Fimela.com, Jakarta Menyambungkan organ hewan ke manusia rupanya berhasil dilakukan. Kali ini, sejumlah ilmuwan berhasil memodifikasi ginjal babi yang telah dimodifikasi secara genetik untuk manusia. Dan rupanya, organ tersebut berhasil bekerja menyaring limbah dari tubuh manusia.
Dikutip dari Live Science, uji coba ini dilakukan pada seorang pasien yang telah meninggal. Selama 54 jam percobaan, ginjal tetap berada di luar tubuh pasien di mana ahli bedah bisa mengamatu organ dan mengambil sampel jaringan.
Para ahli menyebutkan jika biasanya transplantasi organ hewan ke manusia berkembang saat terjadi interaksi antara darah manusia dengan hewan, seperti pembuluh darah. Namun, organ yang cocok adalah babi, dibanding hewan lainnya termasuk primata.
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
Hadapi tantangan utama
Tantangan utamanya adalah, jaringan babi memiliki gen yang mengkode molekul gula yang disebut alpha-gal, sehingga bisa membuat sistem kekebalan manusia bergejolak dan menyebabkan penolakan organ.
Percobaan yang dipimpin tim bedah di NYU Langone Health, Dr. Robert Montgomery, menggunakan ginjal babi rekayasa genetika yang tidak mempunyai gen penghasil gula. Setelah ginjal dimodifikasi, maka mereka menanamkan timus babi, kelenjar kecil yang melatih sel kekebalan untuk melawan infeksi ke dalam ginjal.
Dikutip dari liputan6.com, dengan memindahkan timus hewan ke penerima transplantasi dapat membantu mendidik ulang sistem kekebalan penerima, sehingga tubuh menerima transplantasi dalam jangka panjang. Maka itu, dalam menggunakan ginjal babi dilengkapi dengan kelenjar timus, untuk jangka panjang.
Selama percobaan 54 jam, tim mengawasi respons imun yang lebih cepat terhadap ginjal, di mana antibodi dalam suplai darah manusia menyerang organ saat masuk. Untungnya, tidak terjadi serangan, justru sebaliknya, ginjal mulai memproduksi urin dalam jumlah besar dalam beberapa menit setelah disambungkan ke pembuluh darah pasien.
Proses pengembangan
Revivicor, anak perusahaan United Therapeutics, mengembangkan babi yang dimodifikasi secara genetik untuk digunakan dalam transplantasi baru-baru ini. Babi yang disebut GalSafe perusahaan itu dibersihkan untuk penggunaan dan konsumsi medis oleh administrasi makanan dan obat-obatan AS tahun lalu.
Revivicor tidak memiliki rencana segera untuk menjual babi mereka sebagai makanan, tetapi produk tersebut berpotensi menarik untuk mereka yang memiliki alergi alpha-gal, misalnya. Sementara itu, beberapa laboratorium mengambil pendekatan yang sangat berbeda untuk masalah transplantasi, menumbuhkan jaringan dan organ manusia di dalam babi sehingga nantinya dapat dipanen untuk transplantasi.
#Elevate Women