Fimela.com, Jakarta Di hari Kesehatan Nasional yang jatuh pada 12 November lalu, Meta berbagi kisah inspiratif dari berbagai komunitas, semangat, serta tips tentang cara menjaga dan merawat kesehatan mental di masa pandemi melalui kampanye #Indonesiaku.
BACA JUGA
Kampanye ini berlangsung selama setahun penuh, dan memiliki tujuan membangun semangat kebersamaan, berbagi motivasi yang baik, serta menyebarkan dampak positif melalui platform Facebook, Instagram, dan WhatsApp.
Advertisement
“Setiap harinya, orang-orang hadir di Facebook, Instagram, dan WhatsApp untuk terhubung dengan hal yang mereka sukai dan menciptakan interaksi yang bermakna, termasuk saling berbagi informasi dan juga dukungan bagi mereka yang membutuhkan bantuan dalam memelihara kesehatan mental serta emosional. Dalam momentum hari Kesehatan Nasional ini, Meta akan menghadirkan kisah inspiratif dari pendiri komunitas yang berfokus pada kesehatan mental, profil komunitas yang memberikan dukungan moral bagi anak-anak penderita kanker di Indonesia, serta tips sederhana tentang memelihara kesehatan mental di masa-masa yang sulit seperti saat ini,” kata Pieter Lydian, Country Director, Meta di Indonesia.
Advertisement
Komunitas Inspiratif
Melalui halaman Facebook Meta Indonesia, Meta membagikan serial video "Kenalan Dengan" yang menampilkan Sepri Andi, pendiri dan inisiator dari komunitas Social Connect yang didirikan pada 2018. Komunitas ini berawal dari pengalaman Andi yang mengalami perundungan.
Telah melakukan penggalangan dukungan dan membangun komunitas dengan memanfaatkan platform media sosial, Social Connect kini telah memiliki 10 ribu anggota dan 100 relawan, dengan dukungan dari tenaga ahli seperti psikolog, dokter, dan ahli kesehatan publik.
Komunitas Sahabat Kanker Anak dan Wellbeing Shelter juga menjadi salah satu komunitas inspiratif yang berfokus pada dukungan bagi kesehatan emosional. Kisah perjuangan mereka dalam memberikan konseling dan pendampingan bagi anak-anak penderita kanker dan edukasi tentang pentingnya menjaga kesejahteraan mental akan dituangkan dalam serial komik dari Ruang Komunal Indonesia (RuKI).
Meta mengidentifikasi bahwa situasi pandemi ini juga membawa berbagai dampak signifikan terhadap kesehatan mental dan interaksi sosial:
1. Sedih, takut, frustasi, dan kesepian
Menjaga jarak, melakukan karantina, dan menghindari kerumunan menjadi salah satu faktor utama yang menimbulkan perasaan sedih, takut, frustasi, dan kesepian. Semua perasaan tidak menyenangkan itu disebabkan oleh fakta bahwa manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan orang lain.
Jadi, perlu diingat bahwa meski kita harus mengikuti protokol kesehaan, jangan jadikan itu menghentikan kita bersosialisasi. Tetap jaga hubungan baik dengan orang lain dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi.
2. Tidak saling terhubung
Pembatasan jarak membuat kebutuhan manusia untuk saling terhubung menjadi tidak terpenuhi. Namun dengan memanfaatkan platform komunikasi, dapat memulihkan hubungan yang tidak terhubung dan bahkan menciptakan kehadiran satu sama lain secara virtual.
Advertisement
3. Kesehatan mental seluruh dunia
Situasi pandemi membuka percakapan tentang kesehatan mental di seluruh dunia. Dengan adanya perbincangan ini, stigma negatif tetang kesehatan mental dapat teredam, juga untuk memberikan kesempatan bagi komunitas yang rentan dan terabaikan untuk mendapatkan dukungan.
4. Akses informasi dan edukasi kesehatan mental dasar diperluas
Memperluas akses informasi dan edukasi dasar seputar kesehatan mental kepada semua kalangan, terutama bagi komunitas yang sulit mendapatkan informasi seputar masalah kesehatan mental. Ini adalah salah satu kunci penting peningkatan ketahanan emosional komunitas.
Meta berkolaborasi dengan WHO dan UNICEF, mengembangkan sebuah Pusat Informasi Kesehatan Emosional yang tersedia di Facebook. Sampai saat ini ada 23 juta orang yang terhubung dengan organisasi dan para ahli kesehatan mental.
*Penulis: Vania Ramadhani Salsabillah Wardhani.