadi kabar yang menggembirakan bagi pasangan yang telah lama menunggu buah hati. Kehamilan kemudian dianggap berkaitan dengan kebahagiaan. Namun ada beberapa hal atau istilah yang perlu kamu pahami mengenai kehamilan. Salah satunya kehamilan ektopik.

Apa Itu Kehamilan Ektopik?

Apa itu kehamilan ektopik? Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi di luar rahim. Tergantung lokasi menempelnya sel telur, gejala kehamilan ektopik dapat menyerupai gejala pada penyakit usus buntu. Apabila tidak segera ditangani, kehamilan ektopik dapat berakibat fatal bagi ibu.

Kehamilan berawal dari sel telur yang telah dibuahi oleh sel sperma. Pada proses kehamilan normal, sel telur yang telah dibuahi akan menetap di saluran indung telur (tuba falopi) sebelum dilepaskan ke rahim. Selanjutnya, sel telur akan menempel di rahim dan terus berkembang hingga masa persalinan tiba.

Sementara pada kehamilan ektopik atau hamil di luar kandungan, sel telur yang telah dibuahi tidak menempel di rahim. Kehamilan ektopik sering terjadi di tuba falopi. Selain itu, kondisi ini juga bisa terjadi di indung telur, leher rahim (serviks) atau rongga perut.

Penyebab Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik umumnya terjadi akibat kerusakan pada tuba falopi. Kerusakan ini membuat tuba falopi menyempit atau tersumbat sehingga pergerakan sel telur ke rahim terhambat.

Kerusakan tuba falopi biasanya terjadi karena kondisi-kondisi berikut ini:

  • Endometriosis
  • Penyakit radang panggul
  • Gangguan keseimbangan hormon
  • Kelainan bawaan lahir pada tuba falopi
  • Terbentuknya jaringan parut akibat prosedur medis pada kandungan

Gejala Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik cenderung tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Tanda awal kehamilan ektopik serupa dengan kehamilan biasa, seperti mual, payudara mengeras, dan menstruasi terhenti.

Sedangkan pada tahap lanjut, penderita kehamilan ektopik umumnya mengalami nyeri perut dan perdarahan dari vagina. Gejala-gejala tersebut akan terasa makin parah seiring waktu. Terkadang, gejala nyeri perut akibat kehamilan ektopik juga hampir sama dengan gejala usus buntu.

Pengobatan Kehamilan Ektopik

Pada kehamilan ektopik, janin tidak dapat berkembang secara normal. Kondisi ini membahayakan untuk keselamatan ibu hamil.

Selain itu, kehamilan ektopik juga dapat menyebabkan pecahnya tuba falopi. Kondisi ini berisiko menimbulkan komplikasi berupa perdarahan berat, syok, bahkan kematian.

Oleh karena itu, kehamilan ektopik perlu ditangani oleh dokter melalui obat-obatan maupun operasi, tergantung pada perkembangan kehamilan dan lokasi menempelnya sel telur. Berikut penjelasan mengenai beberapa penanganan yang akan dilakukan dokter untuk menangani kehamilan ektopik:

1. Obat Suntik

Suntik methotrexate dapat diberikan untuk menghentikan kehamilan ektopik tahap awal. Setelah pemberian suntikan, dokter akan memantau kadar hormon hCG dalam darah tiap 2–3 hari hingga kadarnya menurun. Menurunnya kadar hCG menandakan kehamilan sudah tidak lagi berkembang.

2. Operasi laparoskopi

Kehamilan ektopik bisa merusak tuba falopi dan jaringan sekitarnya. Jika salah satu atau kedua tuba falopi rusak, dokter akan melakukan operasi laparoskopi untuk mengangkat tupa falopi tersebut.

Namun, bila memungkinkan, bagian tuba falopi tersebut cukup diperbaiki tanpa harus diangkat. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan peluang hamil di kemudian hari.

3. Operasi laparotomi

Pada pasien kehamilan ektopik yang mengalami perdarahan berat, dokter akan melakukan tindakan darurat berupa operasi laparotomi. Operasi ini dilakukan dengan membuat sayatan besar di perut sebagai jalan untuk mengangkat janin dan memperbaiki tuba falopi yang pecah.

Setelah pengobatan, dokter akan menyarankan pasien memberi jeda waktu 3 bulan sebelum merencanakan kehamilan berikutnya. Tujuannya adalah agar rahim pulih sempurna dan mengurangi risiko kehamilan ektopik terjadi lagi.

Pencegahan Kehamilan Ektopik

Tidak ada cara untuk mencegah kehamilan ektopik. Meski demikian, ada upaya yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya hamil di luar kandungan pada kehamilan berikutnya, antara lain:

  • Berhenti merokok
  • Menjaga berat badan ideal
  • Menghindari perilaku yang meningkatkan risiko terkena penyakit menular seksual
  • Menjalani pemeriksaan kesehatan kandungan secara rutin

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading