Fimela.com, Jakarta Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Mohammad Syahril menyebutkan bahwa kondisi 10 dari 11 pasien gagal ginjal akut atipikal progresif yang dirawat di RSCM kian membaik usai diberi Fomepizole. Ia mengatakan bahwa obat ini teruji sangat baik karena memberikan perbaikan klinis bermakna pada 10 pasien gagal ginjal akut. Selain itu, Fomepizole juga tidak memberikan efek negatif seperti kematian dan perburukan kondisi pasien di RSCM.
"Tidak ada kematian dan tidak ada perburukan lebih lanjut. Anak tersebut sudah dapat mengeluarkan air kecil atau air seni. Dan dari hasil pemeriksaan laboratorium, kadar etilen glikol dari 10 anak tersebut sudah tidak terdeteksi zat berbahaya," kata Syahril dalam konferensi pers daring pada Selasa, 25 Oktober 2022 yang dikutip dari Liputan6.com.
Syahril juga turut menjelaskan bahwa pemberian Fomepizole sesuai dengan rekomendasi World Health Organization (WHO). Data menunjukkan pemberian Fomepizole pada pasien gangguan ginjal akut yang diduga disebabkan oleh intoksikasi memiliki efektivitas tinggi hingga di atas 90%. Pemberian Fomepizole diberikan sebanyak 5 kali suntikan. Lalu, pada psien di RSCM ada yang sudah diberikan tiga dan juga empat kali suntikan.
Advertisement
Advertisement
Dihargai 16 Juta per Satu Vial, Fomepizole Diberikan Gratis
Melansir dari Liputan6.com, Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan menyampaikan bahwa pihaknya berencana untuk mendatangkan 200 vial Fomepizole yang satu vialnya seharga Rp16 juta. Artinya, 200 vial yang dipesan akan memakan biaya Rp3,2 miliar.
"Satu vial itu harganya Rp16 juta, kami yang cover (tanggung) dan untuk sementara ini diberikan gratis (kepada pasien gangguan ginjal akut)," tutur Budi.
Sejauh ini, Indonesia sudah menerima 20 vial Fomepizole dari Singapura dan tengah menunggu 16 vial dari Australia. Indonesia juga sedang dalam proses untuk membeli Fomepizole dari Amerika Serikat.
"Kita sedang proses untuk beli dari Amerika. Mereka punya stok tidak terlalu banyak di sana. Kita juga sekarang sedang dalam proses untuk beli dari Jepang. Mereka ada stoknya sekitar 2.000-an," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengutip dari Liputan6.com.
Fomepizole sendiri merupakan obat jenis antidotum atau antidot (antidote) yang berfungsi sebagai penawar untuk mengatasi keracunan. Pada kasus gagal ginjal aku tipika progresif yang menyerang anak-anak di Indonesia, obat ini berfungsi untuk menjadi penawar keracunan karena etilen glikol dan dietlen glikol.
"Dengan adanya obat ini, misalnya kalau sudah terlanjur mengonsumsi obat yang mengandung senyawa berbahaya, kita setidaknya sudah tahu harus melakukan apa," ujar Budi.
Biaya Pasien Gagal Ginjal Akut Ditanggung BPJS
Syahril mengtakan bahwa pembiayaan pasien gagal ginjal akut atipikal progresif akan ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Jika pasien bukan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari BPJS dan merupakan pasien yang tidak mampu, maka biaya pengobatan akan ditanggung oleh pemerintah daerah setempat. Mengutip dari Liputan6.com, Presiden Jokowi juga telah meminta agar pasien gagal ginjal akut diberikan pengobatan gratis.
"Saya minta diberikan pengobatan gratis kepada pasien-pasien yang dirawat. Ini penting sekali," ujar Jokowi saat rapat terbatas dengan sejumlah menteri dan Kepala lembaga di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (24/10/2022).
Presiden Jokowi juga meminta agar pelayanan kesehatan terhadap kasus gagal ginjal akut ini dipersiapkan, mulai dari pengadaan obat-obatan untuk menangani gagal ginjal hingga pelayanan kesehatan lainnya.
Advertisement
Update Kasus Gagal Ginjal Akut per 24 Oktober 2022
Melansir dari Liputan6.com, Syahril menyampaikan bahwa terdapat penambahan kasus gagal ginjal akut yang dilaporkan oleh 26 porvinsi. Selain itu, total angka kematian dari kasus gagal ginjal pun ikut bertambah menjadi 255 kasus gangguan ginjal akut atipikal progresif dengan 143 kematian.
"Perkembangan kasus gagal ginjal akut per 24 Oktober terdapat 255 kasus, yang berasal dari 26 provinsi. Dan yang meninggal sebanyak 143 atau angka kematiannya 56 persen," ujar Syahril.
Sebelumnya diketahui bahwa jumlah kasus gangguan ginjal berjumlah 245 namun sudah bertambah 10 kasus lagi menjadi 255 kasus. Penambahan tersebut dikatakan bukan merupakan kasus gagal ginjal akut baru, melainkan kasus yang baru saja dilaporkan dan datanya baru ikut dimasukkan ke dalam daftar. Tambahan kasus tersebut terjadi pada bulan September dan awal Oktober 2022.
Penulis: Frida Anggi Pratasya
#Women for Women