Fimela.com, Jakarta Gluten merupakan sejenis protein yang terdapat dalam gandum, barley, dan rai, yang umumnya tidak menimbulkan masalah bagi kebanyakan orang. Namun, bagi beberapa individu, gluten dapat memicu berbagai isu kesehatan yang serius.
Sering kali, masalah ini tidak muncul dengan gejala yang jelas, sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa mereka mungkin memiliki sensitivitas terhadap gluten. Bahkan, dampak dari konsumsi gluten dapat berlangsung lama dan berpotensi merusak berbagai organ dalam tubuh.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenali gejala yang menunjukkan bahwa tubuhmu mungkin tidak toleran terhadap gluten. Berikut adalah beberapa gejala yang menunjukkan sensitivitas terhadap gluten, seperti yang dikutip dari Bright Side, Selasa (14/1/2025).
Advertisement
Advertisement
1. Rambut Rontok
Salah satu tanda yang sering terabaikan adalah kerontokan rambut, termasuk bulu mata. Mereka yang mengalami intoleransi gluten, terutama penderita penyakit celiac, sering kali mengalami kerusakan pada folikel rambut, yang dapat mengakibatkan rambut rontok baik di kepala maupun di bagian tubuh lainnya.
Hal ini disebabkan oleh kerusakan pada usus yang menghambat penyerapan nutrisi penting yang diperlukan tubuh untuk menghasilkan rambut yang sehat, seperti seng, biotin, dan zat besi. Ketika tubuh tidak dapat menyerap nutrisi-nutrisi tersebut dengan baik, rambut menjadi lemah, tipis, dan mudah rontok.
2. Masalah Pencernaan
Sensitivitas terhadap gluten dapat berdampak pada sistem pencernaan, yang dapat menimbulkan gejala seperti kembung, diare, sembelit, mual, atau nyeri perut. Bahkan, beberapa orang mungkin merasa sangat tidak nyaman setelah mengonsumsi makanan yang mengandung gluten, namun tidak menyadari bahwa glutenlah yang menjadi penyebab masalah tersebut.
Gejala-gejala ini sering kali disalahartikan sebagai gangguan pencernaan lainnya, seperti sindrom iritasi usus besar (IBS), yang dapat mengakibatkan keterlambatan dalam pengobatan. Berdasarkan beberapa penelitian, IBS memengaruhi sekitar 10-15% populasi dunia, dan bagi mereka yang sensitif terhadap gluten, diagnosis yang keliru ini dapat menghambat penanganan yang tepat.
Advertisement
3. Perubahan Berat Badan tidak Tentu
Sensitivitas terhadap gluten dapat menyebabkan perubahan berat badan yang signifikan tanpa alasan yang jelas, baik penurunan maupun peningkatan. Ini terjadi karena gluten dapat mengganggu metabolisme dan penyerapan nutrisi tubuh.
Selain itu, intoleransi gluten dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon, yang mempengaruhi siklus menstruasi, gejala PMS, dan fluktuasi berat badan, terutama pada wanita selama pubertas, kehamilan, dan menopause. Sensitivitas ini juga dapat memicu respons imun yang memperburuk ketidakseimbangan hormon.
4. Permasalahan pada Kulit dan Kuku
Penyakit kulit seperti dermatitis herpetiformis dan keratosis pilaris sering terkait dengan sensitivitas terhadap gluten. Dermatitis herpetiformis ditandai dengan ruam kemerahan dan rasa gatal akibat peradangan dari gluten.
Kondisi kuku yang rapuh atau pertumbuhan tidak normal juga bisa menunjukkan masalah penyerapan nutrisi terkait gluten. Selain itu, masalah gigi dan mulut, seperti hipersensitivitas email gigi, gigi berlubang, atau sariawan, dapat menjadi tanda reaksi negatif tubuh terhadap gluten karena malabsorpsi nutrisi, khususnya kalsium.
Jika Anda menghadapi masalah ini meski menjaga kebersihan mulut, evaluasi pola makan, terutama konsumsi gluten, mungkin diperlukan. Memperhatikan reaksi tubuh terhadap makanan penting untuk kesehatan keseluruhan.
Advertisement
5. Kehilangan Rambut
Kerontokan rambut yang disebabkan oleh intoleransi terhadap gluten sering kali lebih serius, terutama pada individu yang menderita penyakit celiac. Kondisi ini muncul karena gluten dapat merusak lapisan usus dan mengganggu penyerapan nutrisi penting yang diperlukan untuk menjaga kesehatan rambut, seperti zat besi, seng, dan biotin.
Selain itu, respons autoimun yang dipicu oleh gluten juga dapat menyerang folikel rambut, yang mengakibatkan kerontokan rambut yang tidak merata atau yang dikenal sebagai alopecia areata. Mengenai masalah batu amandel, meskipun ini bukan gejala yang paling umum, terdapat beberapa laporan klinis yang menunjukkan bahwa sensitivitas terhadap gluten dapat berhubungan dengan peningkatan pembentukan batu amandel.
Banyak pasien melaporkan bahwa setelah beralih ke pola makan bebas gluten, frekuensi batu amandel mereka menurun. Meskipun penelitian yang mendalam mengenai hubungan antara gluten dan batu amandel masih terbatas, beberapa individu merasakan perbaikan kesehatan setelah menghindari gluten dalam diet mereka.