Fimela.com, Jakarta Siapa yang tidak kenal kue apem, kudapan manis legendaris yang satu ini sangat populer di beberapa daerah di Indonesia. Sebut saja contohnya di wilayah Yogyakarta.
Secara sederhana, kue apem merupakan makanan yang terbuat dari tepung kanji, tepung beras, kelapa muda serta bahan lainnya. Kue apem umumnya disajikan dengan bahan pelengkap seperti gula merah yang sudah dilelehkan.
Advertisement
BACA JUGA
Tidak seperti kudapan lainnya, kue apem merupakan makanan yang cukup spesial karena biasanya orang-orang akan membuatnya pada perayaan hari-hari besar. Maka dari itu, tidak heran jika kue apem memiliki makna filosofis yang dalam.
Untuk kamu yang ingin tahu lebih banyak, berikut Fimela.com kali ini akan mengulas filosofi kue apem beserta resepnya. Dilansir dari beragam sumber, simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Advertisement
Sejarah Kue Apem
Dilihat dari sejarahnya, kue apem sudah ada sejak masa wali songo menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Kue ini diyakini bermula dari Ki Ageng Gribig selaku keturunan Prabu Brawijaya yang kembali dari perjalanan ke tanah suci dengan membawa kue apem.
Pada saat itu, dikabarkan bahwa dahulu penduduk desa Jatinom, Klaten mengalami kelaparan yang sangat parah. Melihat hal tersebut, Ki Ageng Gribig kemudian membuat kue apem dan membagikannya kepada penduduk desa.
Peristiwa itu pun kemudian menjadi sebuah tradisi dan juga budaya yang dilestarikan oleh masyarakat. Maka dari itu, kue apem kerap menjadi hidangan wajib saat acara syukuran berlangsung.
Namun, beberapa sumber menyebutkan bahwa kue apem yang diklaim sebagai kue tradisional Pulau Jawa itu sebenarnya berasal dari India. Di India sendiri, kue ini disebut "Appam", hampir mirip penyebutannya di Indonesia.
Filosofi Kue Apem
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, kue apem merupakan makanan tradisional yang legendaris, tentunya memiliki makna filosofis yang dalam. Hal inilah yang membuat kue apem masih bertahan dan dibuat oleh banyak orang hingga kini.
Dilihat dari nama atau penyebutannya, kata apem sendiri diyakini berasal dari bahasa Arab yaitu "afuan" atau "afuwwun" yang berarti pengampunan. Namun, masyarakat di Pulau Jawa kemudian menyederhanakan penyebutannya menjadi "Apem" sehingga dalam filosofi Jawa, kue apem merupakan simbol pengampunan atau mohon ampun dari berbagai kesalahan.
Sementara itu, di wilayah Jawa Barat, kue apem dimaknai sebagai makanan tolak bala atau hidangan yang sengaja dibuat untuk mengusir kesialan atau keburukan. Oleh karena itu, kue apem menjadi hidangan yang muncul dalam berbagai acara, mulai dari syukuran, menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, hingga kematian.
Advertisement
Resep Kue Apem Gula Merah
Seiring waktu, kini penyajian kue apem menjadi semakin bervariasi. Ada yang membuatnya dengan cara dipanggang atau dikukus. Belum lagi toppingnya juga beraneka ragam.
Namun, dari sekian banyak sajian kue apem, kue apem gula merah adalah sajian yang paling legendaris. Kue apem gula merah memiliki teksturnya yang cukup padat tetapi tetap terasa empuk saat dikunyah.
Apakah kamu ingin mencoba membuat kue apem gula merah di rumah? Yuk, cek resepnya di bawah ini:
Bahan-bahan:
- 250 gram gula merah
- 250 ml santan
- 150 gram tepung beras
- 100 gram tepung terigu
- 1 sdm ragi instan
- 2 lembar daun pandan
- 1/4 sdt garam
Bahan taburan:
- kelapa parut dan sedikit garam
Cara membuat kue apem gula merah:
- Campurkan tepung terigu, tepung beras dan ragi instan.
- Campurkan gula merah, garam, daun pandan dan santan. Aduk rata. Nyalakan api dan masak hingga santan panas sambil terus diaduk, matikan api.
- Setelah agak mendingin masukkan campuran tepung terigu, aduk hingga tidak ada yang bergerindil. Saring ke wadah lain.
- Panaskan kukusan, siapkan cetakan mangkuk-mangkuk kecil. Oles minyak tipis, tuang adonan dan kukus selama 30 menit.
- Kecilkan api dan masak terus hingga matang kurang lebih 15 menit.