Fimela.com, Jakarta Pandemi COVID-19 belum berakhir, masyarakat harus terus menjalani protokol kesehatan 5M secara ketat, melakukan vaksinasi, serta menjaga daya tahan tubuh. Konsumsi madu dan habbatussauda (jinten hitam) berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh, serta baik untuk dijadikan terapi tambahan selama masa pandemi.
Kombinasi madu dan habbatussauda juga terbukti efektif mempercepat proses pemulihan pada pasien COVID-19. Kebaikan madu dan habbatussauda dapat diperoleh secara praktis dalam KOJIMA.
Tim Edukasi Media Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), dr. Afifah K. Vardhani, M.Si. menjelaskan, hingga saat ini belum ada protokol pengobatan yang efektif dalam mengelola infeksi COVID-19. Namun, beberapa herbal seperti habbatussauda terbukti memiliki potensi terapeutik terhadap infeksi virus, sehingga dapat dipertimbangkan sebagai terapi tambahan pada pasien COVID-19.
Advertisement
Habbatussauda mengandung senyawa aktif utama yaitu thymoquinone yang memiliki aktivitas antioksidan, anti-inflamasi, antivirus, anti mikroba, dan imunomodulator. Berdasarkan studi in vitro di Mesir, thymoquinone pada habbatussauda menunjukkan aktivitas antivirus terhadap virus SARS-CoV-2, serta mampu menghambat replikasi virus.
Herbal yang terkenal dengan julukan ‘Penyembuh Segala Macam Penyakit’ ini juga teruji secara klinis dapat meningkatkan respon imun, mengurangi respon peradangan, serta membantu mengurangi efek samping dari konsumsi obat-obatan medis.
BACA JUGA
Konsumsi madu selama masa pandemi juga dapat menjadi terapi tambahan COVID-19. Studi in vitro menunjukkan komponen chrysin, kaempferol, dan quercetin pada madu mampu menghambat masuknya virus ke sel inang dan menghambat replikasi virus. Uji praklinik ini juga menyebutkan bahwa chrysin dan kaemferol membantu menghambat peradangan pada paru-paru.
Penelitian di Pakistan menunjukkan kombinasi habbatussauda dan madu efektif mempercepat pemulihan pasien COVID-19. Studi dilakukan pada tanggal 30 April – 29 Juli 2020, terhadap 313 pasien yang menderita COVID-19, di mana 210 pasien menderita gejala sedang dan 103 pasien menderita gejala berat. Studi dilakukan multisenter, terkontrol plasebo, dan secara acak. Sebanyak 157 pasien diberikan terapi tambahan (di luar obat konvensional yang diberikan) berupa habbatussauda (80 gr/ kbBB/ hari) yang dikombinasikan dengan madu (1 gr/kgBB/ hari). Sedangkan 156 pasien lainnya hanya diberikan obat konvensional dan plasebo.
“Hasil menunjukkan bahwa pasien yang mendapatkan terapi tambahan habbatussauda dan madu mengalami peringanan gejala lebih cepat dibandingkan pasien plasebo (gejala sedang 4 hari vs 6 hari; gejala berat 6 hari vs 13 hari); pembersihan virus lebih cepat (gejala sedang 6 hari vs 10 hari; gejala berat 8,5 hari vs 12 hari), serta mengurangi angka kematian pada pasien gejala berat sebanyak 4 kali lebih rendah,” ujar dr. Afifah.
Advertisement
Potensi menghentikan virus Corona
Mengutip dari jurnal Clinical and Experimental Pharmacology and Physiology yang dilakukan oleh University of Technology Sydney (UTS) Australia, disebutkan bahwa kandungan thymoquinone dalam habbatussauda memiliki potensi menghentikan virus Corona.
Semakin banyak studi pemodelan yang membuktikan bahwa thymoquinone, bahan aktif Nigella Sativa, lebih dikenal sebagai Fennel Flower, dapat menempel pada protein spike virus COVID-19 dan menghambat virus untuk menginfeksi paru-paru dan juga dapat memblokir badai 'sitokin' yang mempengaruhi keparahan pasien yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19.
Kementerian Kesehatan RI melalui surat edaran No. HK.02.02/IV/2243/2020 juga menganjurkan konsumsi tanaman obat habbatussauda untuk memelihara kesehatan, pencegahan penyakit, dan perawatan kesehatan termasuk pada masa kedaruratan kesehatan masyarakat atau bencana nasional COVID-19.
Astrid Adelaide, Senior Brand Manager KOJIMA menjelaskan, konsumsi madu habbatussauda KOJIMA selama isolasi mandiri dan PPKM sangat baik untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan imunitas seluruh anggota keluarga.
"Kandungan madu dan habbatussauda dalam KOJIMA berfungsi sebagai imunostimulan yang memelihara dan meningkatkan daya tahan tubuh, serta phytonutrients sebagai penambah nutrisi alami juga telah dibuktikan oleh Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada," ungkap Astrid
Selain itu, KOJIMA juga mengandung buah kurma sebagai sumber nutrisi dan antioksidan tinggi yang baik bagi tubuh, serta tambahan asam jawa (tamarin) yang membuat rasa KOJIMA enak dan menyegarkan.
“KOJIMA aman untuk dikonsumsi setiap hari oleh anak, dewasa maupun lansia. Untuk mengoptimalkan sistem kekebalan tubuh sebaiknya minum KOJIMA 2 kali sehari setiap hari. KOJIMA dapat diminum langsung atau dikonsumsi sebagai pendamping makanan dan minuman untuk menambah kelezatan. KOJIMA saat ini juga hadir dalam kemasan sachet 15ml, 280ml, 140ml dan 100ml yang praktis, ekonomis dan terjangkau,” tutur Dian Nugraha, Head of Marketing PT Deltomed Laboratories.