Fimela.com, Jakarta Varian COVID-19 Alpha, Beta, Gamma, Delta menjadi perhatian masyarakat di seluruh dunia saat ini. Pertama adalah varian Alpha yang pertama kali terdeteksi di Inggris.
Varian Beta datang berikutnya, memicu wabah di Afrika Selatan, bersamaan dengan varian Gamma yang menguasai Brasil pada Januari 2021. Sekarang, kita menghadapi varian COVID-19 Delta yang lebih menular dan berpotensi lebih ganas.
Advertisement
BACA JUGA
Setiap kali virus menginfeksi sel baru, ia mulai membuat salinan dirinya sendiri dan saat ia menyalin, ia membuat perubahan acak, yang dikenal sebagai mutasi di semua tempat. Sebagian besar mutasi tidak berguna dan mati, tapi beberapa dapat ditoleransi dan diteruskan, seperti dilansir dari huffpost.com.
Virus Corona biasanya adalah pengubah yang lambat, mereka bermutasi, seperti halnya virus apapun, tapi mereka tidak berevolusi pada tingkat yang mengkhawatirkan. Yang mengejutkan para ilmuwan adalah tingkat evolusi atau seberapa cepat varian COVID-19 memperoleh mutasi baru.
Advertisement
Varian baru COVID-19 bermutasi dengan sangat cepat
Secara umum, virus Corona memperoleh sekitar 1 atau 2 mutasi sebulan, tapi varian baru telah memperoleh lebih banyak mutasi jauh lebih cepat. Misalnya varian Alpha yang tidak hanya memperoleh 1 atau 2 mutasi, tapi 17.
Hipotesis utamanya adalah bahwa dibutuhkan infeksi yang berkepanjangan pada orang dengan gangguan kekebalan yang tubuhnya mengalami kesulitan membersihkan virus untuk mengumpulkan banyak mutasi ini dengan sangat cepat. Dari sana, virus menyebar ke orang lain, sebelum lepas landas dan menyebar.
Menurut para pakar, peningkatan mutasi yang cepat ini juga diidentifikasi pada varian Beta yang terdeteksi di Afrika Selatan dan varian Gamma di Brasil. Namun, hanya karena virus berevolusi, tidak berarti itu akan menjadi varian yang mengkhawatirkan.
Sayangnya, ketika kita memberi virus begitu banyak kesempatan berbeda untuk menginfeksi orang baru, varian baru juga akan terus bermunculan. Selama ada orang yang terinfeksi COVID-19, virus Corona akan terus berkembang.
Vaksinasi sangat penting untuk menghentikan varian baru COVID-19 bermunculan
Para ahli juga mengakui bahwa mereka belum pernah melihat yang seperti COVID-19 ini sebelumnya. Mereka tidak pernah mengalami pandemi dalam skala yang seperti ini.
Varian yang muncul di Brasil bisa berada di Jepang atau Amerika Serikat dalam waktu singkat. Varian generasi berikutnya dikatakan akan seperti Delta, karena pada bulan Juli, para ilmuwan mengidentifikasi 90% genom SARS-CoV-2 berada dalam kelompok genetik yang termasuk dalam varian Delta.
Varian di masa depan diprediksi akan lebih menular daripada Delta tapi dengan gejala yang tidak parah dan lebih seperti flu biasa. Kemungkinannya bukan karena virus itu sendiri, tapi karena meningkatnya kekebalan terhadap COVID-19 daalam satu atau lain cara.
Salah satu hal yang paling penting untuk dipahami adalah bahwa segala sesuatunya berubah dan kita harus siap untuk perubahan itu. Kunci untuk menghentikan varian baru adalah vaksinasi secara menyeluruh, sehingga COVID-19 tidak dapat menemukan inang baru.
#Elevate Women