Sukses

Health

Selain COVID-19, Ini Penyebab Hilangnya Indra Penciuman

Fimela.com, Jakarta Hilangnya indera penciuman merupakan salah satu gejala utama dari Covid-19 yang paling sering dialami oleh orang-orang yang pernah terkena virus tersebut. Dilansir dari healthgrades, kebanyakan orang yang dites positif Covid-19 telah melaporkan kehilangan indera perasa atau penciuman saat mereka mengalami gejalanya. 

Kondisi ini disebut juga sebagai Anosmia dalam dunia kedokteran. Para dokter di seluruh dunia telah melaporkan tingginya tingkat kehilangan penciuman atau rasa pada pasien yang terinfeksi virus Covid-19

Anosmia ini biasanya akan mengingatkan kamu pada bau yang menyenangkan, ataupun bisa juga malah memungkinkan kamu lebih bisa mendeteksi pada bau yang menandakan bahaya seperti kebocoran gas, makanan busuk, ataupun kebakaran.

Namun, ternyata kondisi anosmia ini tidak hanya terjadi pada orang yang terinfeksi Covid-19 saja, melainkan terdapat beberapa penyebab lainnya yang memengaruhi terjadinya kondisi ini yang dapat dipicu oleh berbagai kondisi mulai dari sementara hingga permanen. 

Dilansir dari webmd.com dan healthgrades, terdapat 9 penyebab lain yang menyebabkan hilangnya indera penciumanmu. Apa saja? Simak penjelasan berikut.

1. Masalah sinus dan hidung

Biasanya penyebab kehilangan indera penciuman yang paling umum adalah karena kita sedang terkena flu. Orang yang memiliki sinusitis biasanya sinusnya akan membengkak atau tersumbat karena lendir yang ada saat flu, sehingga memblokir reseptor bau di jaringan hidungnya. 

Untungnya, ini biasanya terjadi sebagian, tidak pada kedua lubang hidung dan ini merupakan kondisi sementara yang mudah diatasi setelah flunya berakhir. 

2. Kebiasaan merokok

Asap tembakau dapat menyebabkan kanker paru-paru sekaligus daat melukai atau membunuh sel-sel yang membantu otakmu mengklasifikasikan bau dan rasa. 

Merokok merupakan salah satu bentuk polusi, dan paparan asap rokok yang terjadi secara berkala akan membatasi kemampuan kamu untuk mencium serta merasakan. 

Namun, kondisi ini bisa diminimalisir dengan kamu berhenti merokok atau mengurangi paparan asap rokok. 

3. Gangguan sistem saraf

Sebuah studi yang diterbitkan oleh JAMA Neurology melaporkan bahwa orang dewasa yang lebih tua yang melakukan tes penciuman dengan buruk 2,2 kali lebih mungkin memiliki masalah memori yang dapat berkembang menjadi penyakit Alzheimer. 

Hal ini dikarenakan hidung terhubung dengan baik ke otak. Sehingga, kehilangan penciuman bisa menjadi indikator awal bahwa sesuatu yang tidak biasa sedang terjadi dengan sistem saraf kamu.

Jika kamu mengalami kondisi tersebut, ada baiknya kamu berbicara dengan dokter, ya.

4. Cedera kepala

Dari gegar otak hingga operasi otak, semua jenis head trauma dapat memengaruhi penciuman. Hal ini dikarenakan koneksi otak dengan penciuman merupakan satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan. 

Trauma pada kepala, leher, atau otak dapat merusak saraf penciuman, serta lapisan hidung, saluran hidung, atau bagian otak yang memproses bau. 

Dalam beberapa kasus, indera anda akan kembali dengan sendirinya, terutama jika cedera yang dialami adalah cedera ringan. Sehingga kondisi ini bisa terjadi secara sementara atau permanen, tergantung pada tingkat keparahan cedera. 

5. Sedang menjalani pengobatan

Beberapa obat resep dan obat bebas dapat mengubah indera kamu, terutama antibiotik, antihipertensi, dan antihistamin terkadang dapat menyebabkan hilangnya penciuman sementara. 

Obat-obatan tersebut akan mengubah reseptor rasa, mengacak pesan dari indera pengecap ke otak, ataupun mengubah air liur.

Namun, kondisi anosmia ini akan hilang dengan sendirinya dan dapat berfungsi seperti semula setelah kamu berhenti mengonsumsi obat tersebut. 

6. Penuaan

Seiring bertambahnya usia, indera penglihatan, pendengaran, serta penciuman akan menjadi kurang tajam karena hilangnya serabut saraf indera tersebut. 

Setelah usia menginjak 60 tahun, kamu akan berpeluang lebih besar untuk kehilangan penciuman, yang juga dapat mengubah indera perasamu. 

Hal ini sering memengaruhi kemampuan seseorang untuk memperhatikan rasa asin atau manis terlebih dahulu, sehingga berkontribusi pada penurunan berat badan secara progresif di antara orang tua.

7. Kekurangan vitamin

Hilangnya rasa dan bau bisa menjadi cara tubuhmu memberi tahu Anda bahwa kamu kekurangan vitamin. Kondisi dan obat-obatan tertentu dapat menyebabkan kamu kekurangan vitamin yang terkait dengan bau dan rasa, seperti A, B6, B12, dan zinc

Jika kamu makan lebih sedikit karena kamu tidak bisa mencium atau merasakan apa pun, tubuhmu mungkin tidak mendapatkan vitamin yang dibutuhkannya.

8. Faktor genetik

Beberapa orang terlahir dengan sedikit atau tanpa indra penciuman. Ini dikenal sebagai anosmia bawaan, dan sering terjadi sendiri atau dapat menyertai kelainan genetik lainnya. 

Kabar baiknya adalah hilangnya penciuman tidak selalu memengaruhi rasa, jadi kamu tetap bisa menikmati setiap makanan meskipun kamu belum pernah menciumnya.

9. Penyakit atau infeksi

Apa pun yang mengiritasi dan mengobarkan lapisan dalam hidungmu dan membuatnya terasa pengap, berair, gatal, atau berair dapat memengaruhi indera penciuman dan perasa kamu. 

Ini termasuk pilek, infeksi sinus, alergi, bersin, hidung tersumbat, flu, dan Covid-19. Dalam kebanyakan kasus, indera akan kembali normal ketika kamu telah merasa lebih baik. namun , jika kondisi ini tidak lekas hilang, ada baiknya kamu menghubungi doktermu agar bisa mendapatkan perawatan medis yang lebih serius. 

Karena hilangnya penciuman dapat disebabkan oleh begitu banyak kondisi yang berbeda, banyak di antaranya terkait dengan otak, penting untuk memeriksakan diri ke dokter jika kamu merasa hidung Anda tidak berfungsi sebaik dulu. 

Penulis: Chrisstella Efivania

#ElevateWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading