Fimela.com, Jakarta Natasha Bagdasarian adalah seorang dokter yang seharusnya bisa melindungi keluarganya sendiri dari varian terbaru COVID-19. Mempelajari varian virus yang baru dan mengedukasi masyarakat tentang bagaimana ia menghabiskan waktunya sejak awal tahun 2000 membuat Natasha sangat khawatir saat suami dan putranya tertular COVID-19 varian Delta.
Pada Desember 2019, Natasha bekerja sebagai direktur pencegahan infeksi di sistem kesehatan akademik besar di Singapura. Di malam tahun baru, sementara sebagian besar dunia tetap tidak menyadari bahaya yang mengancam, Natasha belajar tentang sindrom pernapasan baru dari jaringan penyakit menular yang baru muncul.
Advertisement
BACA JUGA
Para tenaga kesehatan telah mendengar berita meresahkan tentang sindrom tersebut dan memulai persiapan keselamatan di rumah sakit pada Januari 2020. Di rumah sakit, para tenaga kesehatan menggunakan protokol pencegahan infeksi yang ketat untuk mencegah penularan.
Mereka membuka unit gawat darurat untuk kasus suspek COVID-19 di tenda terbuka, tanpa sistem penanganan udara berteknologi tinggi. Walaupun melihat ribuan pasien di sana, mereka tidak memiliki penularan virus di antara staf.
Saat Natasha kembali ke Amerika Serikat pada Juli 2020, ia memulai perannya lagi di mana prioritasnya adalah pengujian dan pencegahan COVID-19. Ia menulis makalah akademis tentang COVID-19 dan telah berkonsultasi dengan lembaga kesehatan masyarakat internasional, sehingga bisa dibilang bahwa sejak awal tahun 2020, COVID-19 telah menjadi fokus kehidupan profesional Natasha.
Natasha menerapkan tindakan pencegahan infeksi yaang sama, seperti yang ia sarankan kepada publik dalam kehidupan pribadinya. Selama lebih dari setahun, ia tidak melakukan hal-hal yang dianggapnya berisiko sedang hingga tinggi, termasuk bepergian dengan pesawat, makan di restoran dalam ruangan, menghadiri konser dalam ruangan, mengunjungi bioskop, atau pusat kebugaran.
Ia dan suaminya telah divaksinasi segera setelah mereka memenuhi syarat, mereka menghindari pertemuan besar, dan terus memakai masker di ruang publik dalam ruangan, bahkan setelah CDC melonggarkan rekomendasi makser untuk orang yang telah divaksinasi penuh. Terlepas dari itu semua, putranya yang berusia 7 tahun, terpapar virus melalui wabah di perkemahan luar ruangan, yang seharusnya memiliki risiko rendah.
Ia memakai masker setiap saat memungkinkan dan mereka tidak mengambil risiko yang tidak perlu. Inilah beberapa hal yang kemudian menjadi pembelajaran bagi Natasha sendiri.
Â
Â
Advertisement
1. Orangtua yang bekerja membutuhkan bantuan untuk menjaga anak
Orangtua yang bekerja, seperti Natasha dan suaminya membutuhkan pengasuh yang bisa menjaga anak mereka, di saat mereka harus bekerja dalam jarak yang jauh. Natasha menyadari bahwa mengirim anaknya ke perkemahan siang hari di luar ruangan juga memiliki risiko.
2. Menggunakan masker masih menjadi perlindungan terbaik
Natasha sempat berharap bahwa perkemahan luar ruangan, di mana anak-anak akan mengenakan masker di dalam ruangan, akan berisiko lebih rendah. Ia merasa nyaman dengan langkah-langkah pengendalian infeksi yang diuraikan dalam materi pengantar perkemahan.
Saat Natasha mengantar putranya di hari pertama perkemahan, para konselor mengenakan masker, sayangnya ini tidak bertahan lama. Seminggu setelahnya, putranya memberitahu bahwa para konselor dan sebagian besar anak tidak lagi memakai masker di dalam ruangan.
3. Penularan sulit dicegah antar anggota rumah tangga
Natasha sama sekali tidak menyangka putranyaa akan tertular COVID-19, sampai ketika ia mengalami demam tinggi, Natasha melakukan tes antigen di rumah, dan menelepon departemen kesehatan setempat. Ada kemungkinan bahwa Natasha dan suaminya juga terpapar virus tingkat tinggi.
Bahkan jika mengetahuinya lebih cepat, tidak mungkin bisa menghindari penularan di rumah. Sangat sulit mengasuh anak yang sakit, tanpa mengekspos diri sendiri.
Anak kecil kurang mampu untuk mematuhi tindakan pengendalian infeksi, seperti membuang sampah yang terkontaminasi dengan aman atau mencuci tangan mereka secara menyeluruh. Begitu seorang anak terinfeksi COVID-19, risiko bagi anggota rumah lainnya tetap ada, bahkan jika mereka berusaha menjaga jarak.
4. Varian Delta telah mengubah segalanya
Sekarang, tenaga kesehatan memiliki data yaang menunjukkan bahwa varian Delta dua kali lebih menular dan jumlah virus yang terdeteksi pada individu yang terinfeksi jauh lebih tinggi. Varian Delta tidak akan menjadi varian COVID-19 terakhir, mutasi baru akan terus bermunculan, menyebar, dan kemungkinan lebih menular, serta mematikan.
Natasha berharap banyak orang bisa belajar banyak hal dari apa yang ia alami
Lantas, apa yang sebenarnya ingin disampaikan Natasha? Pandemi masih jauh dari selesai dan melindungi orang-orang yang belum divaksinasi adlah harapan semua orang.
Keluarga tidak bisa melakukan ini sendirian, kita semua membutuhkan serangkaian perlindungan komunitas. Termasuk selalu mengenakan masker dan memastikan semua orang divaksinasi.
Profesional kesehatan seperti Natasha tahu cara mencegah penularan COVID-19, namun ia sendiri tidak bisa menjamin keselamatan keluarganya. Orang yang tidak divaksinasi membuat penularan komunitas tetap berjalan dan menyediakan ruang bagi virus untuk terus bermutasi.
#Elevate Women