Fimela.com, Jakarta Vaksinasi Covid-19 sudah dimulai sejak awal tahun lalu. Bahan sekarang sudah mulai untuk booster. Setelah akhir tahun lalu dikhususkan untuk tenaga kesehatan, booster vaksin covid-19 sudah mulai dibuka untuk umum.
Banyak yang mengeluhkan KIPI (Kajian Ikutan Pasca Imunisasi) nyeri, terutama di area bekas suntik. Bahkan beberapa yang tidak bisa menggerakkan tangannya karena nyeri. Umumnya nyeri bekas suntikan ini akan bertahan 1-2 hari, pasca disuntik.
Lalu bagaimana mengatasi nyeri setelah vaksinasi? Yuk, simak tips dari Fimela berikut ini.
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
Kompres dengan Air Hangat
Meskipun nyeri setelah vaksinasi akan hilang dengan sendirinya, tentu tidak nyaman jika merasakan nyeri sepanjang waktu. Nah, atasi rasa nyeri tersebut dengan mengompres bagian yang disuntik memakai air hangat. Hal ini dpercaya dapat mengurangi alergi sekitar suntikan hingga tangan yang bengkak.
Minum Obat Nyeri
Jika rasa sakitnya membuatmu tidak nyaman, kamu bisa mengatasinya dengan minum obat pereda nyeri. Ibuprofen bisa membantumu untuk mengurangi nyeri otot sekitar bekas suntikan.
Konsultasikan pada Dokter
Alergi setelah vaksinasi memang beragam, bisa mulai dari nyeri di sekitar suntikan, bengkak, dan gatal-gatal. Jika dirasa KIPI yang kamu terima cukup parah, tidak ada salah mengonsultasikan hal ini pada dokter. Sehingga kamu mendapat penanganan yang tepat.
Beberapa Efek Samping Vaksinasi
Nyeri di area suntikan memang KIPI umum yang diterima setelah melakukan vaksinasi. Namun ada beberapa efek lain yang diterima setelah vaksinasi, antara lain: demam, kelelahan, muntah, dan sakit kepala. Meskipun demikian KIPI tersebut masih dianggap normal.
Setiap vaksin yang disuntuk juga memberikan KIPI yang berbeda. Dan setiap orang pun mengalami KIPI yang berbeda meskipun mendapatkan jenis vaksin yang sama. Jadi, KIPI satu orang dengan yang lainnya tidak bisa disamakan.
Yang perlu dipahami, apapun KIPI yang diterima itu menunjukkan vaksin sedang bekerja. Tubuh sedang membentuk kekebalan tubuh agar bisa bekerja optimal. Jadi, tidak ada alasan untuk takut vaksin, kan?