Fimela.com, Jakarta Erotomania merupakan kondisi seperti delusi dimana seseorang berpikir bahwa terdapat seseorang yang mecintai mereka padahal kenyataannya tidak. Seseorang yang dipikirkan tersebut bisa merupakan orang yang tidak dikenal atau belum pernah bertemu sebelumnya, seperti artis, penyanyi, politisi, ataupun orang terkenal lainnya.
Orang yang mengidap erotomania biasanya berpikir bahwa orang tersebut benar-benar mencintai mereka bahkan yakin kalau mereka sedang menjalin hubungan dengan orang tersebut. Pengidap erotomania tidak bisa menerima fakta bahwa hal tersebut hanyalah imajinasi atau halusinasi mereka saja.
Erotomania atau yang juga dikenal dengan sebutan de Clerambault syndrome dapat terjadi dengan sendirinya. Namun, kondisi ini biasanya berhubungan dengan kondisi kesehatan mental lainnya seperti schizophrenia atau bipolar disorder. Kondisi Erotomania dapat terjadi selama berminggu-minggu bahkan bertahun-tahun.
Advertisement
Para peneliti masih belum menemukan penyebab pasti erotomania. Sebuah studi menunjukkan bahwa sosial media dapat memperburuk kondisi delusi pada sebagian orang. Selain itu, stress juga dapat menjadi pemicu kondisi erotomania. Untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai erotomania, berikut penjelasannya yang sudah dirangkum dari webmd.com.
Advertisement
Gejala Erotomania
Salah satu gejala yang paling mencolok pada orang yang mengidap erotomania adalah memiliki kepercayaan yang salah bahwa terdapat seseorang yang memiliki perasaan kuat terhadap diri mereka. Kondisi ini mungkin dapat memperbaiki suasana hati dan kepercayaan diri pengidap erotomania pada awalnya. Namun, lama-kelamaan pengidap erotomania akan merasa marah jika ada seseorang yang berusaha menyadarkan mereka.
Pengidap erotomania kemungkinan berperilaku normal di kesehariannya. Namun ketika delusi mereka semakin tumbuh, hal itu akan membuat mereka merasa bahwa kekasih mereka (target delusi) mengirimkan petunjuk atau pesan nonverbal pada mereka di kegiatan sehari-harinya, seperti melalui nomor plat kendaraan atau lampu di pesawat.
Hal ini tentunya berbahaya bagi seseorang yang menjadi target delusi karena pengidap erotomania memiliki kemungkinan besar untuk menguntit target mereka meskipun orang tersebut tidak kenal dan tidak memiliki urusan apapun dengan mereka. Oleh karena itu, perilaku pengidap erotomania dapat menjadi hal yang sangat menakutkan bagi si target delusi.
Pada beberapa kasus yang serius, pengidap erotomania sampai mendapatkan tuduhan atau hukuman atas penguntitan dan pelecehan. Mereka bahkan akan mencoba untuk menyakiti dirinya sendiri jika ada orang yang mengatakan kalau apa yang mereka percaya (halusinasikan) itu tidak nyata.
Kelompok orang yang rentan terkena Erotomania
Erotomania tampaknya lebih umum terjadi pada perempuan, namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa pria juga memiliki kemungkinan untuk mengidap erotomania. Kondisi erotomania dapat muncul setelah masa pubertas, namun biasanya terjadi di usia paruh baya atau lebih.
Selain faktor dari penyakit mental lainnya, gen keluarga juga kemungkinan menjadi penyebab munculnya erotomania pada seseorang. Kondisi delusi bisa saja sudah mengalir dalam gen keluarga. Namun, lingkungan, gaya hidup, dan kesehatan mental secara keseluruhan juga berperan dalam terjadinya erotomania pada seseorang. Ciri-ciri umum yang biasanya ditunjukkan oleh pengidap erotomania adalah sebagai berikut:
1. Tingkat percaya diri yang rendah.
2. Perasaan ditolak atau kesepian.
3. Mengisolasi diri dari lingkungan sosial.
4. Kesulitan menerima sudut pandang orang lain.
Advertisement
Penanganan Erotomania
Erotomania juga dapat menjadi tanda suatu kondisi kesehatan lainnya yang mempengaruhi cara berpikir seseorang. Hal itu meliputi Schizophrenia, Bipolar Disorder, Tumor Otak, kecanduan terhadap obat-obatan atau alkohol, dan dementia (sangat jarang).
Kondisi erotomania dapat ditangani oleh dokter, namun orang yang mengidap erotomania kemungkinan besar tidak akan mau menemui dokter karena mereka merasa apa yang mereka pikirkan adalah nyata dan dapat membuat mereka merasa lebih baik. Terdapat 3 cara untuk menangani erotomania, di antaranya:
1.Terapi
Talk teraphy atau terapi berbicara merupakan pengobatan utama kondisi erotomania. Pengobatan ini dapat meliputi terapi perilaku kognitif atau Cognitive Behavioral Therapy (CBT), dan terapi lainnya.
2.Pemberian obat resep
Dokter mungkin akan memberikan rangkaian obat seperti obat antipsikotik, antidepresi, atau obat penstabil suasana hati lainnya. Hal ini dapat membantu mengurangi penyakit mental yang medasari kondisi pada pengidap erotomania.
3.Perawatan Paksa
Jika pengidap erotomania sudah sampai kondisi yang parah sehingga memiliki kemungkinan untuk membahayakan diri sendiri ataupun orang lain, perawatan paksa dapat menjadi salah satu solusi untuk menangani kondisinya. Hal ini tidak melanggar hukum selama dilakukan demi kebaikan orang tersebut.
Â
*Penulis: Frida Anggi Pratasya.
#Women for Women