Fimela.com, Jakarta Kehadiran pandemi membawa perubahan baru dalam hidup setiap orang, terutama dalam hal berbisnis. Ada yang terpaksa harus menutup bisnisnya, ada pula yang baru memulai proses bisnis. Hal ini yang dirasakan oleh Silvie selaku owner dari Kukki no Ki yang menjual cookies dengan inovasi terbaru.
Sahabat Fimela pasti pernah mencoba cookies yang sempat viral selama masa pandemi, namun pernahkah mencoba cookies yang terbuat dari ubi? Inovasi inilah yang dijalankan oleh Selvie untuk mengembangkan Kukki no Ki.
Sebelum membuka Kukki no Ki, Silvie bercerita bahwa dirinya membuka usaha florist dengan mengajarkan cara merangkai bunga. Namun, pandemi membuat usaha ini harus tutup sehingga dirinya pun iseng membuat cookies yang ternyata diminati oleh banyak orang.
Advertisement
Didirikan sejak Juli 2020, Selvie tidak menyangkan bahwa produk hasil isengnya ini berbuah manis dan mengantarkan dirinya meraup pundi-pundi keuntungan.
“Sebenernya sih awal-awal enggak ada interest towards baking at all. Cuma karena iseng aja pas pandemi karena florist aku tutup, jadi iseng coba-coba bikin cookie, ga nyangka akan sampai di titik ini dimana Kukki no Ki sudah dikenal banyak orang,” ungkap Selvie saat diwawancara Fimela.
Advertisement
Memiliki Arti Pohon Kue
Penggunaan nama Kukki no Ki bukan sekadar nama belaka, melainkan ada arti di baliknya. Sebelum menamai bisnisnya dengan Kukki no Ki, Selvie ingin menamai dengan Cookie Tree namun karena nama tersebut telah dipakai oleh bisnis lain membuatnya mengganti nama tersebut ke dalalam bahasa Jepang.
Kukki no Ki sebagai bisnis japanese soft cookies yang telah berjalan hampir 3 tahun ini memiliki arti pohon kue, adapun maskot dari bisnis ini adalah dua ekor jerapah yang diberi nama Juju dan Jack sebagai jerapah berleher pendek. Serta, ilustrasi dari maskot menggambarkan keceriaan melalui desain maskot dan warna yang digunakan.
Saat ini Kukki no Ki telah berhasil menjual puluhan ribu cookies dengan pemesanan melalui WhatsApp dan Tokopedia. Adapun cookies best seller yang diminati oleh para pelanggan setia adalah Kobe the Ube yang terjual hingga 7 ribu box. Kobe the Ube menjadi cookies berbeda dari rasa lainnya karena memiliki isian ubi asli dan rasa umami, sehingga tidak terlalu manis ditambah dengan adanya taburan grated cheese di atas.
“Yang membedakan kukki no ki dari yang lain itu best selling cookie kita Kobe the Ube (dia rasanya umami gitu, tidak terlalu manis, ada taburan grated cheese diatas dan dalamnya isian ubi asli), dan banyak orang bilang cookie kita manisnya pas.” kata Selvie.
Belajar untuk Handle Masalah
Dalam menjalankan usaha baru, pasti terdapat beberapa kendala yang dihadapi baik dari dalam dan luar produksi. Sama seperti yang dirasakan oleh Kukki no Ki yang mengalami kendala mulai dari bentuk kue yang tidak sesuai sehingga tidak bisa dikirim ke pelanggan hingga navigating the business dan influencer marketing karena Selvie tidak memiliki background bisnis.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu Selvie bayak belajar untuk meng-handle situasi sulit saat menjalankan bisnis ini. Seluruh kendala yang dihadapi menjadi pengalaman berharga bagi Selvie karena dirinya mampu menyelesaikan masalahnya sendiri, sehingga dirinya pun mulai paham mengenai bisnis, martketing, dan membangun koneksi dengan pelanggan setianya.
Untuk membesarkan Kukki no Ki, saat ini Selvie dibantu oleh 5 orang karyawan dengan berjualan secara online melalui e-commerce Tokopedia dan media sosial WhatsApp. Serta, dirinya pun berharap dapat memiliki offline store atau kafe sehingga orang-orang dapat mencoba cookies spesial dari Kukki no Ki dan mengembangkan menu baru dengan rasa baru.
Penulis: Angela Marici
#Women for Women