Fimela.com, Jakarta WHO telah menetapkan COVID-19 varian Omicron sebagai varian yang menjadi perhatian atau variant of concern. COVID-19 varian ini pertama kali ditemukan di Afrika Selatan dan menyebar dengan sangat cepat, menarik perhatian seluruh dunia karena mutasinya yang tinggi.
WHO mengatakan risiko global dari COVID-19 varian Omicron sangat tinggi, tapi hingga saat ini, penyebaran, keparahan, dan efektivitas pencegahannya masih diteliti. WHO juga memberikan beberapa update informasi terkait COVID-19 varian Omicron, yang patut disimak, seperti dilansir dari Liputan6.com.
Advertisement
BACA JUGA
1. Penularan
Belum jelas apakah Omicron lebih mudah menular dibandingkan COVID-19 varian lain, termasuk Delta. Jumlah orang yang dites positif memang meningkat di wilayah Afrika Selatan, yang terkena varian ini, tapi studi epidemiologi sedang dilakukan guna memahami apakah itu karena Omicron atau faktor lain dan hingga kini belum ada temuan terkait hal tersebut.
2. Keparahan penyakit
Belum jelas apakah infeksi Omicron menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan infeksi COVID-19 varian lain, termasuk Delta. Data awal menunjukkan bahwa ada peningkatan di kategori rawat inap di Afrika Selatan, tapi ini kemungkinan terjadi karena meningkatnya jumlah orang yang terinfeksi, bukan akibat infeksi spesifik Omicron.
3. Gejala
Saat ini tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa gejala terkait COVID-19 varian Omicron berbeda dari varian lainnya. Infeksi awal yang dilaporkan di kalangan individu yang lebih muda cenderung memiliki gejala lebih ringan, tapi memahami tingkat keparahan varian ini akan memakan waktu berhari-hari, hingga beberapa minggu. Semua varian COVID-19, termasuk Delta yang dominan di seluruh dunia bisa menyebabkan penyakit parah atau kematian.
Advertisement
4. Risiko infeksi
Bukti awal menunjukkan mungkin ada peningkatan risiko infeksi ulang dengan Omicron, dibandingkan dengan varian lain, tapi informasinya terbatas. Informasi lebih lanjut terkait hal ini akan tersedia dalam beberapa hari dan minggu mendatang.
5. Efektivitas vaksin
WHO bekerjasama dengan mitra teknis untuk memahami dampak potensial dari varian ini pada tindakan pencegahan yang ada, termasuk vaksin. Vaksin tetap penting untuk mengurangi penyakit parah dan kematian, termasuk melawan varian dominan yang beredar, yaitu Delta.
6. Efektivitas tes terkini
Tes PCR yang banyak digunakan terus mendeteksi infeksi, termasuk Omicron, seperti yang telah dilihat dengan varian lain. Studi sedang berlangsung untuk menentukan apakah ada dampak pada jenis tes lain, termasuk tes deteksi antigen cepat.
7. Efektivitas pengobatan terkini
Kortikosteroid dan IL6 Receptor Blocker masih akan efektif menangani pasien dengan COVID-19 yang parah. Perawatan lain akan dinilai untuk melihat apakah masih efektif mengingat perubahan pada bagian virus dalam varian Omicron.
8. Studi yang sedang berlangsung
Saat ini, WHO sedang berkoordinasi dengan sejumlah besar peneliti di seluruh dunia untuk lebih memahami Omicron, seperti penilaian penularan, tingkat keparahan infeksi, kinerja vaksin, tes diagnostik, dan efektivitas pengobatan. WHO mendorong negara-negara untuk berkontribusi dalam pengumpulan dan pembagian data pasien rawat inap melalui Platform Data Klinis WHO COVID-19 untuk menggambarkan karakteristik klinis dan hasil pasien dengan cepat.
9. Tindakan yang disarankan untuk individu
Langkah paling efektif yang bisa dilakukan individu untuk mengurangi penyebaran COVID-19 adalah dengan menjaga jarak fisik minimal 1 meter dari orang lain, memakai masker yang pas, membuka jendela untuk meningkatkan ventilasi, menghindari ruang yang berventilasi buruk atau ramai, menjaga tangan tetap bersih, batuk atau bersin ke siku atau tisu yang tertekuk, dan mendapatkan vaksinasi.
10. Rekomendasi untuk negara
Rekomendasi untuk negara dari WHO termasuk meningkatkan pengawasan dan pengurutan kasus, berbagi urutan genom pada database yang tersedia untuk umum, melaporkan kasus atau klaster awal ke WHO, melakukan penyelidikan lapangan dan penilaian laboratorium untuk lebih memahami jika Omicron memiliki karakteristik penularan atau penyakit yang berbeda, atau berdampak pada efektivitas vaksin, terapi, diagnostik, atau kesehatan masyarakat dan tindakan sosial. Negara harus terus menerapkan langkah kesehatan masyarakat yang efektif untuk mengurangi peredaran COVID-19 secara keseluruhan, menggunakan analisis risiko dan pendekatan berbasis sains.
Negara harus meningkatkan beberapa fasilitas kesehatan masyarakat dan kapasitas medis untuk mengelola peningkatan kasus. WHO akan memberikan dukungan dan panduan kepada negara untuk kesiapan dan tanggapan.
#Elevate Women