Fimela.com, Jakarta Di masa pandemi Covid-19, imunitas tubuh banyak dibahas para ahli menjadi hal yang penting untuk mencegah terinfeksi virus Covid. Bahkan, ketika terinfeksi hal pertama yang harus dilakukan ialah meningkatkan imunitas tubuh.
Lalu sebenarnya apa sih arti imunitas tubuh? Dokter relawan dan tim penanganan COVID-19 di Jakarta, dr. Muhamad Fajri Adda'i mengatakan imunitas merupakan sebuah pertahanan dari tubuh. Ketika seseorang terinfeksi, nantinya imunitas tersebut yang akan melawan berbagai penyakit dan melindungi tubuh.
Advertisement
BACA JUGA
"Jika dianalogikan, misalnya saja TNI yang akan mencegah serangan dari luar. Begitupun dengan tubuh yang memiliki perlindungan yaitu imunitas," ujar dr. Fajri ketika dihubungi Fimela.com.
Maka imunitas memiliki fungsi sentral dalam pertahanan tubuh manusia. Sebab, dr. Fajri mengatakan imunitas terdapat pada seluruh organ tubuh, seperti terdapat di saluran pernafasan, di mulut, masuk ke dalam lagi misal di darah, sistem pencernaan di usus, bahkan di organ terbesar manusia yaitu kulit.
Oleh karenanya, tanpa sistem imun, tubuh akan rentan terkena berbagai penyakit. "Misalnya saja, jika sakit tenggorokan berarti imunitas lagi menangkap di situ, makannya kita jadi sakit. Atau kalau kita diare karena imun lagi bekerja di usus, jadi pertahanan di pertama di tubuh," tambahnya.
dr. Fajri mengatakan imunitas dalam tubuh sangat penting. Seseorang bisa bertahan hidup karena peran imunitas.
"Kalau kita flu, bisa sembuh karena ada imunitas bekerja. 95 persen penyakit disebabkan virus bisa sembuh karena imunitas kita, jika imunitas gagal baru menjadi penyakit yang lebih berat," tutur dr. Fajri.
Advertisement
Cara kerja sistem imun
dr. Fajri menyampaikan jika sistem imun memiliki banyak komponen. Cara kerjanya ketika antigen melekat pada reseptor sel imun, seluruh tubuh akan bekerja sama untuk mengenali antigen dan memberikan sinyal untuk mengaktifkan setiap komponen sistem imun.
Fungsi sistem imun salah satunya membuat catatan mengenai setiap antigen yang pernah dijumpai pertama kalinya dan bagaimana cara menghancurkannya. Sel memori ini ada dalam bentuk sel darah putih yaitu limfosit T (sel T) dan limfosit B (sel B).
Karena memori tersebut, saat terserang oleh antigen yang sama, tubuh akan langsung mengenali penyakit tersebut dan segera mengeluarkannya.
Sel plasma dari limfosit B berfungsi menghasilkan antibodi. Antibodi akan mengikat pada antigen yang masuk dan Limfosit B akan membentuk sel memori yang bertahan di dalam tubuh.
Jadi, ketika sistem imun berjumpa dengan antigen yang sama, antibodi akan selalu siap sedia melawan antigen tersebut.
Begitupun ketika vaksin, vaksin akan memperkenalkan sistem imun dengan antigen penyakit. Sehingga tubuh dapat memproduksi sel memori dan antibodi yang siap menghalau antigen kapan pun dan di mana pun.
"Pertama imun akan datang secara random, nantinya akan dinekanlakan lagi misal ada penyakit atau suntik vaksin. Jadi biasanya ketika seseorang sakit yang sama kedua kalinya tidak akan begitu parah,' ujarnya.
Sistem imun dalam tubuh manusia terbagi menjadi beberapa tipe, di antaranya:
Sistem imun bawaan: Sistem imun yang terbentuk sejak kita lahir. Merupakan garis pertahanan pertama untuk melawan patogen. Contoh sistem imun bawaan yakni kulit dan selaput lendir pada tenggorokan dan usus.
Sistem imun adaptif: Sistem imun ini terbentuk setelah Anda mendapatkan vaksinasi atau saat tubuh terancam penyakit. Sistem imun adaptif membangun berbagai antibodi yang mampu membedakan berbagai jenis patogen.
Sistem imun pasif: Sering disebut juga sebagai sistem imun ‘pinjaman’, di mana antibodi seseorang dipindahkan ke individu lainnya. Contohnya sistem imun yang didapatkan bayi dari plasenta ibu sebelum lahir dan dari ASI setelah lahir.
Namun, perlu diingat sistem imun setiap orang berbeda. Apalagi ketika anak baru lahir atau sudah lanjut usia. Pria dan perempuan juga memiliki imunitas berbeda, dan memiliki penyakit penyerta.
"Saat anak di bawah satu tahun imun belum terbentuk sempurna. ketika lansia imun berkurang, begitu pun dengan laki-laki dan perempuan tentu berbeda. Makannya autoimun kebanyakan terjadi pada perempuan. Imunitas menurun juga karena ada penyakit penyerta misalnya saja leukimia atau HIV yang memengaruhi sistem imun yang tidak bekerja dengan baik," ungkapnya.
Imunitas harus seimbang
Sederhannya dr. Fajri mengatakan imunitas dapat menghentikan penyebaran penyakit ke tubuh seseorang. Memproteksi dari berbagai penyakit, mendekteksi jaringan sel abnormal, dan bisa menghancurkan sel kanker. Maka jika kekurangan bahkan kelebihan imunitas tubuh akan lebih mudah sakit.
Oleh karennya, dr. Fajri menyarankan untuk menyeimbangkan imunitas dengan pola hidup yang lebih sehat, seperti makan-makan yang bergizi, istiarahat cukup, minum yang baik, olahraga benar dan rutin.
"Makannya orang yang Covid itu minggu pertama lebih baik istirahat dan makanan sehat diimbangin vitamin C 500 - 1000mg perhari, vitamin D 1000mg perhari jangan berlebih agar ginjal tidak bermasalah," tuturnya.
Dan penting juga mengelola stres agar imunitas tetap terjaga.
Tertarik untuk mengulas topik ini lebih lanjut? Jangan lewatkan Fimela From Home x Stimuno bersama dengan Firdha Wanda Wijaya Senior Brand Manager at Stimuno dan Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI, FINASIM Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi & Imunologi Klinik, yang akan diselenggarakan pada 12 Agustus 2021.
Daftarkan langsung diri kamu ke sini secara gratis!