Fimela.com, Jakarta Penyakit jantung atau kardiovaskular masih menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia yang mengakibatkan 18,7 juta kematian per tahun.
Di Indonesia sendiri berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyebutkan bahwa setidaknya15 dari 1000 orang individu di Indonesia menderita penyakit jantung atau kardiovaskular.
Penyakit jantung memiliki banyak penyebab mulai darikebiasaan merokok, diabetes, hipertensi dan obesitas, hingga polusi udara. Bahkan penyakit jantung ini tidak hanya terjadi pada orang tua saja, melainkan bisa menjangkit usia muda.
Advertisement
BACA JUGA
Oleh karena itu, seluruh masyarakat perlu mengambil peran dalam mencegah tingginya angka jumlah penyintas dan kematian akibat penyakit jantung.
Untuk mencegah penyakit mematikan tersebut, Mikha Tambayong selaku Duta Yayasan Jantung Indonesia mengatakan selain gaya hidup sehat, terpenting adala memiliki niat dan komitmen untuk menjaga kesehatan terutama jantung.
"Semua orang pasti ingin jantungnya sehat, namun niat dan komitmen untuk menerapakan gaya hidup sehat itu yang sulit," ujar Mikha dalam acara Peringati Hari Jantung Sedunia 2021 secara virtual, Senin (27/9).
Mikha Tambayong menambahkan, jika sejak usianya masih muda ia berusaha dan peduli terhadap gaya hidup sehat dengan selalu bergerak setiap harinya meskin sedang sibuk, begitu pun dengan pola makan dan gaya hidup yang lebih baik.
"Sudah lama sekali memang peduli terhadap kesehatan jantung, apalagi setelah terjun di Yayasan Jantung Indonesia," tuturnnya.
Advertisement
Olahraga yang dijalankan Mikha
Mikha mengatakan meski banyak pekerjaan, ia usahakan untuk bangun pagi kemudia melakukan olahraga seperti jogging atau lari. Namun selama pandemi ini, ia mengikuti kelas pilates yang juga cocok untuk kondisi tubuhnya.
"Pokoknya setiap hari itu diusahakan gerak, kalau sedang sehat dan tidak sibuk bisa lari atau jogging satu jam, namun sedang tidak fit 30 menit cukup. Jadi tidak ada target dan tidak memaksakan, terpenting kita bergerak," tambahnya.
Bahkan pandemi bukan hambatan, sebab menurutnya banyak teknologi yang bisa dimanfaatkan terutama ketika berolahraga.
Perempuan lulusan Universitas Harvard ini menegaskan walau di rumah saja tetaplah berkomitmen untuk menjaga jantung lebih sehat dengan tetap bergerak dan pola hidup yang sehat.
"Tidak sedikit generasi muda terkena penyakit jantung, jadi sejak muda sudah peduli dengan pola hidup sehat karena dirasakan bukan hanya sekarang, melainkan di masa depan," tutur Mikha.
Peringatan Hari Jantung Sedunia
Peringatan Hari Jantung Sedunia tahun ini diperingati oleh Yayasan Jantung Indonesia (YJI) dengan menyelenggarakan beberapa program seperti Webinar Rheumatic Heart Disease bersama Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) tanggal 28 September 2021, Webinar Use Heart To Connect tanggal 29 September 2021 yang akan menghadirkan pembicara-pembicara yang mewakili industri masing-masing.
31 Oktober 2021, program memasak menu makanan sehat Use Heart To Cook yang akan tayang eksklusif secara berkala di media sosial Yayasan Jantung Indonesia, serta kompetisi membuat video melalui Reels Instagram bekerja sama dengan Komnas Pengendalian Tembakau yang akan berlangsung sampai 5 Oktober 2021.
Selain itu, menginjak tahun ke 40 kehadirannya di Indonesia tahun ini, Yayasan Jantung Indonesia juga akan menyelenggarakan eksebisi virtual sekaligus penggalangan dana berupa pameran seni rupa dan fashion dengan tema “Show Your Heart”.
Pameran seni rupa dan fashion ini diikuti oleh puluhan perupa dan desainer seperti Angki Purbandono, Davy Linggar, Eddie Hara, Mulyana, Syagini Ratna Wulan, Chitra Subyakto, Ghea Panggabean, Sebastian Gunawan, Major Minor, Tulola Jewelry, dan lain-lain. Total ada 11 seniman dengan 21 karya (19 karya dua dimensi dan 2 karya tiga dimensi) dan 11 fesyen desainer dengan 27 karya (21karya fesyen, 3 karya aksesoris berupa tas, 2 karya aksesoris berupa perhiasan, dan 1 set tableware).
"Mengusung tema Show Your He(art) dalam peringatan 4 dasawarsanya, tema ini mengeksplorasi makna ganda dari jantung sebagai metafora emosi atau perasaan dan makna literalnya sebagai jantung fisik manusia," tutur Esti Nurjadin selaku Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia(YJI).
#elevate women