Fimela.com, Jakarta Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyatakan harapannya bahwa pertimbangan jenis vaksin booster yang akan digunakan, bisa diketahui pada akhir Desember 2021 ini. Hal ini dikarenakan uji klink untuk menentukan jenis vaksin booster terbaik masih dilakukan.
BACA JUGA
Advertisement
"Saat ini, dilakukan uji klinik dengan teman-teman dari perguruan tinggi, apakah jenis vaksinnya sama atau campur. Istilahnya, homologus atau heterologus. Diharapkan akhir Desember ini bisa selesai uji klinik," jelas Budi Gunadi pada Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.
Dalam uji klink penentuan jenis vaksin booster, akan dilihat perbandingan antara vaksin yang homologus dan heterologus. Misalhnya, dosis 1 dan 2 adalah Sinovac, dibandingkan dengan booster Sinovac atau AstaZeneca, mana yang terbaik.
"Dari sini, kebijakan yang kita bikin bisa jadi lebih baik, karena berdasarkan bukti-bukti ilmiah."
Advertisement
Vaksin booster di beberapa negara
Adapun vaksin booster yang dijui dengan melihat perbandingan hasil homologus dan heterologus, sebagai berikut.
1. Dosis 1 dan 2 Sinovac: booster Sinovac > tipe homologus.
2. Dosis 1 dan 2 Sinovac: booster AstraZeneca/Moderna/Pfizer > tipe heterologus.
3. Dosis 1 dan 2 Sinopharm: booster Sinopharm > tipe homologus.
4. Dosis 1 dan 2 Sinopharm: booster AstraZeneca/Moderna/Pfizer > tipe heterologus.
5. Dosis 1 dan 2 AstraZeneca: booster Pfizer > tipe heterologus.
6. Dosis 1 dan 2 Moderna: booster Pfizer > tipe homologus.
7. Dosis 1 dan 2 Pfizer: booster Pfizer > tipe homologus.
Menurut Budi Gunadi, sejumlah negara di dunia sudah ada yang memulai vaksinasi booster, ditujukan kepada kelompok rentan, seperti tenaga keseahtan, lansia, dan masyarakat yang berisiko terpapar COVID-19. Berikut ini adalah platform vaksin COVID-19 booster yang digunakan beberapa negara.
1. Amerika Serikat: Pfizer
2. Inggris: Pfizer, Moderna, beberapa ditawarkan AstraZeneca jika tidak memungkinkan
3. Prancis: mRNA
4. Jerman: mRNA
5. Israel: Pfizer
6. Cile: AstraZeneca
7. Singapura: mRNA
Adapun vaksinasi booster di Indonesia, akan dilakukan setelah 50% penduduk divaksin 2 kali. Perkiraan ini kemungkinan akan dicapai pada Desember 2021.
#Elevate Women