Fimela.com, Jakarta Sejumlah perempuan dari berbagai negara di seluruh dunia menyampaikan keluhan mereka terkait vaksinasi COVID-19 yang mempengaruhi siklus menstruasi. Hal tersebut ternyata bukan hanya mitos belaka melainkan fakta yang sudah terbukti melalui sebuah penelitian yang telah dilakukan. Rupanya, vaksinasi COVID-19 memang menyebabkan terlambatnya siklus menstruasi bagi sebagian perempuan.
Penelitian yang diterbitkan di British Medical Journal pada Selasa kemarin melibatkan sekitar 20 ribu perempuan yang menunjukkan bahwa mereka yang divaksinasi mengalami rata-rata keterlambatan menstruasi selama satu hari dibandingkan dengan mereka yang tidak divaksin.
Para peneliti tersebut melakukan analisis data dari perempuan yang menggunakan aplikasi Natural Cycles (sebuah aplikasi untuk melacak siklus menstruasi setiap bulan) yang sebagian besar penggunanya berasal dari Amerika Utara, Inggris, dan Eropa. Jumlah partisipan penelitian ini adalah 14.936 perempuan yang divaksinasi COVID-19 dan 4.686 perempuan yang tidak divaksinasi COVID-19.
Advertisement
Melihat dari tiga siklus menstruasi sebelum divaksin dan satu kali siklus menstruasi setelah divaksin melalui aplikasi Natural Cycles, peneliti menemukan bahwa mereka yang sudah divaksin COVID-19 mengalami keterlambatan tepatnya 0,71 hari dari biasanya. Sementara itu, perempuan yang telah mendapatkan dua kali vaksin mengalami keterlambatan yang lebih parah yakni mencapai delapan hari atau bahkan lebih.
Namun, mengutip dari Liputan6.com, Alison Edelman yang merupakan seorang profesor bidang obstetri dan ginekologi dari Oregon Health & Science University, Amerika Serikat, mengatakan bahwa hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena perubahan siklus ini tidak akan permanen dan hanya akan berlangsung sementara.
Advertisement
Bagaimana Vaksin Pengaruhi Sikuls Menstruasi?
Melansir dari Liputan6.com, Edelman mengatakan bahwa berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, para peneliti masih belum mengetahui secara persis mengapa vaksin bisa mempengaruhi sikuls menstruasi pada perempuan. Edelman sementara menduga bahwa hal ini kemungkinan terkait dengan respons kekebalan yang kuat sehingga dapat memicu fluktuasi menstruasi.
Edelman juga mengatakan bahwa perubahan apapun dapat mempengaruhi siklus menstruasi, termasuk kecemasan yang muncul jelang vaksinasi. Para peneliti juga mengungkapkan bahwa salah satu keterbatasan utama dari penelitian ini adalah hanya meilbatkan mereka yang tidak menggunakan alat kontrasepsi, memiliki siklus teratur sebelum divaksinasi, dan berusia antara 18 hingga 45 tahun.
Keluhan Nyeri Menstruasi Setelah Divaksinasi
Sebagian perempuan mengeluhkan jika menstruasi yang mereka alami terasa lebih menyakitkan setelah mendapatkan vaksinasi COVID-19. Namun, hal tersebut tidak dibahas di dalam penelitian ini sehingga masih belum ada jawaban pasti.
Mengutip dari Liputan6.com, Edelman mengatakan bahwa terdapat penelitian berbeda yang masih dalam peer review menunjukkan bahwa vaksinasi COVID-19 terkadang dapat menyebabkan menstruasi yang lebih berat. Penelitian tersebut menemukan bahwa vaksinasi COVID-19 mungkin membuat perempuan mengalami keluarnya lebih banyak darah saat menstruasi.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa vaksinasi COVID-19 memiliki beragam efek pada periode menstruasi. Sebuah survey yang diterbitkan pada musim gugur lalu mengumpulkan informasi tentang menstruasi dan vaksinasi dari 160 ribu orang dan hasilnya menunjukkan bahwa sebagian partisipan mengalami menstruasi dengan darah yang lebih banyak.
Seorang asisten profesor dari Universitas Tulane, Katharine Lee, mengatakan bahwa hasil survey tersebut bukan sesuatu yang harus dikahwatirkan, melainkan dapat menjadi informasi bagi para perempuan yang telah vaksinasi COVID-19 agar selalu mengganti pembalut lebih sering mengingat darah yang keluar saat menstruasi lebih banyak dari biasanya.
Advertisement
Keluhan Efek Vaksinasi COVID-19 terhadap Siklus Menstruasi
Keluhan terkait efek vaksinasi COVID-19 terhadap siklus menstruasi bagi sebagian perempuan di seluruh dunia sebelumnya pernah disampaikam oleh National Medicine Safety Agency (ANSM) Prancis. ANSM Prancis mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima lebih dari 10 ribu laopran terkait adanya gangguan menstruasi setelah penerimaan vaksinasi COVID-19.
Laporan keseluruhan tersebut mencakup 9.381 keluhan dari vaksin Pfizer dan 1.557 dari vaksin Moderna. ANSM pun mendesak para perempuan untuk memberikan informasi detail terkait keluhan menstruasi yang dialamu setelah menerima vaksin COVID-19.
Namun, hingga saat ini masih belum dapat disimpukan terkait hubungan antara vaksin mRNA dengan perubahan siklus menstruasi yang dikeluhan oleh sebagian perempuan. Data yang ada saat ini juga belum menjelaskan secara rinci mengenai apa yang terjadi seperti yang disampaikan di laman Connexion France.
Â
Penulis: Frida Anggi Pratasya
 #Women for Women