Sukses

Food

Daftar Makanan Wajib saat Perayaan Cap Go Meh, yang Mana Favoritmu?

Fimela.com, Jakarta Cap Go Meh adalah perayaan puncak yang berlangsung pada hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek, sekaligus menandai akhir dari seluruh rangkaian perayaan Imlek. Lebih dari sekadar festival budaya, Cap Go Meh menjadi momen istimewa untuk berkumpul dengan keluarga, melaksanakan ritual tradisional, dan menikmati beragam hidangan khas yang sarat dengan makna filosofis.

Setiap hidangan yang hadir saat Cap Go Meh bukan sekadar makanan biasa, melainkan menyimpan simbolisme mendalam yang mencerminkan harapan akan keberuntungan, kesejahteraan, dan keharmonisan dalam keluarga. Tak heran, beberapa jenis makanan tertentu selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan ini setiap tahunnya.

Mulai dari lontong Cap Go Meh yang mencerminkan perpaduan budaya hingga wedang ronde yang dikenal sebagai minuman para dewa, berikut adalah sejumlah hidangan khas yang wajib ada dalam perayaan Cap Go Meh, lengkap dengan makna yang tersimpan di dalamnya.

1. Lontong Cap Go Meh: Perpaduan Budaya Tionghoa dan Jawa

Lontong Cap Go Meh merupakan salah satu sajian yang sangat terkenal dalam perayaan tersebut. Lebih dari sekadar makanan, lontong ini mencerminkan perpaduan budaya antara masyarakat Tionghoa dan Jawa. Layaknya ketupat dan opor ayam yang disajikan saat Lebaran, lontong Cap Go Meh dihidangkan dengan berbagai lauk, seperti opor ayam, telur pindang, sambal goreng hati, serta sayur lodeh. Masyarakat Tionghoa di Indonesia percaya bahwa lontong Cap Go Meh adalah simbol keberuntungan dan kemakmuran. Bentuk lontong yang panjang melambangkan panjang umur, sementara kuah opor yang berwarna keemasan melambangkan kejayaan dan keberuntungan.

Seiring berjalannya waktu, hidangan ini telah menjadi salah satu menu yang tidak boleh dilewatkan saat perayaan Cap Go Meh di berbagai daerah. Terutama di kalangan komunitas Tionghoa yang telah lama menetap di Pulau Jawa, lontong Cap Go Meh semakin menguatkan identitas budaya mereka. Kombinasi rasa dan makna yang terkandung dalam hidangan ini menjadikannya sangat istimewa. Oleh karena itu, tidak heran jika lontong Cap Go Meh selalu dinantikan kehadirannya setiap tahun dalam perayaan tersebut.

2. Kue Keranjang: Simbol Harapan dan Keberuntungan

Kue keranjang, yang dalam bahasa Mandarin dikenal sebagai Nian Gao, merupakan hidangan yang selalu ada tidak hanya saat perayaan Imlek, tetapi juga pada Cap Go Meh. Kue ini memiliki bentuk bulat, tekstur kenyal, serta cita rasa manis yang khas, melambangkan harapan akan kehidupan yang lebih baik di tahun yang baru.

Seringkali, kue keranjang digunakan sebagai sesaji dalam upacara sembahyang sebelum akhirnya dinikmati pada malam Cap Go Meh. Di Tiongkok, kue ini dianggap mampu menyenangkan Dewa Tungku, sehingga diharapkan dapat membawa kabar baik ke surga. Umumnya, kue ini disajikan tujuh hari sebelum Tahun Baru Imlek dan baru bisa dimakan saat Cap Go Meh, yang menjadi simbol kesabaran dalam menunggu datangnya keberuntungan.

3. Onde-onde: Makna Keberuntungan dalam Bentuk Kue Bulat

Onde-onde merupakan salah satu makanan yang selalu ada dalam perayaan Cap Go Meh. Bentuk bulatnya melambangkan harapan dan keberuntungan untuk kehidupan yang lebih baik. Makanan ini terbuat dari tepung ketan yang digoreng, dilapisi dengan wijen, dan diisi dengan kacang hijau manis.

