Fimela.com, Jakarta Penggemar sepak bola kini sedang dimanjakan oleh pertandingan menakjubkan sekaligus menegangkan dari Piala Dunia 2022 yang diselenggarakan di Qatar. Melihat antusiasme penggemar sepak bola yang berbondong-bondong hadir di Qatar untuk menyaksikan langsung pertandingan tim kebanggaan mereka, para pakar di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kemungkinan serangan flu unta kepada penonton di sana.
Menurut para pakar di WHO, penggemar sepak bola di Qatar berisiko terkena infeksi sindrom pernapasan Timur Tengah (Middle East Respiratory Syndrome/MERS) atau yang juga dikenal sebagai flu unta. Qatar yang berbatasan dengan Arab Sausi, merupakan tempat pertama yang melaporkan kasus MERS pada satu dekade lalu. Flu ini telah menginfeksi puluhan orang dan membunuh hingga sepertiga dari total orang yang terinfeksi di Qatar selama dekade terakhir.
MERS termasuk dalam keluarga Coronavirus yang meliputi COVID-19 dan sindrom pernapasan akut parah (SARS). Menurut WHO, virus flu unta dapat ditransfer ke manusia dari unta yang terinfeksi. Selain itu, penularan dari manusia ke manusia mungkin terjadi. Flu unta telah diidentifikasi pada unta dromedaris di beberapa negara di Timur Tengah, Afrikam dan Asia Selatan. Terdapat 27 negara yang telah melaporkan kasus flu unta yang juga menyebabkan 858 kematian sejak tahun 2012.
Advertisement
Melansir dri Liputan6.com, Profesor Patricia Schlagenhauf, seorang ahli epidemiologi dari Pusat Kolaborasi WHO untuk Kesehatan Wisatawan beserta timnya yakni Dr Jaffar Al-Tawfiq, seorang konsultan penyakit menular di Johns Hopkins Aramco Healthcare Arab Saudi, dan Dr Philippe Gautret dari Aix Marseille University di Perancis, mengungapkan bahwa penyakit ini juga dapat dibawa ke negara lain, seperti Inggris dan AS mengingat banyaknya penggemar yang melakukan perjalanan ke Qatar untuk menonton turnamen.
Advertisement
8 Risiko Infeksi selama Piala Dunia 2022
Mengutip dari Liputan6.com, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal New Microbes and New Infections, para ilmuwan menyebutkan flu unta sebagai salah satu dari delapan 'risiko infeksi' potensial yang secara teoritis dapat muncul dalam turnamen yang berlangsung selama 4 minggu ini. Jutaan massa yang berkumpul dianggap dapat memicu penyebaran virus. Sementara itu, COVID-19 dan Mpox juga disebut sebagai dua ancaman yang paling mungkin menyerang.
Melansir dari situs MSN, terdapat 8 risiko infeksi yang mungkin terjadi selama Piala Dunia 2022. Mulai dari COVID-19, Mpox, MERS, penyakit yang ditularkan melalui vektor (leishmaniasi kulit, malaria, demam berdarah, rabies), campak, hepatitis A, hepatitis B, diare wisatawan atau traveler’s diarrhea.
Kelompok Rentan Flu Unta
Kenali kelompok orang yang berisiko terserang MERS atau flu unta selain penonton Piala Dunia di Qatar. Yaitu, baru melakukan perjalanan ke semenanjung Arab, melakukan kontak dekat dengan seseorang yang juga melakukan perjalanan ke semenanjung Arab dan jatuh sakit, melakukan kontak dekat dengan seseorang yang dikonfirmasi terinfeksi MERS-CoV, seorang petugas kesehatan yang melakukan kontak dekat dengan pasien MERS dan tidak mengikuti langkah-langkah pengendalian infeksi, melakukan kontak langsung dengan unta atau mengonsumsi daging atau susu unta mentah.
Adapun gejala MERS adalah meliputi batuk, demam, sesak napas, diare, mual, dan muntah. Seseorang yang terifenksi MERS bisa saja tidak menunjukkan gejala apapun, atau hanya memiliki gejala ringan yang tidak mengancam jiwa seperti pilek. Gejala MERS biasanya muncul dalam 2 hingga 14 hari setelah terpapar virus. Hingga saat ini, belum ada pengobatan yang disetujui untuk MERS. Perawatan medis yang dilakukan untuk menangani pasien MERS hanya berfokus untuk mengelola gejala sementara tubuh melawan infeksi.
Advertisement
Mencegah Penyebaran MERS
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran MERS atau flu unta, seperti tetap di rumah, saat berada di rumah, gunakan kamar tidur dan kamar mandi terpisah dari orang lain di rumah, rajin mencuci tangan, kenakan masker wajah saat berada di ruangan yang sama dengan orang lain, tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersih, kemudian segera buang tisu dan cuci tangan. Jangan lupa, hubungi penyedia layanan kesehatan sebelum berkunjung. Jika gejala semakin parah, segera hubungi dokter.
Sementara itu, jika Anda harus dilakukan jika tinggal bersama atau merawat orang yang terinfeksi MERS, wajib memakai masker wajah, baju medis, dan sarung tangan ketika melakukan kontak dengan cairan atau sekresi tubuh orang yang terinfeksi MERS. Gunakan juga sarung tangan saat mencuci piring, handuk, pakaian, dan hal lainnya yang memiliki kemungkinan paparan. Cuci tangan setelah melepas sarung tangan.
Penulis: Frida Anggi Pratasya
#Women for Women