Fimela.com, Jakarta Tiroid merupakan kondisi ketidaknormalan pada kelenjar tiroid (yang terletak di leher bagian depan bawah),baik berupa perubahan bentuk kelenjar atau perubahan fungsinya (memproduksi hormon tiroid yang berlebihan/hipertiroid atau tidakmencukupi/hipotiroid). Sebenarnya, hormon tiroid sangat dibutuhkan untuk memastikan jaringan dan organ tubuh bekerja dengan baik, meregulasi tubuh dalam menggunakan energi, menjaga tubuh tetap hangat, serta menjaga otak, jantung, otot dan organ lain bekerja sebagaimana mestinya.
Apabila terdapat kelainan pada kelenjar tiroid, termasuk yang bersifat hormonal dapat menyebabkan metabolisme tubuh terganggu. Ketika kelenjar tiroid tidak berfungsi dengan baik, hal itujuga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk mata tiroid atau penyakit mata tiroid (TED).
Dilansir dari The British Thyroid Foundation, TED merupakan kondisi autoimun yang mempengaruhi otot dan jaringan di sekitar mata. Kondisi ini dapat terjadi pada orang dengan hipertiroidisme (tiroid yang terlalu aktif) atau hipotiroidisme (tiroid yang kurang aktif) dan ditandai dengan peradangan, pembengkakan, dan bekas luka pada jaringan mata. TED dapat mengancam ketajaman penglihatan bahkan bisa menyebabkan kebutaan.
Advertisement
“Lebih dari 40% penderita gangguan tiroid mengalami komplikasi pada mata atau biasa disebut penyakit tiroid mata. Proptosis atau eksoftalmus merupakan salah satu kondisi mata tiroid yang kerap dijumpai di tengah masyarakat. Satu atau kedua bola mata penderitanya menonjol ke depan akibat pembengkakan pada otot atau jaringan lunak sekitar bola mata,” lanjut Dr. Alia Arianti, SpM selaku Dokter Spesialis Mata Neuro-Oftalmologi JEC dan Ketua Layanan JEC Thyroid Eye Center seperti yang tertulis dilansir dari JEC Eyes Hopitals and Clinics.
Advertisement
Indonesia menjadi salah satu negara penderita Tiroid Mata terbanyak se-Asia Tenggara
Indonesia merupakan negara dengan penderita gangguan tiroid terbanyak di AsiaTenggara (kisaran 17 juta jiwa - atau 6,5% dari jumlah total secara global). Kalangan yang memiliki faktor risiko mata tiroid lebih tinggi, antara lain perempuan, perokok, usia lanjut, kontrol hormon tiroid yang buruk, pasca tindakan radioactive iodine, adanya komorbiditas seperti diabetes melitus, adanya stresor, serta durasi hipertiroid yang lama.
“Gejala mata tiroid kerap disepelekan karena dianggap umum, seperti mata melotot, kemerahan di bagian putih mata, mata kering atau dry eye, dan mata berair. Padahal, jika penanganan tidak tepat, penderita tiroid mata dapat mengancam fungsi penglihatannya yaitu pandangan ganda, penurunan ketajaman penglihatannya, hingga terjadi kebutaan,” ungkap Dr. Alia Arianti, SpM.
Oleh sebab itu, pengobatan untuk TED sangat penting dilakukan sedari dini mungkin. Hal ini bertujuan agar mendapatkan penanganan medis yang tepat dan cepat.
Pengobatan untuk TED juga tergantung pada keparahan kondisi. Kasus ringan mungkin tidak memerlukan pengobatan apa pun, sementara kasus yang parah mungkin memerlukan kombinasi obat, operasi, dan perubahan gaya hidup. Tujuan dari pengobatan adalah mengurangi peradangan, mempertahankan penglihatan, dan meningkatkan kenyamanan mata.
“Manifestasi gangguan tiroid bisa terlihat melalui organ mata - dengan kisaran 40 persen. Berdasarkan hal tersebut, pemeriksaan rutin semakin penting untuk membantu penanganan mata tiroid sesegera mungkin. Apabila kondisi penyakit tiroid dan mata tiroid terdiagnosis lebih awal, sangat mungkin perkembangannya diperlambat sebelum memberi dampak yang memburuk, termasuk turunnya ketajaman penglihatan sampai kebutaan,” tutup Dr. Referano Agustiawan, SpM(K) selaku Direktur Utama RS Mata JEC Menteng seperti tertulis dilansir dari JEC Eyes Hopitals and Clinics.
JEC Eye Hospital & Clinics telah meluncurkan layanan terbaru : JEC Thyroid Eye Center
JEC Eye Hospital & Clinics telah meluncurkan layanan terbaru yaitu JEC Thyroid Eye Center, sebuah sentra layanan terpadu mata tiroid pertama di Indonesia yang berlokasi di Menteng, Jakarta. JEC Thyroid Eye Center memiliki gabungan tim dokter antara lain dokter spesialis penyakit dalam, konsultan endokrinologi untuk penanganan kelainan tiroid yang berpadu dengan dokter spesialis mata dalam terapi kelainan mata tiroid.
Selain itu, JEC Thyroid Eye Center juga didukung oleh fasilitas teknologi yang terkini seperti laboratorium, skrining, USG, serta berbagai fasilitas diagnostik mata lengkap seperti pemeriksaan luas lapang pandang, OCT, foto fundus, serta pemeriksaan penunjang lainnya sehingga terapi dapat secara komprehensif dilakukan untuk membantu pasien
“Penanganan mata tiroid mesti dilakukan secara menyeluruh karena kaitan eratnya dengan penyakit tiroid yang berdampak pada metabolisme tubuh. Artinya, penanganan terhadap pasien mata tiroid harus terintegrasi dengan disiplin medis lainnya. Sebagai yang pertama di Indonesia, JEC Thyroid Eye Center menawarkan layanan terpadu mata tiroid guna membantu pasien mendapatkan kesembuhan yang optimal,” jelas Dr. Referano Agustiawan, SpM(K), Direktur Utama RS Mata JEC Menteng.
Hadirnya JEC Thyroid Center semakin menguatkan komitmen JEC Eye Hospitals & Clinics untuk terus berkontribusi mengoptimalkan penglihatan sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Indonesia.
*Penulis: Amelia Septika