Fimela.com, Jakarta Subvarian Omicron terus menyebar dengan cepat. Saat ini, subvarian itu sudah menyebar di beberapa kota di Indonesia, penyebarannya yang cepat mengakibatkan lonjakan kasus di berbagai negara.
Tak hanya itu, Omicron BA.4 dan BA.5 menjadi salah satu penyebab peningkatan kasus Covid-19 di Eropa, Asia, dan Amerika. Dikutip dari Liputan6.com, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ini dinilai lebih mudah menginfeksi dari subvarian lainnya.
Subvarian BA.4 dan BA.5 diyakini mampu menyusup ke dalam imunitas tubuh manusia meskipun sudah mendapat vaksinasi. Oleh karenanya, kamu perlu mengetahui gejala Omicron BA.4 dan BA.5 beserta tingkat keparahan dan penularannya.
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
Gejala Omicron BA.4 dan BA.5
Umumnya, pasien subvarian BA.4 dan BA.5 menunjukkan gejala yang ringan. Meski begitu, subvarian ini berpotensi menyebar dalam jumlah besar dan lebih cepat. Ini sebabnya, penting bagi kamu mengetahui gejala Omicron BA.4 dan BA.5.
Pada 12 Juni 2022 lalu, Kemenkes melaporkan 4 kasus di Jakarta. Menurut data yang dibagikan Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dokter spesialis paru konsultan Erlina Burhan, empat orang yang terdeteksi di Jakarta itu tiga diantaranya bergejala, sementara satu kasus tidak diketahui ada gejala atau tidak.
Menurut hasil tes whole genome sequencing yang keluar 10 Juni 2022, salah seorang pasien perempuan yang terpapar BA.5 menjadi satu-satunya pasien yang bergejala sedang. Pasien menunjukkan gejala batuk, sesak napas, sakit kepala, mual muntah.
Erlina menambahkan, gejala BA.4 dan BA.5 ini mirip dengan awal-awal Omicron terdahulu BA.1 yang ringan dan sedang.
Tingkat keparahan
Berdasarkan keterangan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC), saat ini tidak ada indikasi perubahan tingkat keparahan BA.4/BA.5 dibandingkan dengan garis keturunan Omicron sebelumnya. Walau begitu, BA.4 dan BA.5 termasuk ke dalam varian Omicron yang menjadi varian perhatian dalam pemantauan.
The UK Health Security Agency (UKHSA) menerbitkan penilaian risiko dari dua subvarian yang membandingkannya dengan Omicron BA.2. Hasilnya, subvarian baru ini berpotensi mampu menghindari sistem kekebalan lebih baik daripada BA.2.
Penulis: Ersya Fadhila Damayanti
#Women for Women