Fimela.com, Jakarta Kesehatan adalah kunci agar dapat tetap produktif di tengah pandemi yang masih berlangsung seperti saat ini. Berangkat dari hal tersebut, kita harus memerhatikan daya tahan tubuh dengan asupan yang kaya akan vitamin, khususnya vitamin D.
Untuk itu, pada Kamis (13/1/2022), Combiphar, perusahaan nasional terdepan di bidang consumer healthcare, berbagi informasi tentang efek defisiensi vitamin D dan langkah preventif yang dapat masyarakat lakukan, sekaligus menandai peluncuran Fortiboost D3 1000 IU.
Advertisement
BACA JUGA
Senior Vice President Marketing & International Operations Combiphar Weitarsa Hendarto berkata, "Combiphar menghadirkan sebuah produk yang dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan vitamin D dalam tubuh, agar senantiasa sehat, aktif, serta produktif, yakni Fortiboost D3."
Kehadiran produk terbaru ini menegaskan komitmen Championing a Healthy Tomorrow yang terus menerus diusung oleh Combiphar, untuk memotivasi masyarakat agar melakukan langkah-langkah preventif guna memaksimalkan kesehatan kini dan nanti.
Meningkatkan daya tahan tubuh tak hanya cukup dengan berolahraga, namun juga harus memperhatikan asupan yang dikonsumsi sehari-hari, termasuk pemenuhan vitamin, khususnya vitamin D.
“Kurangnya kadar vitamin D dalam tubuh, umum dialami oleh masyarakat, namun kebanyakan orang tidak menyadarinya akibat keluhan yang dirasakan sangat ringan, bahkan tidak ada keluhan sama sekali," ujar General Practitioner & PhD Candidate in Medical Science dr Adam Prabata.
Advertisement
Faktor Penyebab Defisiensi Vitamin D
Faktor yang dapat menjadi penyebab defisiensi vitamin D berdasarkan penjelasan dr Adam, yakni:
- Faktor fisiologis, seperti usia dan kondisi kesehatan, termasuk obesitas dan atau tubuh tidak dapat menyerap cukup nutrisi dari makanan.
- Tidak mendapatkan paparan sinar matahari yang memadai yang dilihat dari kebiasaan berpakaian, penggunaan tabir surya, dan gaya hidup dengan aktivitas luar ruangan yang terbatas.
- Kurangnya asupan makanan yang mengandung vitamin D.
Adapun gejala defisiensi vitamin D, yaitu daya tahan tubuh rendah, sering merasa lelah, sakit tulang dan otot, serta penyembuhan luka terganggu atau lama.
"Risiko terhadap penyakit lain juga bisa meningkat, seperti gangguan autoimun, diabetes, penyakit kardiovaskular dan kanker, serta komplikasi terkait kehamilan. Anak-anak yang mengonsumsi ASI dengan vitamin D yang tidak memadai pun memiliki risiko kemungkinan menderita rakhitis," lanjut dr Adam.
Langkah untuk Mencegah Defisiensi Vitamin D
Terdapat 3 langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya defisiensi vitamin D:
1. Melakukan pengecekan kadar vitamin D secara berkala. Pemeriksaan kadar vitamin D rutin 6 bulan sekali bisa dilakukan untuk mengetahui kadar vitamin D dalam tubuh, yang normalnya adalah 30-100 ng/mL.
2. Memperbanyak kegiatan di luar ruangan dan mengonsumsi makanan dengan kandungan vitamin D seperti berolahraga, dapat membantu tubuh mendapatkan paparan sinar UV-B dari matahari agar kulit dapat memproduksi vitamin D. Pemenuhan vitamo6;in D juga dapat berasal dari makanan yang kita konsumsi, seperti salmon, tuna, hati sapi, serta jamur.
3. Mengonsumsi suplemen vitamin D untuk menyempurnakan kebutuhan vitamin D pada kehidupan sehari-hari. Vitamin D3 lebih disukai sebagai suplemen karena lebih lama bertahan di darah, serta mampu meningkatkan kadar vitamin D dan menjadikannya bentuk aktif untuk berbagai aksi penting bagi sel-sel tubuh. Vitamin D3 1000 IU cukup ideal dikonsumsi untuk menjaga kadar vitamin D tetap optimal, sekaligus mencegah terjadinya defisiensi vitamin D.
*Penulis: Vania Ramadhani Salsabillah Wardhani.
#Women for Women