Fimela.com, Jakarta Vaksinasi COVID-19 dosis keempat sempat menjadi pembicaraan hangat. Terutama ketika kasus harian COVID-19 nasional kembali melambung mencapai angka 2000 kasus dalam beberapa hari. Menanggapi topik tersebut, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menjawab bahwa vaksinasi booster kedua atau vaksinasi dosis keempat belum resmi bergulir untuk masyarakat Indonesia
“Vaksinasi dosis keempat secara resmi belum ya,” tegasnya saat berdialog dengan wartawan di Gedung Kementerian Kesehatan RI Jakarta, ditulis Senin (11/7). Budi Gunadi menyebutkan bahwa saat ini pemerintah tengah berfokus mengejar capaian vaksinasi dosis ketiga yang masih rendah dibanding vaksin dosis pertama dan kedua. Budi Gunadi menekankan satu hal yang sama terkait vaksin dosis satu hingga tiga, yaitu sama-sama penting demi melindungi tubuh dari penularan virus Corona. Karena itu, ide mengimbau masyarakat untuk segera melengkapi vaksinasi hingga dosis booster.
“Vaksinasi COVID-19, mau nomor 1, 2, 3, 4, 5 sekalipun ya tidak melindungi kita dari penularan infeksi virus. Jadi, kalau sudah divaksin pun pasti kena (terpapar COVID-19), tapi dia (vaksin) melindungi kita dari keparahan,” jelasnya Budi Gunadi.
Advertisement
Advertisement
Vaksinasi Perkuat Imun Tubuh
Budi Gunadi memberi penjelasan bahwa vaksinasi COVID-19 membentuk kekebalan individu bisa terpapar COVID-19. Sehingga apabila tertular COVID-19 makan gejala bisa menjadi lebih ringan sehingga tidak perlu dirawat di rumah sakit. Berkat vaksinasi, tingkat kematian akibat COVID-19 dapat menurun.
“Yang tadinya, misalnya, batuk-batuk terus dan demam, jadi enggak ada gejala. Yang sakitnya lama, jadi cepat sembuh. Vaksinasi tetap dibutuhkan untuk memperkuat daya tahan tubuh supaya tidak masuk rumah sakit dan wafat,” jelas Menkes Budi Gunadi.
Meningkatkan Antibodi Melalui Vaksinasi
Masyarakat memiliki perlindungan dan antibodi yang lebih baik setelah melakukan vaksinasi ataupun infeksi alamiah. Hal ini bisa dilihat dari hasil sero survei antibodi yang dilakukan Kementerian Kesehatan dan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia.
“Pas Lebaran kemarin, kasus COVID-19 enggak naik ya kita pakai data. Sero survei pada Desember 2021 sebanyak 88 persen orang Indonesia ada antibodi, baik dari vaksinasi dan infeksi,” Budi Gunadi Sadikin menjelaskan.
Budi Gunadi memaparkan bahwa 88 persen masyarakat Indonesia di level antibodi 400-500an kadar titiernya. Kemudian, di bulan Maret 2022 sebelum lebaran tes kembali dilakukan untuk membantu pemerintah membuat kebijakan yang tepat untuk penanganan COVID-19. Hasil yang diperoleh 99,2 persen masyarakat Indonesia sudah punya antibodi. Sehingga mudik lebaran diizinkan pemerintah.
“Kita tes kekuatan antibodi 99,2 persen di level berapa? Itu (titer) naik dari 400 - 500 ke 6.000 - 7.000. Itu sebabnya saya bilang (ke Jokowi), ‘enggak apa-apa mudik.’ Toh, level antibodi tinggi sekali. Alhamdulillah, kasus enggak naik signifikan. Ya itu bukan beruntung, tapi berbasis data (sero survei),” terang Menkes Budi Gunadi.
Advertisement
Survei Sero Ketiga Tengah Berjalan
Menkes Budi Gunadi menyebutkan bahwa sero survei antibodi ketiga sedang berjalan semenjak 4 Juli 2022 dan diperkirakan hasilnya sudah keluar pada akhir Juli 2022. Sero survei berlangsung di 34 provinsi di Indonesia sama seperti ketika survei bulan Desember 2021, dan kebijakan selanjutnya dari pemerintah akan juga dipertimbangkan berdasarkan hasil survei ini.
Menkes Budi Gunadi mengatakan, sero survei antibodi COVID-19 pada Juli 2022 akan menjadi masukan berbasis bukti ilmiah kepada Presiden Jokowi untuk mengambil kebijakan terkait pandemi COVID-19 di Tanah Air.
"Semoga pada Agustus 2022, Presiden bisa ambil kebijakan berkaitan dengan Kemerdekaan Indonesia," lanjutnya saat sesi Transformasi Kesehatan beberapa waktu lalu.
Penulis: Tasya Fadila
#Women for Women