Fimela.com, Jakarta Beberapa orang lebih mudah mengingat wajah seseorang dibandingkan namanya. Hal tersebut bahkan seperti sebuah kebiasaan, karena sering mengalaminya. Contoh gampangnya, saat mengingat seseorang yang jarang jumpa lebih gampang mendeskripsikan bentuk wajahnya, daripada namanya.
Dalam ingatan, fokus pikiran hanya pada bentuk atau perubahan fisiknya saja. Nyatanya, mudah mengingat wajah seseorang tapi lupa dengan namanya, bukanlah sebuah kebetulan. Sebaliknya, hal tersebut ternyata ada penyebabnya.
Advertisement
Berkaitan Erat dengan Kemampuan Otak
Fenomena ingatnya wajah seseorang tetapi malah lupa dengan namanya ternyata ditengarai erat kaitannya dengan kemampuan otak. Menurut hasil sebuah penelitian yang dilakukan tim dari Arizona State University, otak memiliki fungsi kompleks, di antaranya untuk mengatur memori.
Di otak juga terdapat bagian khusus yang bertugas mengenali wajah. Bagian otak ini disebut sebagai fusiform face area. Letaknya berada di bagian lobus temporal atau bagian belakang telinga.
Otak Tak Punya Fungsi Mengingat Nama
Hasil penelitian yang sama juga menjelaskan jika otak tidak memiliki bagian khusus yang berfungsi mengingat nama. Otak hanya punya bagian untuk mengingat kata-kata.
Sementara nama seseorang adalah contoh dari kata khusus, bukan kata-kata yang biasanya digunakan untuk menyusun sebuah kalimat. Itulah kenapa beberapa orang memiliki kemampuan terbatas dalam mengingat nama seseorang yang jarang dijumpai.
Walau begitu, otak juga akan memproses nama seseorang seperti kata-kata pada umumnya. Bagian otak khusus itulah pada akhirnya yang membuat seseorang lebih mudah mengingat wajah, tapi sering lupa dengan nama orang.
Advertisement
Proses Mengingat Wajah dan Nama di Otak Berbeda
Dalam prosesnya, otak memiliki tugas yang berbeda dalam mengingat nama dengan wajah secara bersamaan. Otak akan mendapatkan lebih banyak tugas saat mengingat wajah, seperti melihat, mengenali, mengamati dan menyimpannya sebagai sebuah memori.
Sementara dalam mengingat sebuah nama, otak hanya akan diperintahkan untuk mendengar dan menyimpannya tanpa perlu melibatkan pengamatan. Bila kondisinya cukup parah, beberapa orang bahkan tak hanya kesulitan mengingat nama, tetapi juga kata-kata. Kondisi tersebut disebut afasia.