Fimela.com, Jakarta Kafein adalah salah satu kandungan yang paling terkenal dalam kopi karena kafein yang berperan atas rasa pahit pada kopi. Selain berperan atas rasa pahit, kafein juga memiliki peran untuk menstimulasi kerja otak dan jantung. Oleh sebab itu, banyak orang mengonsumsi kopi saat mereka merasa lesu karena kandungan kafein pada kopi mempu membuat mereka kembali terjaga dan bersemangat.
Tetapi, di balik populernya berbagai jenis kopi saat ini, masih ada berbagai mitos mengenai kopi dan kafein yang dipercaya oleh masyarakat. Berikut adalah 6 mitos paling umum mengenai kopi dan kafein yang harus diluruskan.
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
1. Kafein buruk bagi kesehatan
Osteoporosis adalah salah satu dampak buruk kafein bagi kesehatan. Tetapi, seseorang baru akan mengalami osteoporosis jika mereka mengonsumsi lebih dari 700mg kaferin setiap hari. Padahal kenyataannya, jumlah rata-rata konsumsi kafein seseorang setiap harinya adalah sekitar 300mg. Sehingga, kafein tidak sepenuhnya berdampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah yang tidak berlebihan. Bahkan menurut penelitian, konsumsi kafein yang cukup dapat berdampak baik pada kesehatan, seperti menurunkan risiko beberapa jenis kanker, penyakit hati kronis, dan stroke, bahkan memperbaiki kondisi peradangan.
2. Kafein dapat memperbaiki kondisi kurang tidur
Kafein berfungsi menstimulasi kerja otak dan jantung, sehingga saat seseorang mengonsumsi kopi dan kafein, mereka akan semakin berenergi, waspada, dan terjaga. Tetapi, hal tersebut bukan berarti kafein dapat memperbaiki kondisi yang disebabkan oleh kurang tidur. Tidak ada yang bisa memperbaiki kondisi kurang tidur selain waktu tidur yang cukup dan nyenyak. Saat seseorang mengonsumsi kopi, kafein yang ada di dalam kopi bertugas untuk menghambat hormon yang membuatmu merasa mengantuk, sehingga mereka akan terus terjaga. Tetapi, ketika efek kafein mulai hilang, hormon tersebut akan kembali muncul dan menimbulkan rasa kantuk.
3. Kopi tanpa kafein tidak mengandung kafein
Kopi tanpa kafein bukan berarti jenis kopi tersebut tidak mengandung kafein sama sekali, melainkan jenis kopi tersebut memiliki jumlah kafein yang lebih rendah dibandingkan jenis kopi pada umumnya. Menurut FDA (Food and Drug Administration), kopi dapat dikatakan sebagai kopi tanpa kafein jika mereka mampu mengurangi 95% kadar kafein pada kopi tersebut. Kopi tanpa kafein biasanya direkomendasikan untuk mereka yang memiliki kondisi lambung yang lemah.
4. Minum kopi dapat menghentikan pertumbuhan tulang
Proses pertumbuhan tulang paling drastis terjadi pada masa anak-anak dan remaja. Jika pertumbuhan tulang sudah selesai, maka proses pertumbuhan tulang pun selesai. Secara umum tidak ada konsumsi makanan tertentu yang dapat menghambat atau menghentikan proses pertumbuhan tulang, termasuk konsumsi kopi. Mitos ini kurang lebih sama dengan kondisi osteoporosis yang disebabkan oleh konsumsi kafein yang berlebihan. Selama konsumsi kafein masih berada pada batas normal, maka kafein tidak akan berdampak buruk pada pertumbuhan tulang. Terlebih, konsumsi kafein remaja umumnya berada di kisaran 80mg per hari dan jumlah tersebut tidak akan berpengaruh pada hilangnya kalsium dan magnesium pada tulang.
5. Kafein pada soda lebih sedikit daripada kafein pada kopi
Mitos ini tidak bisa sepenuhnya dianggap salah karena kandungan kafein pada minuman bergantung pada jenis minuman tersebut. Beberapa soda memang mengandung kafein, tapi karena soda tidak terasa pahit seperti kopi, bukan berarti bahwa kandungan kafein pada soda tersebut lebih rendah daripada kandungan kafein pada kopi. Contohnya, satu kaleng Coca Cola mengandung 40mg kafein, jumlah tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan satu gelas espresso yang mengandung 27mg kafein. Bahkan, satu gelas teh hitam sebenarnya mengandung lebih banyak kafein dibandingkan satu kaleng Coca Cola dan satu gelas espresso. Oleh karena itu, untuk membuktikan mitos ini, kamu harus memperhatikan jumlah kandungan kafein pada setiap minuman.
6. Kafein memiliki manfaat detoksifikasi
Mitos ini muncul karena adanya anggapan bahwa kopi mampu membantu proses penurunan berat badan. Padahal, jika seseorang memang ingin menurunkan berat badan, daripada mengonsumsi produk yang memiliki fungsi detoksifikasi, akan lebih baik jika mereka lebih memperhatikan jumlah kalori yang dikonsumsi dan dibakar. Tanpa mengonsumsi produk detoks, tubuh juga sudah memiliki organ yang berfungsi untuk melakukan detoksifikasi berbagai makanan dan minuman yang kita konsumsi, yaitu hati dan ginjal. Oleh karena itu, jika ingin mengonsumsi produk detoksifikasi tertentu, maka produk itu adalah air mineral karena air mineral mampu memperlancar proses pencernaan dan menjaga serta membantu kinerja hati dan ginjal.
So, sekarang sudah mulai paham kan tentang mitos kopi? Semoga informasi ini bermanfaat.
Ditulis oleh: Savitri Anggita Kusuma Wardani