Sukses

Food

Makanan Diolah Maksimal Jadi Tren Lifestyle Baru, Ini Ragam Bahan Pangan yang Bisa Dicoba

Fimela.com, Jakarta Dari waktu ke waktu, ada banyak sekali tren gaya hidup positif yang diterapkan oleh banyak orang. Salah satunya yang sedang populer saat ini adalah tren ‘diolah maksimal’. Ini sebenarnya merupakan langkah kecil yang bisa diterapkan untuk mengurangi food waste atau sampah makanan di Indonesia. 

Perlu kamu ketahui bahwa ada sejumlah makanan yang ternyata masih menyimpan kandungan gizi dan dapat diolah menjadi sajian lezat serta mengenyangkan. Sayangnya, nggak banyak orang yang mengetahui fakta ini, sehingga mereka cenderung bersifat abai. 

Tapi, tenang saja, sebab sederet rekomendasi bahan pangan dari Dapur Umami kali ini bisa kamu jadikan referensi untuk diolah kembali secara maksimal. Apa saja, ya?

1. Biji Nangka

Rasanya yang manis dan teksturnya yang sedikit kenyal membuat nangka jadi buah favorit bagi sejumlah orang. Tapi, tahukah kamu bahwa buah satu ini ternyata bukan cuma dagingnya saja yang bisa dikonsumsi, tetapi juga bijinya. Yup, bagi masyarakat Jawa, biji nangka atau biasa disebut dengan beton ini merupakan bahan pangan yang lazim untuk dikonsumsi. 

Di dalam biji nangka sendiri mengandung serat pangan, riboflavin dan antioksidan yang bermanfaat bagi tubuh. Kandungan serat pangan dan antioksidan ini bisa membantu menurunkan kadar LDL-kolesterol dalam tubuh. Biji nangka bisa dikonsumsi dengan cara direbus terlebih dahulu atau diolah jadi menu lainnya misalnya perkedel atau balado. 

2. Ampas Tahu dan Ampas Sari Kedelai

Pernahkah kamu mendengar istilah tempe gembus? Makanan ini merupakan tempe yang dibuat dari ampas tahu dan sari kedelai. Meskipun kedengarannya agak aneh, tapi rasanya ternyata sangatlah unik dan nggak kalah lezat. 

Tempe ini sendiri terkenal di daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Untuk menikmati tempe gembus ini, biasanya bisa dilakukan dengan irisan sambal matah atau sambal kecap jadi snack yang sehat dan murah meriah. 

3. Tempe Over-Fermented

Kamu punya tempe yang lupa dimasak sehingga mengalami over-fermented? Mungkin kelihatannya tempe tersebut seperti busuk, padahal nggak lho! Tempe yang melewati masa fermentasi lebih dari 48 jam ini mengalami fermentasi lanjutan. Tempe tersebut dikenal oleh masyarakat sebagai Tempe Semangit dan biasa dikonsumsi. 

Tempe over fermented atau tempe Semangit ini memiliki kandungan asam amino yang lebih tinggi dibandingkan tempe 48 jam atau tempe biasa. Masyarakat Jawa biasa mengolah tempe yang sudah melewati masa fermentasi 48 jam ini jadi menu sambal tumpang dan mendol yang nggak kalah lezatnya.

Bagaimana, sekarang jadi lebih berpengetahuan bukan tentang bahan pangan yang masih bisa diolah maksimal menjadi menu menarik serta lezat? Bahkan, beberapa di antaranya merupakan makanan khas daerah yang sudah terkenal khasiatnya. Yuk, ambil langkah diolah maksimal untuk berkontribusi dalam mengurangi food waste yang ada di Indonesia.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading