Fimela.com, Jakarta Tidak dapat disangkal bahwa mewarnai rambut menjadi aktivitas menyenangkan dan memberikan perubahan total pada penampilan. Apalagi di zaman yang saat ini ada banyak jenis dan style pewarnaan rambut yang membuat penampilan semakin menarik dan meningkatkan rasa percaya diri.
Tapi, ada hal-hal yang perlu diperhatikan ketika memutuskan mewarnai rambut. Dikutip dari whyy.org, aktivitas mewarnai rambut memiliki risiko kesehatan terutama pewarna rambut dengan kandungan kimia tinggi. Mulai gejala iritasi ringan hingga masalah kesehatan berat mengancam tubuh lewat proses pewarnaan rambut.
Apa yang menyebabkannya dan apa saja risiko kesehatan yang ditimbulkan? Simak penjelasan berikut yang dirangkum dari beberapa sumber.
Advertisement
Advertisement
Bagaimana bahan kimia masuk ke tubuh ketika proses pewarnaan?
Melissa Piliang, seorang Dermatolog di Claveland Clinic menyebutkan ada dua cara bahan kimia menyerap ke tubuh melalui proses pewarnaan rambut. Pertama, pewarna rambut cenderung memiliki aroma kuat dan menyengat, hal ini bisa jadi aerosol dan menyerap ke paru-paru ketika terhirup. Kedua, melalui kulit, untuk menembus kutikula rambut, molekul-molekul harus sangat kecil, dan molekul yang lebih kecil lebih mungkin untuk dapat menembus kulit.
Bahan kimia juga berpotensi menyerap melalui kantong kelenjar di kulit kepala atau biasa disebut folikel. Jadi melalui folikel rambut, bahan kimia pewarna rambut bisa masuk ke aliran darah. Kondisi ini bisa membahayakan karena banyak bahan kimia dalam pewarna rambut memicu masalah kesehatan.
Beberapa bahan kimia dalam pewarna rambut yang menimbulkan risiko kesehatan yaitu paraphenylenediamine (PDD), amonia, timbal, formaldehida, dan benzena.
Risiko kesehatan akibat mewarnai rambut
Over processing pada rambut
Dikutip dari styecraze.com, dalam proses bleaching digunakan produk mengandung amonia dan peroksida. Ketika amonia menyerap ke batang rambut dan peroksida berproses kimia untuk memutihkan pigmen alami rambut. Dalam memahami proses kimianya, tentu saja ini artinya merusak bagian alami dari rambut.
Pewarnaan berlebihan dengan bahan kimia dapat menyebabkan rambut kehilangan kemilau alaminya, mudah patah, dan dalam beberapa kasus mengalami kerontokan parah. Sementara rambut yang diproses dapat sehatkan kembali sampai batas tertentu dengan perawatan rambut. Satu-satunya cara untuk menghilangkan kerusakan dari pemrosesan yang berlebihan adalah dengan memotong rambut Anda.
Â
Advertisement
Reaksi alergi
Pewarna rambut tidak jarang menyebabkan reaksi alergi, terutama pewarna rambut permanen mengandung paraphenylenediamine (PDD), yang merupakan penyebab alergi umum. Orang-orang dengan kontak langsung dengan antara kulit dan bahan kimia ini rentan memiliki reaksi alergi.
Orang dengan kondisi kulit, seperti eksim dan psoriasis, sebaiknya menahan diri untuk tidak menggunakan pewarna rambut. Dalam kasus yang lebih ringan, pewarna rambut dapat menyebabkan gatal, iritasi kulit, kemerahan, atau pembengkakan pada kulit kepala atau area sensitif lainnya seperti wajah dan leher.
Hal lain yang perlu diingat ketika menggunakan pewarna ini adalah bahwa meskipun tidak memiliki reaksi alergi di masa lalu bukan berarti tidak akan memilikinya di masa depan. Semakin banyak mewarnai rambut, semakin besar kemungkinan mengalami reaksi yang merugikan.
Mata merah
Ketika tidak berhati-hati ketika mewarnai rambut dapat menyebabkan bahan kimia berkontak dengan bagian tubuh yang sensitif di wajah. Seperti bahan kimia dari pewarna rambut bersentuhan dengan mata, hal itu dapat menyebabkan konjungtivitis atau mata merah. Dalam kasus lain, itu menyebabkan peradangan yang parah.
Asma
Asma adalah salah satu gejala reaksi alergi parah terhadap pewarna rambut. Menghirup bahan kimia dalam pewarna rambut secara terus-menerus dapat menyebabkan batuk, bersin, radang paru-paru, radang tenggorokan, dan serangan asma.
Advertisement
Memengaruhi tingkat kesuburan
Meskipun beberapa penelitian menyatakan bahwa ada penyerapan sistemik dalam produk rambut, pewarna rambut mungkin tidak benar-benar mempengaruhi kesuburan atau kehamilan. Namun, karena mereka menunjukkan kemungkinan risiko terkena pewarna rambut untuk waktu yang lama, lebih baik untuk menghindari pewarna rambut jika ingin hamil atau sedang hamil.
Kanker
Ketika pewarna rambut permanen pertama kali diperkenalkan, mereka memiliki senyawa yang bersifat karsinogenik (penyebab kanker). Sementara formulanya diubah untuk menggantikan bahan kimia ini, perdebatan mengenai apakah pewarna rambut dapat menyebabkan kanker belum dihentikan. Sebaliknya, penelitian dan studi lebih ilmiah diperlukan untuk menetapkan hubungan yang pasti antara penggunaan pewarna rambut permanen dan kanker.
Â
*Penulis: Tasya Fadila.
#Women for Women