Fimela.com, Jakarta Kementerian Kesehatan RI menyebut peningkatan kasus gangguan ginjal akut pada anak tidak ada kaitannya dengan COVID-19 dan vaksinasi COVID-19.
"Tidak ada bukti hubungan kejadian gangguan ginjal dengan infeksi COVID-19 dan vaksin COVID-19. Vaksin COVID-19 belum menyasar pada usia dI bawah 4 tahun," kata dr. Syahril, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam konferensi pers virtual pada Rabu (19/10/2022).
Sejak akhir Agustus 2022, Kementerian Kesehatan RI dan Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI menerima laporan adanya peningkatan kasus gangguan ginjal akut progresif pada anak. Kasus ini banyak dialami oleh anak-anak di usia di bawah lima tahun.
Advertisement
dr. Syahril pun menyebut belum ada penyebab pasti yang mengakibatkan terjadinya peningkatan kasus gangguan ginjal akut pada anak. Menurut data terakhir yang diterima Kementerian Kesehatan, per 18 Oktober 2022, jumlah kasus gangguan ginjal pada anak yang dilaporkan sudah sebanyak 206 kasus dari 22 provinsi.
Advertisement
Peningkatan kasus gangguan ginjal
Dari kasus yang dilaporkan tersebut, terdapat 98 kasus kematian yang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo sebagai rumah sakit yang ditunjuk secara nasional.
Menanggapi terjadinya peningkatan kasus ini, Kementerian Kesehatan bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan, IDAI, Ahli Farmatologi, dan Pusat Laboratorium Forensik melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui pasti penyebabnya. Hasil pemeriksaan sementara pada sampel obat diduga ada senyawa yang berpotensi menyebabkan gangguan metabolisme yang berimbas pada gangguan organ, seperti ginjal.
Orangtua harus waspada
Kementerian Kesehatan RI juga turut mengimbau orangtua agar lebih waspada terhadap menurunnya jumlah air seni pada anak. Baik itu secara frekuensi maupun jumlahnya.
Menurut dr. Syahril, tanda awal dari gangguan ginjal ini terkadang tidak disertai oleh demam atau muntah. Melainkan terjadi penurunan jumlah air seni pada anak.