Fimela.com, Jakarta Kanker prostat adalah salah satu jenis kanker yang menghantui para pria. Berdasarkan data dari Global Burden of Cancer (GLOBOCAN) tahun 2020, kanker prostat berada di urutan ke-5 dari seluruh jenis kanker yang diderita oleh laki-laki di Indonesia.
Sementara di dunia, kanker prostat menempati peringkat kedua sebagai kasus terbanyak setelah kanker paru-paru dengan persentase 15,1 persen dan 1.414.259 kasus. Kanker paru-paru sendiri berada di posisi teratas dengan 15,4 persen dan 1.435.943 kasus.
Kepala Departemen Urologi FKUI-RSCM, Dr. dr. Irfan Wahyudi, Sp.U(K) mengungkapkan bahwa pasien kanker prostat yang didiagnosis pada stadium dini, akan memiliki angka harapan hidup di atas 90 persen.
Advertisement
BACA JUGA
“Pasien kanker prostat yang didiagnosis dan tatalaksana pada stadium dini, ternyata memiliki angka harapan hidup selama 10 tahun mencapai di atas 90 persen,” ujar Irfan dalam Virtual Media Briefing, Senin (7/9/2021).
Angka tersebut dinilai akan menurun setengahnya yakni lima tahun lebih cepat apabila terdeteksi pada stadium lanjut. Sedangkan di Indonesia sendiri, biasanya pasien baru datang diperiksa dalam stadium lanjut. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya program deteksi dini yang lebih baik dan efisien.
Advertisement
Penyebab kanker prostat
Kanker prostat adalah kanker yang terjadi pada prostat. Prostat adalah kelenjar kecil berbentuk kenari pada pria yang menghasilkan cairan mani yang memberi nutrisi dan mengangkut sperma
Ada berbagai faktor penyebab terjadinya kanker prostat pada pria. Salah satu diantaranya ialah pola hidup tidak sehat.
"Kebiasaan merokok, pola diet yang tidak baik, serta kurangnya seseorang dalam berolahraga dapat meningkatkan risiko terkena kanker prostat pada pria,” ujar dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, Sp. U (K) Ph.D.
Tak hanya itu, faktor pendorong lainnya seperti usia, ras, riwayat keluarga, perubahan gen, diabetes, kolesterol, dan obesitas juga dinilai dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker prostat.
Kanker prostat sulit dideteksi
Mengingat letaknya di dalam tubuh, kanker prostat cukup sulit terdeteksi. Itulah mengapa, kebanyakan pasien datang saat stadium lanjut.
Menurut dr. Irfan, kebanyakan pasien datang atau terdiagnosis pada usia 60-79 tahun. Padahal, jika kanker prostat ditemukan pada stadium awal, angka harapan hidupnya sangat tinggi.
Agus menjelaskan, gejala seringkali terasa pada pasien ketika kanker sudah menyebar pada organ lainnya seperti kandung kemih, tulang, atau organ lainnya. Sehingga, bisa menyebabkan nyeri dan patah tulang.
"Gejala yang dikeluhkan meliputi gangguan berkemih, adanya darah pada urin, disfungsi ereksi, sakit pada pinggang, punggung dan tulang iga, kelemahan pada tungkai atau kaki dan ketidakmampuan mengontrol kandung kemih," ujarnya.
Advertisement
Menurunkan risiko kanker prostat dengan deteksi dini
Salah satu upaya untuk menurunkan risiko kanker prostat adalah dengan deteksi dini. Menurut dr. Agus skrining kanker prostat bisa dilakukan sejak usia 50 tahun. Namun, jika memiliki keluhan gangguan berkemih, maka skrining harus segera dilakukan. Bila ada riwayat kanker prostat dalam keluarga, skrining bisa dilakukan sejak umur 45 tahun.
Deteksi dini bisa dilakukan dengan pemeriksaan fisik, misalnya digital rectal examination (DRE) atau colok dubur untuk melihat bentuk, ukuran, konsistensi, serta ada atau tidaknya abnormalitas pada prostat. Bisa juga dengan pemeriksaan prostate specific antigen (PSA).
“Selain itu, untuk menurunkan risiko kanker prostat, masyarakat bisa melakukan pencegahan dengan melakukan diet sehat tinggi buah dan sayuran, memilih makanan sehat dibandingkan suplemen, melakukan olahraga secukupnya, menjaga berat badan, dan dengan melakukan konsultasi dengan dokter,” pungkas dr. Agus.
#Elevate Women