Fimela.com, Jakarta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC sekarang mendesak semua perempuan hamil untuk mendapatkan vaksin COVID-19. Hal ini mencerminkan peningkatan calon ibu yang tidak divaksinasi berisiko sakit parah karena virus COVID-19 varian Delta yang sangat menular.
Selama berbulan-bulan, beberapa kelompok seperti American College of Obstetricians and Gynecologists, serta WHO telah menekankan bahwa vaksin COVID-19 harus tersedia untuk perempuan hamil dan menyusui. Sayangnya, penerapannya masih tetap rendah, seperti dilansir dari huffpost.com.
Advertisement
BACA JUGA
1. Perempuan hamil memiliki risiko lebih besar untuk penyakit parah
CDC sekarang cukup jelas menegaskan bahwa perempuan hamil berisiko lebih besar terkena penyakit serius akibat infeksi COVID-19, daripada mereka yang tidak. Kelompok kesehatan besar lainnya, seperti American College of Obstetricians and Gynecologists dan Society for Maternal Fetal Medicine juga setuju.
Penyakit parah di sini termasuk penyakit yang memerlukan rawat inap, perawatan intensif, kebutuhan akan ventilator atau peralatan khusus untuk bernapas, atau penyakit yang mengakibatkan kematian. Selain itu, perempuan hamil dengan COVID-19 memiliki peningkatan risiko kelahiran prematur dan mungkin berisiko lebih tinggi terhadap hasil kehamilan yang merugikan lainnya, dibandingkan dengan perempuan hamil tanpa COVID-19.
2. Penelitian yang menunjukkan bahwaa vaksin COVID-19 aman terus berkembang
Uji coba vaksin klinis awal tidak melibatkan perempuan hamil, inilah sebabnya ada keterlambatan dalam data tentang keamanan dan kemanjurannya. Walaupun buktinya masih terbatas, CDC menegaskan penelitian terus berkembang.
CDC mencatat bahwa tidak ada penelitian pada hewan yang memunculkan masalah keamanan dan data awal tentang vaksin yang tersedia di AS menyakinkan, termasuk data dunia nyata dari orang-orang yang telah mendapatkan vaksin COVID-19 dan telah memberikan pembaruan tentang status mereka yang tidak menunjukkan bukti peningkatan risiko keguguran.
Advertisement
3. Vaksinasi juga melindungi bayi
Mendapatkan vaksin COVID-19 selama kehamilan akan membangun antibodi yang bisa membantu melindungi bayi baru lahir, menurut CDC. Penelitian telah menunjukkan bahwa antibodi yang dibuat pasca vaksinasi terdapat dalam darah tali pusar.
Hal ini penting diingat karena anak di bawah usia 12 tahun tidak memenuhi syarat untuk vaksinasi saat ini, jadi mendapatkan suntikan selama kehamilan adalah cara terbaik untuk memberikan perlindungan pada bayi yang baru lahir. Selain itu, kasus anak telah meningkat karena varian Delta saat ini.
4. Protokol kesehatan tetap sangat penting bagi perempuan hamil
Perempuan hamil memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit parah, ini mengapa para ahli terus menegaskan bahwa sangat penting bagi para perempuan untuk lebih rajin melakukan tindakan pencegahan dari virus. Selain mendapatkan vaksin COVID-19, para ahli mendesak para perempuan hamil untuk mengikuti protokol kesehatan yang ada di area mereka.
#Elevate Women