Fimela.com, Jakarta Melahirkan bayi yang cukup besar bisa menimbilkan risiko kesehatan pada diri seorang ibu. Sayangnya, hal ini sering tidak disadari oleh banyak ibu hamil. Pasalnya, para perempuan yang memiliki riwayat persalinan dengan bayi besar bisa berisiko mengalami prolaps organ panggul (POP).
Sebenarnya apa itu POP? Posisi rahim yang seharusnya berada tepat di atas vagina bisa berubah, menurun ke vagina dan hal ini dapat disertai penurunan organ panggul lainnya, orang-orang lebih sering menyebutnya dengan istilah rahim turun.
Advertisement
BACA JUGA
Kondisi rahim yang turun biasa dikenal dengan turun peranakan yang merupakan bagian dari penurunan atau prolaps organ panggul (POP) secara keseluruhan. Memahami fenomena kesehatan ini menjadi penting terutama bagi perempuan yang hendak melahirkan.
Untuk itu, berikut Fimela.com kali ini akan mengulas faktor penyebab rahim turun yang jarang diketahui beserta cara mengatasinya. Dilansir dari beragam sumber, simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Advertisement
Seputar Rahim Turun
Fenomena rahim turun dapat terjadi ketika otot di dasar panggul dan jaringan sekitarnya melemah. Kondisi seperti ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya melahirkan bayi besar, proses persalinan yang sulit, kehamilan, pertambahan usia, serta kondisi hormon estrogen yang menurun.
Kondisi rahim turun dibagi menjadi beberapa tingkat keparahan. Tingkat pertama, sebagian leher rahim terkulai sampai ke vagina. Tingkat kedua, sebagian leher rahim turun sampai ke batas mulut vagina. Tingkat ketiga, leher rahim keluar dari vagina. Kemudian, tingkat terberat keseluruhan rahim keluar dari mulut vagina.
Faktor Penyebab Rahim Turun
Selain pengaruh dari proses persalinan yang bermasalah, terdapat pula faktor risiko lainnya yang menyebabkan kondisi rahim turun terjadi. Faktor risiko tersebut melemahkan otot-otot yang menopang rahim, sehingga menyebabkan rahim turun:
Sistokel
Sistokel merupakan herniasi atau turunnya kandung kemih ke arah vagina, sehingga terbentuk tonjolan ke bagian dalam liang vagina. Kondisi ini dapat menjadikan seseorang sulit menahan buang air kecil, sering buang air kecil, ataupun retensi urine di kandung kemih sehingga tidak bisa buang air kecil.
Enterokel
Enterokel yaitu herniasi atau turunnya sebagian area usus halus yang menekan vagina, sehingga terbentuk tonjolan ke bagian dalam liang vagina. Pada enterokel, bagian vagina yang terkena adalah bagian belakang-atas. Pada kondisi ini, sakit punggung terasa saat berdiri, dan akan hilang saat berbaring.
Rektokel
Rektokel merupakan terbentuknya tonjolan ke dalam lubang vagina bagian belakang-bawah karena adanya herniasi rektum. Kondisi ini dapat menyebabkan sulit buang air besar.
Advertisement
Cara Mengatasi Rahim Turun secara Aman
Untuk mengatasi fenomena rahim turun secara aman, maka diperlukan beberapa pemeriksaan dari dokter. Jika dokter telah menyatakan bahwa kamu terdiagnosis mengalami rahim turun, maka ada beberapa kemungkinan penanganan yang akan dianjurkan, tergantung seberapa berat kondisi yang dialami.
Apabila kondisi rahim turun ringan, pengobatan mungkin tidak diperlukan. Namun jika kondisinya sudah menimbulkan rasa tidak nyaman, dapat dilakukan perawatan tanpa pembedahan, atau dengan pembedahan.