Fimela.com, Jakarta Banyaknya sajian kuliner yang menghadirkan menu steak membuat kita terus mencari, mana yang paling istimewa. Bagi kamu pecinta kuliner khususnya yang gemar dengan makanan steak (daging sapi), rasanya belum lengkap jika kalian belum berkunjung untuk menyantap hidangan tomahawk steak yang lezat di restoran The Surosowan Kota Cilegon.
Daging steak sendiri dikenal sejak pertengahan abad ke 15. Konon katanya dipopulerkan oleh bangsa Spanyol saat menjajah Mesiko dan makanan dengan irisan daging sapi atau rusa yang tebal tersebut kemudian semakin populer di negara Amerika, hal itu juga tidak lepas dengan banyaknya peternakan sapi yang ada dinegara Paman Sam kala itu.
Tomahawk merupakan salah satu signature dish atau menu andalan yang sangat digemari di restoran The Surosowan Cilegon yang dijual setiap harinya. Pada umumnya memang kalangan ekspatriat yang mayoritas bekerja diarea industri Kota Cilegon ini sangat suka hidangan steak, tapi nyatanya banyak juga pecinta kuliner lokal yang gemar mengkonsumsi tomahawk steak dengan penyajian medium well (tingkat kematangan mencapai 80%). Untuk perseratus gramnya disini kami jual dengan harga 200 ribu, termasuk tiga macam penyajiannya, ada karbohidrat butter rice, mashed potatoe (kentang tumbuk), french fries (kentang goreng) dan ada sayuran-sayuran seperti small salad jadi sangat layak untuk dikonsumsi . Yang terpenting juga sangat baik untuk kesehatan karena kadar lemaknya sedikit.” Ujar Chef Andriawan Supriyatna, koki utama The Surosowan memaparkan dalam keterangan tertulisnya, Selasa (8/2/2022).
Advertisement
Lebih lanjut Andriawan Supriatna, juru racik makanan yang pengalamannya sudah hampir memasuki 30 tahun tersebut, juga turut memberikan tips bagaimana memasak tomahawk steak yang hasilnya bisa memuaskan lidah dan sekaligus juga lezat citra rasanya.
Advertisement
Tomahawk Steak
“Bagi para pemula yang hobby memasak steak, biasanya akan cepat mengamati karena memasak daging steak khususnya tomahawk itu sangat mudah. Yang pertama tentunya dimulai dengan pemilihan daging sapi. Untuk daging sapi yang ketebalannya sangat baik biasanya jenis daging impor. Tapi itu kembali ke selera, karena daging sapi lokal juga enak. Cari daging dipasaran ternakan yang memakan pakan ternak rumput ketimbang memilih sapi yang memakan jenis makanan campuran olahan, karena sapi yang memakan rumput lebih organik. Pastikan daging itu secara teksturnya segar, masih ada sedikit tetesan darahnya.
Setelah kita memilih bagian rib eye (bagian daging sekitar tulang iga), proses selanjutnya adalah seasoning yakni membumbui dengan garam dan merica hitam yang sudah digeprak kasar di wajan panas tanpa minyak. Kemudian dagingnya dibakar dibanting-banting secara dua sisi yang merata dengan memegang tulangnya. Biasanya disini saya menyajikan tomahawk seberat 500 sampai dengan 700 gram (termasuk dengan tulangnya).
Butuh waktu proses memasak sekitar 30 menit dengan tingkat kematangan medium, sedangkan untuk medium well (tingkat kematangan 80%) dan well done (sudah matang) bisa memakan waktu selama 45 menit. Setelah di grill, daging dimasukan ke oven dengan suhu diatas 250-300 derajat selama 3 menit untuk tingkat kematangan medium. Sedangkan untuk medium well diperlukan waktu 4 menit dan yang matang sekali sekitar 5-8 menit dengan suhu derajat yang sama. Setelah proses oven selesai saya kemudian memotong dan plating (menata makanan) secara langsung didepan tamu, biasanya ini merupakan momen sakral yang ditunggu dan kadang sering diabadikan untuk melihat proses finishingnya ” Ujarnya lagi.
Tiga jenis varian bumbu
“Untuk bumbu sausnya, biasanya ada tiga jenis varian yakni barbeque sauce, black pepper sauce dan mushroom sauce. Pelanggan kami disini lebih banyak condong memilih jenis black pepper sauce dengan tingkat kematangan medium well. Biasanya di Amerika dan eropa jika kita menyantap steak, minuman penyertanya lebih ke red wine. Kombinasi makanan dan minuman tersebut juga sangat baik untuk menjaga imun kita,” lanjut pria yang kerap disapa Andrey Moreez tersebut.
Sebagai penutup, pria kelahiran Kota Bandung 19 November yang juga pernah berkarir sebagai juru masak disalah satu hotel ternama di ibukota (Hotel Hilton yang sekarang berganti nama menjadi The Sultan Hotel) selama 12 tahun dan bahkan pernah bekerja sebagai koki di restoran terkemuka di Kota Maryland, Amerika pada tahun 2004-2007, juga memberikan pesan kepada para pecinta juru masak yang baru memulai meniti karir agar jangan takut untuk berekperimen saat memulai belajar memasak karena skill dan keahlian juru masak seseorang itu pastinya berbeda-beda dan memiliki keunggulan tersendiri.
“Filosofi memasak tentunya sederhana, dimulai dari rasa cinta dan kesukaan kita terhadap kuliner. Kemudian kita harus disiplin untuk praktek memasak. Awalnya saya fokus di western cuisine saja, tapi seiring dengan waktu saya terus belajar mengasah diri memasak jenis makanan middle east, eropa dan asia lainnya. Jadi jangan takut untuk terus menggali potensi dalam diri anda,” pungkasnya.
#Women for Women