Fimela.com, Jakarta Vaksin Covid-19 awalnya hanya bisa digunakan untuk masyarakat di atas 18 tahun saja. Namun, Menurut Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), vaksin anak penting diberikan.
Mengapa penting? Dr. Piprim mengatakan vaksinĀ Covid-19 anak diberikan karena data Satuan Tugas COVID-19 Nasional per 1 November 2021, proporsi kasus anak terinfeksi COVID-19 sebesar 13 persen, anak mulai melakukan pembelajaran tatap muka, dan anak-anak juga bisa tertular dan menularkan virus Covid-19 ini.
Advertisement
BACA JUGA
"Anak di bawah usia 12 tahun sudah mulai sekolah, anak juga bisa menularkan virus ke sekitar seperti lansia yang berisiko. Maka sangat penting melakukan vaksin pada anak untuk memutus penyebaran virus ini," ujar Dr. Piprim dalam video singkat IDAI yang diterima Fimela.com
Kabar baiknya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin penggunaan dalam keadaan emergensi produksi Sinovac untuk anak berusia 6-11 tahun. Meski belum tahu kapan akan mulai disuntikan .
Melihat hal ini IDAI pun mengeluarkan rekomedasi pembaruan terkait vaksin covid-19 untuk anak 6-11 tahun.
Advertisement
Rekomendasi sebagai berikut
1. Pemberian vaksin COVID-19 sinovac pada anak golongan usia 6 tahun keatas, dimana Vaksin diberikan secara intramuskular dengan dosis 3ug (0,5 ml) sebanyak dua kali pemberian dengan jarak dosis pertama ke dosis kedua yaitu 4 minggu.
2. IDAI mengingatkan bahwa vaksinasi ini tidak direkomendasikan bagi anak yang memiliki atau mengalami kontraindikasi sebagai berikut: Defisiensi imun primer, penyakit autoimun tidak terkontrol, penyakit Sindrom Gullian Barre, mielitis transversa, acute demyelinating encephalomyelitis, anak kanker yang sedang menjalani kemoterapi/radioterapi, anak yang sedang mendapat pengobatan imunosupresan/sitostatika berat, sedang mengalami Demam 37,50 C atau lebih, anak baru sembuh dari COVID-19 kurang dari 3 bulan.
Pascaimunisasi lain kurang dari 1 bulan, anak atau remaja sedang hamil, Memiliki hipertensi dan diabetes melitus, dan atau penyakit-penyakit kronik atau kelainan kongenital yang tidak terkendali.
3. Rekomendasi tersebut juga memberi catatan bahwa vaksin untuk anak dengan kanker dalam fase pemeliharaan, penyakit kronis atau autoimun yang terkontrol dapat mengikuti panduan imunisasi umum dengan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter penanggung jawab pasien sebelumnya.
4. IDAI juga mengingatkan bahwa sebelum dan sesudah vaksinasi semua anak tetap memakai masker dengan benar, menjaga jarak, tidak berkerumun, jangan bepergian bila tidak penting.
5. Pelaksanaan vaksin mengikuti kebijakan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dan dapat dimulai setelah mempertimbangkan kesiapan petugas kesehatan, sarana, prasarana dan masyarakat.
6. IDAI juga menghimbau semua anggotanya untuk melakukan imunisasi kejar dan imunisasi rutin untuk mencegah kejadian luar biasa penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi selain membantu meningkatkan cakupan imunisasi COVID-19 pada anak, dan bahwa semua dokter anak anggota IDAI diharapkan mengikuti panduan pelaporan imunisasi dan pemantauan setelahnya yang sudah dikeluarkan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
"Kami memberikan rekomidasi yang telah dikeluarkan pada 2 November 2021, dan berharap orangtua tidak ragu untuk membawa anak-anaknya vaksin dengan mengikuti panduan yang telah diberikan Kementerian Kesehatan. Bila anak ada komorbid baiknya konsultasikan kepada dokter yang merawat," paparnya.
Amerika Serikat pun sudah memulai vaksinasi COVID-19 untuk anak-anak usia 5 hingga 11 tahun setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) memberikan persetujuan atas suntikan tersebut. Dan semoga di Indonesia segara bisa dimulai suntik vaksin Covid-19 untuk anak-anak 6-11 tahun
Sumber:Ā Ikatan Dokter Anak Indonesia.