Fimela.com, Jakarta Tempe, bisa menjadi alternatif pengganti daging. Tempe terbuat dari kedelai, merupakan produk asli dari Indonesia. Tempe bisa dipilih untuk mereka yang menjalankan pola makan nabati atau ingin mengonsumsi makanan lebih sehat.
Untuk membuatnya, produsen membiarkan kedelai difermentasi sebelum menambahkan bakteri sehat tertentu ke dalamnya. Bakteri ini tumbuh dan setelah beberapa hari mulai menghubungkan masing-masing potongan kedelai dengan bulu putih yang disebut jamur. Proses pembuatan tempe bisa berlangsung selama 2-3 hari untuk menghasilkan lebih banyak nutrisi yang baik untuk usus dan kesehatan secara keseluruhan.
Namun, beberapa orang mungkin mengeluh tentang masa penyimpanan tempe yang terbilang sangat pendek. Nah, tentunya ada beberapa tips yang dapat membantumu untuk menyimpan tempe agar lebih tahan lama. Yuk, simak selengkapnya di bawah ini.
Advertisement
1. Pilihan Tempe yang Terbuat dari Bahan Berkualitas
Jika memungkinkan, temukan tempe yang terbuat dari kedelai non-transgenik dan dikemas secara berkelanjutan. Yang paling banyak ditemukan di pasaran adalah tempe yang dibungkus plastik. Sementara pemasok dapat menggunakan plastik sebagai cara mudah untuk memperpanjang umur tempe dan memudahkanmu untuk membekukan tempe. Caranya mungkin kamu bisa membeli tempe yang dari luar kelihatannya enak, tetapi setelah dibuka ternyata memiliki bau yang menyengat atau bakteri berwarna cerah yang sebaiknya tidak dikonsumsi.
2. Biarkan Tempe Dingin
Di supermarket, seringkali kita hanya memiliki pilihan tempe yang dibungkus plastik. Jika demikian, pilihlah tempe yang terlihat paling sehat dari luar, dan disimpan di tempat yang paling sejuk. Pendinginan tanpa pintu atau bahkan freezer yang terlalu sering dibuka dapat menghasilkan kualitas tempe yang lebih rendah. Perlu diingat bahwa meski tempe didinginkan atau dibekukan, bakteri tetap aktif. Inilah alasan mengapa tempe bisa terus menua dan menguning saat disimpan di suhu dingin.
Temperatur keamanan makanan adalah pedoman untuk membantu mencegah pertumbuhan bakteri, dan juga harus digunakan sebagai referensi penyimpanan tempe.
Advertisement
3. Buat Rencana untuk Memasak Tempe
Tidak perlu skema atau jadwal, tetapi pikirkan kapan kamu akan memasak tempe. Jika kamu berencana menggunakan tempe dalam waktu seminggu, simpan di lemari es. Jika disimpan dengan benar, tempe akan bertahan 2-3 minggu di lemari es. Jika kamu tidak akan menggunakan tempe selama beberapa hari, atau kamu belum yakin, sebaiknya masukkan tempe ke dalam freezer. Setelah disimpan dalam freezer, tempe dapat bertahan setidaknya selama sebulan, seringkali lebih lama.
4. Simpan Tempe Kering & Kedap Udara
Saat memfermentasi tempe, biasanya terasa hangat saat disentuh karena miselium jamur tumbuh di sekitar kacang. Proses ini luar biasa karena membantu melunakkan kedelai, yang berarti ada lebih mudah bagi tubuh untuk pencernaan dan menyerap nutrisi kacang.
 Namun, jika kita lalai menyimpan tempe kita dengan hati-hati, tempe akan terus berfermentasi. Inilah penyebab tempe yang disimpan di kulkas terus menguning. Untuk memperlambat proses fermentasi, gunakan kantong yang dapat ditutup kembali atau wadah kedap udara untuk menyimpan tempe. Pastikan tempe kering, kedap udara, dan sejuk. Langkah-langkah ini akan membantu memperpanjang umur simpan protein vegan yang penting ini.
5. Ketahui Tanda-tanda Kerusakan
Terakhir, kamu harus mengetahui tanda-tanda peringatan tempe yang sudah mulai basi. Jika tempe mulai berlendir atau berbau menyengat, ini pertanda bahwa tempe tidak boleh dimakan. Sementara tempe yang sudah menguning masih bisa dimakan, kamu juga bisa memotong tempe untuk memastikan tidak ada jamur di dalamnya. Sementara beberapa bintik hitam jamur adalah normal dan dapat dimakan, jamur berwarna cerah atau berbau tajam berarti kamu harus membuang tempemu.
Sekian cara mudah menyimpan tempe agar tetap tahan lama dan tidak mudah cepat busuk. Pastikan jangan terlalu lama untuk menyimpannya, ya Sahabat Fimela!
#WomenforWomen