Fimela.com, Jakarta Cokelat menjadi salah satu olahan kakao yang digemari masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan. Mulai dari anak muda hingga orang dewasa.
Namun, tahukah kamu bahwa Indonesia menduduki posisi ketiga sebagai penghasil biji kakao terbesar di dunia? Bahkan WorldAtlas mencatat, Indonesia memproduksi setidaknya 659,7 ribu ton kakao pada tahun 2020.
Indonesia juga dikenal sebagai daerah penghasil cokelat spesifik paling beragam di dunia. Meski demikian, produk cokelat olahan lokal justru sulit ditemukan di Indonesia. Kalaupun ada, cokelat tersebut merupakan produk impor dari luar negeri.
Advertisement
Potensi inilah yang kemudian dilirik oleh Tissa Aunilla. Bersama adiknya, Irvan Helmi, dia membangun bisnis cokelat bernama Pipiltin Cocoa. Didirikan pada 2013 lalu, Pipiltin Cocoa hadir dengan misi mengenalkan keragaman cokelat di Indonesia.
“Kita (Indonesia) itu negara dengan single origin atau daerah penghasil cokelat spesifik paling beragam di dunia, tidak ada satu negara pun yang bisa menyaingi itu. Mungkin ada yang bisa menyaingi jumlah ekspor, tapi tidak untuk keragaman. Ini yang membuat saya dan kakak saya fokus ke cokelat Indonesia,” kata Irvan Helmi dalam diskusi virtual bersama Tokopedia, (12/5).
Irvan melanjutkan, selama ini cokelat asli Indonesia tidak seterkenal produk cokelat dari luar negeri. Padahal kakao produk cokelat luar negeri tersebut berasal dari tanah kelahiran kita sendiri.
“Selama ini cokelat Indonesia enggak kedengaran suaranya, identiknya hanya dengan cokelat manis seperti dari Swiss. Padahal di sana enggak ada pohon kakao, adanya di sini di Indonesia. Oleh karena itu, tujuan kami adalah ingin memberikan panggung baru untuk cokelat Indonesia,” lanjutnya.
Advertisement
Suguhkan Ragam Cokelat Khas Daerah
Keunikan dari Pipiltin Cocoa adalah penggunaan cokelat asli Indonesia yang berasal dari enam daerah, yakni Aceh, Jawa Timur, Bali, Flores, Kalimantan Timur, dan Papua Barat. Tujuannya, kata Tissa, ingin mengenalkan bahwa Indonesia adalah negara penghasil cokelat paling beragam di dunia.
“Keunikan Pipiltin Cocoa lainnya adalah kami memproduksi cokelat couverture atau cokelat asli. Karena kami ingin memperkenalkan cokelat Indonesia jadi kami harus memperkenalkan cokelat asli Indonesia,” kata Tissa.
Misi Memberdayakan Petani Indonesia
Tak hanya itu, Tissa dan Irvan mengaku bahwa cokelat menjadi kendaraan bagi Pipiltin Cocoa untuk mewujudkan misi meningkatkan kesejahteraan petani lewat beberapa langkah. Salah satunya membeli langsung dengan harga yang layak dan premium.
“Pipiltin Cocoa itu pada dasarnya Company Share Value (CSV) atau menciptakan nilai untuk petani. Karena kami memang langsung membeli cokelat dari petani lokal dengan harga yang layak,” tutur Tissa.
Hingga kini, Pipiltin Cocoa berhasil memberdayakan lebih dari 2000 petani lokal dari Aceh hingga Papua. Agar semangat para petani tetap berkibar, Tissa mengatakan pihaknya selalu memposisikan diri sebagai penghubung hulu, dalam hal ini petani cokelat lokal, dengan hilir, yakni pembeli.
“Kami ada program semacam surat-menyurat untuk menyemangati para petani (cokelat lokal). Misalnya dengan pelanggan dari Jepang. Jadi petani tahu bahwa produknya ternyata menjangkau banyak orang, mereka jadi terus bersemangat,” Cerita Tissa.
Tissa juga melibatkan para pelanggan untuk ikut serta dalam pemberdayaan petani lokal. Melalui program Tokopedia 1000 bibit, pelanggan yang membeli produk tertentu sama dengan menyalurkan 1000 bibit untuk petani Indonesia.
“Jadi produk yang terjual tertentu kami menyalurkan 1000 bibit untuk petani Indonesia. Tujuannya kami ingin mengajak customer untuk ikut serta dalam pemberdayaan petani lokal itu,” lanjutnya.
Advertisement
Penjualan Melonjak Selama Ramadan
Pipiltin Cocoa merupakan contoh UMKM lokal yang memanfaatkan momen Ramadan untuk mendongkrak penjualan. Bahkan, penjualan Pipiltin Cocoa meningkat lebih dari 3 kali lipat berkat kampanye Tokopedia Parsel Ramadan.
“Penjualan Pipiltin Cocoa meningkat lebih dari 3 kali lipat berkat kampanye Tokopedia Parsel Ramadan,” ungkap Tissa dan Irvan.
Untuk mendongkrak penjualan selama bulan Ramadan, pihaknya selalu gencar mengikuti kampanye yang digelar Tokopedia. Selain itu, pihaknya juga tak lupa merilis inovasi-inovasi baru.
“Merilis produk baru juga bisa menjadi salah satu kunci dalam berbisnis. Kalau enggak ada produk baru, inovasi, packaging itu susah. Seperti Pipiltin Cocoa yang menjadi UMKM cokelat pertama yang menghadirkan packaging dengan ziplocknya. Inovasi-inovasi seperti itu membantu kami masuk ke hati konsumen,” tutur Irvan.
#Women for Women