Fimela.com, Jakarta Kesehatan otak bagi generasi milenial dan gen z merupakan suatu permasalahan penting yang harus segera diberikan solusi karena pada masa ini, otak sedang berada dalam tahap perkembangan. Hal ini penting karena otak merupakan organ utama yang memiliki peran yang sangat berguna yakni untuk mengendalikan seluruh tubuh. Otak merupakan pusat kesadaran dan organ yang memiliki neuron dengan fungsi terpenting.
Kesehatan otak juga dapat berpengaruh pada kegiatan sehari-hari karena otak memiliki fungsi sensorik, motorik, emosional, dan perilaku. Oleh karena itu, otak dapat membantu manusia untuk berpikir dan mengambil keputusan dalam waktu yang cepat. Namun, seringkali hal ini menimbulkan rasa panik dan kecemasan karena keputusan yang diambil tidak sesuai dan malah menimbulkan masalah lainnya.
Advertisement
Advertisement
Perasaan Cemas Berlebih
Perasaan cemas merupakan emosi yang hadir ketika seseorang mengalami masalah. Rasa cemas juga merupakan respon otak atas potensi bahaya yang akan terjadi. Namun, hal ini akan menjadi masalah jika perasaan cemas tersebut datang secara terus-menerus. Jika hal tersebut terjadi, maka itu merupakan tanda bahwa seseorang menderita gangguan kecemasan.
Gangguan kecemasan dapat merusak kesehatan jiwa dan juga otak karena hal ini membuat otak melepaskan hormon secara teratur. Hormon yang dilepaskan oleh otak berupa Adrenalin dan Kortisol. Hormon Kortisol ini dapat mengakibatkan bertambahnya berat badan jika gangguan kecemasan terjadi secara berkelanjutan. Selain itu, pelepasan hormon secara teratur oleh otak juga dapat menyebabkan timbulnya gejala seperti sakit kepala, mual, dan berujung depresi.
Menurut data statistik Deloitte, Millenials dan Gen Z tercatat sebagai orang-orang yang memiliki tingkat kecemasan lebih tinggi dibandingkan Baby Boomers dan Gen X sejak pandemi COVID-19. Persentase tingkat kecemasan perempuan Millenials mencapai 44,3 persen dan perempuan Gen Z sebesar 52,3 persen. Sedangkan persentasi tingkat kecemasan pada pria Millenials yaitu 37,6 persen dan pria Gen Z sebesar 38,3 persen.
Tingginya persentase tingkat kecemasan terhadap Millenials dan Gen Z disebabkan karena mereka merupakan generasi yang lahir dan hidup berdampingan dengan trasformasi teknologi digital. Hal tersebut sering membuat Millenials dan Gen Z merasa dituntut untuk menunjukkan citra gaya hidup dan kebutuhan finansialnya di platform media sosial miliknya.
Self Love Journaling
Otak para Millenials dan Gen Z yang sedang dalam tahap perkembangan seringkali membuat mereka membuat keputusan ceroboh karena penalarannya yang masih kompleks yang berdampak pada tingkat kecemasan serta kesehatan otak. Melihat hal itu, Stress Management Indonesia bergerak untuk membantu para Millenials dan Gen Z dengan Self Discovery Book yang diberi judul Self Love Journaling.
CEO of Stress Management Indonesia, Coach Pris menyampaikan, "Kami ingin membantu kebutuhan generasi muda menggunakan Self Discovery Book dengan judul Self Love Journaling yang setiap bulannya akan diadakan kelas monitoring dalam jangka waktu 6 bulan. Dengan adanya buku ini, Stress Management Indonesia berharap para Millennials dan Gen Z yang mengisi buku tersebut dapat meluapkan perasaan dan pikiran mereka serta membangun versi diri sendiri yang lebih baik kedepannya."
Di dalam buku ini terdapat macam-macam kolom menulis yang berisikan tips, kata-kata motivasi, serta pertanyaan mendalam terkait kehidupan di masa kecil dan kondisi keluarga. Self Love Journaling diharapkan dapat membantu para Millenials dan Gen Z untuk dapat mengidentifikasi penyebab perasaan sedih, kesal, dan cemas yang dialami. Dengan mengetahaui penyebab dari perasaan yang dirasakan, Self Love Journaling dapat membantu mereka untuk menjadi pribadi yang lebih tenang, bersyukur, dan bahagia.
Penulis: Frida Anggi Pratasya
#Women for Women