Menurut tradisi masyarakat Tionghoa, menyantap onde-onde bersama keluarga saat Cap Go Meh diibaratkan sebagai reuni yang membawa kebahagiaan. Kudapan ini juga sering kali disajikan dalam berbagai perayaan Tionghoa lainnya, melambangkan keharmonisan serta kesinambungan dalam keluarga.

4. Wedang Ronde: Minuman Para Dewa

Wedang ronde, yang dikenal sebagai Yuan Ziao dalam bahasa Mandarin, merupakan minuman tradisional yang memiliki peran penting dalam perayaan Cap Go Meh. Minuman ini terbuat dari bola-bola ketan yang disajikan dalam kuah jahe hangat, sering kali dihiasi dengan warna-warna cerah seperti merah, hijau, dan putih.

Dalam budaya Tionghoa, wedang ronde dianggap sebagai minuman yang disajikan untuk para dewa. Warna hijau melambangkan harapan, merah membawa keberuntungan, dan putih melambangkan kesejahteraan dan persatuan.

 Selain makna simbolis yang mendalam, wedang ronde juga sangat disukai karena kehangatan dan cita rasa rempah-rempahnya yang khas, sehingga menjadi salah satu hidangan favorit saat perayaan Cap Go Meh.

5. Jeruk Mandarin: Simbol Keberuntungan dan Jodoh

Jeruk mandarin sering kali menjadi bagian penting dalam perayaan Imlek dan Cap Go Meh. Hal ini bukan hanya disebabkan oleh rasa segarnya, tetapi juga oleh makna simbolis yang terkandung di dalamnya. Dalam tradisi Tionghoa, warna oranye yang dimiliki jeruk mandarin melambangkan emas, yang diartikan sebagai tanda kemakmuran dan keberuntungan. Selain itu, terdapat tradisi menarik yang masih dipraktikkan di beberapa daerah, yaitu melempar jeruk ke laut. Tradisi ini sudah ada sejak abad ke-19, di mana perempuan yang melakukan tindakan tersebut diyakini akan segera menemukan jodoh.

Di sejumlah lokasi, jeruk yang dilemparkan ke laut sering kali disertai dengan nama dan nomor kontak pemiliknya. Dengan cara ini, pria yang menemukan jeruk tersebut dapat mencoba menghubungi perempuan yang melemparkannya. Praktik ini masih terus dilestarikan di beberapa wilayah, termasuk Malaysia dan Indonesia. Tradisi ini mencerminkan harapan dan keyakinan masyarakat akan cinta dan keberuntungan, serta menambah warna dalam perayaan yang penuh makna ini.

1. Mengapa lontong Cap Go Meh selalu hadir saat perayaan ini?

Lontong Cap Go Meh adalah contoh nyata dari perpaduan budaya antara masyarakat Tionghoa dan Jawa. Makanan ini tidak hanya sekadar hidangan, tetapi juga dipercaya melambangkan "panjang umur dan keberuntungan," sehingga sering disajikan dalam perayaan tertentu.

2. Apa makna filosofis dari kue keranjang?

Kue keranjang merupakan simbol dari ketahanan dan aspirasi untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di tahun yang baru.

3. Apakah wedang ronde hanya dikonsumsi saat Cap Go Meh?

Wedang ronde memang sering dinikmati dalam berbagai kesempatan. Namun, saat perayaan Cap Go Meh, minuman ini dianggap sebagai lambang keberuntungan dan kesejahteraan.

4. Mengapa jeruk mandarin sering dikaitkan dengan kemakmuran?

Jeruk mandarin memiliki warna oranye yang mirip dengan emas. Dalam tradisi budaya Tionghoa, warna ini melambangkan rezeki dan kemakmuran.

Selanjutnya: 1. Lontong Cap Go Meh: Perpaduan Budaya Tionghoa dan Jawa

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading