Tanpa Dipresto, Begini Cara Rebus Daging Ayam Kampung Agar Empuk Merata dalam 20 Menit

Pertama-tama, ambil daging ayam kampung yang telah dipotong-potong. Sementara itu, persiapkan wajan di atas kompor. Tanpa menambahkan minyak, panaskan wajan tersebut dengan api sedang.

Setelah wajan panas, masukkan potongan daging ayam kampung ke dalamnya hingga terdengar suara desis dan muncul asap.

Setelah semua potongan ayam diletakkan di dalam panci, tambahkan air ke dalamnya. Namun, jangan terlalu banyak menambahkan air. Cukup tuangkan air hingga sekitar seperempat bagian ayam terendam.

Setelah air ditambahkan, tutup panci dengan rapat dan diamkan selama 20 menit. Selama waktu ini, daging ayam kampung akan melunak. Pastikan menggunakan api sedang pada kompor.

Setelah dua puluh menit, buka penutup panci dan aduklah. Jika daging ayam kampung sudah terasa cukup lunak, matikan api. Ayam kampung yang telah lunak ini siap untuk diolah lebih lanjut.

Ayam kampung, umumnya dipelihara secara alami tanpa mengonsumsi hormon pertumbuhan ataupun antibiotik. Dampaknya adalah dagingnya memiliki kandungan protein berkualitas tinggi, vitamin, dan mineral penting seperti zat besi, seng, dan fosfor yang lebih melimpah.

Ayam kampung dirawat tanpa mendapat perlakuan istimewa. Setelah berumur enam bulan, ayam kampung bisa dipanen. Sedangkan, ayam negeri dijaga atau dirawat oleh peternak di kandang atau ruangan luas.

Dari berbagai sumber dan penelitian, kesimpulannya adalah bahwa ayam kampung memiliki potensi kesehatan yang lebih tinggi daripada ayam broiler. Selain perbedaan jenis ayam, penting untuk dicatat bahwa nutrisi dalam daging ayam bervariasi tergantung pada bagian tubuh ayam yang dimakan.

Disamping berbagai keunggulan yang telah disebutkan, ayam kampung juga memiliki sejumlah kelemahan. Salah satunya adalah kesulitan dalam mendapatkan bibit yang berkualitas, serta hasil produksi telurnya yang cenderung lebih rendah jika dibandingkan dengan ayam ras. Selain itu, pertumbuhannya juga relatif lambat sehingga memerlukan waktu pemeliharaan yang lebih lama. Keadaan ini terutama disebabkan oleh tingkat produksi yang rendah dari bibit yang tersedia.

Perbedaan kandungan kolesterol dalam darah ditemukan pada berbagai macam ayam yang dikonsumsi. Hasil penelitian menunjukkan persentase tertinggi terdapat pada P4 (ayam pejantan) dengan rerata 298,33 mg/dl, sementara persentase terendah terdapat pada P3 (ayam kampung) dengan rerata 183,00 mg/dl.