Fimela.com, Jakarta Hampir semua perempuan pernah merasa nyeri dan kram perut. Nyeri dan kram ini biasanya terjadi menjelang atau saat menstruasi. Namun Sahabat Fimela, nyeri dan kram juga bisa terjadi di lain waktu misalnya saat hamil atau bahkan saat ovulasi.
Melansir dari laman medicalcenter.com, nyeri ovulasi adalah hal yang normal terjadi pada setiap perempuan. Nyeri ini bisa terjadi di setiap siklus ovulasi atau sesekali waktu. Para ahli mengungkapkan bahwa satu dari lima perempuan di dunia akan merasakan nyeri dan kram saat ovulasi.
Advertisement
Kapan Nyeri Ovulasi Terjadi?
Biasanya, nyeri ovulasi terjadi dua minggu sebelum siklus menstruasi. Ovulasi adalah proses pelepasan telur yang telah matang dari dalam rahim untuk kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk dibuahi. Saat ovulasi, peluang untuk kehamilan sangat tinggi. Jadi penting bagi Sahabat Fimela yang merencanakan kehamilan untuk berhubungan intim di waktu ini.
Tak perlu khawatir jika mengalami nyeri dan kram perut saat masa ovulasi karena ini hal yang aman. Namun, jika nyeri dan kram yang terjadi begitu menyakitkan dan berlangsung secara terus-menerus, jangan segan untuk mengonsultasikan hal ini dengan dokter ahlinya serta cari tahu penyebab nyeri. Beberapa penelitian menyebutkan jika nyeri saat ovulasi tidak serta merta karena proses ovulasi yang ada.
Tanda-Tanda Nyeri Ovulasi
- Perut bagian bawah di salah satu sisi terasa sakit atau nyeri.
- Nyeri disertai mual karena meningkatkan risiko tidak nyaman.
- Mengalami pendarahan atau keputihan ringan pada miss V.
Itulah beberapa tanda dari ovulasi. Namun jika rasa nyeri dan kram ini terlalu berlebihan disertai demam, diare dan muntah, keluar keputihan yang berbau busuk atau menyengat serta adanya tanda kehamilan awal, pastikan untuk segera memeriksakan diri ke dokter ahlinya. Cari tahu penyebab nyeri dan kram yang ada dan segera cari solusi untuk menanganinya. Semoga informasi ini bermanfaat.
#WomenForWomen