Fimela.com, Jakarta Memasak dan pekerjaan rumah lainnya memang sangat identik dengan ibu-ibu. Tapi, tidak hanya itu saja yang bisa dilakukan oleh ibu-ibu, coba saja tengok komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN). Dari nama komunitasnya saja kamu pasti sudah tahu bahwa anggota IIDN ini terdiri dari perempuan-perempuan hebat yang suka sekali menulis.
BACA JUGA
Advertisement
“Beragam tema tulisan yang kami buat, mulai dari tema parenting, beauty, food, cooking dan sebagainya yang amat khas perempuan, hingga tema-tema techno,” cerita Ketua Umum Ibu-ibu Doyan Nulis Widyanti Yuliandari kepada Fimela.com lewat pesan singkatnya beberapa waktu lalu.
Kamu yang penasaran dengan kegiatan IIDN bisa langsung mampir ke Instagram @ibuibudoyannulis. Tips Review Buku, Manfaat Media Sosial untuk Blogger, Belajar Menulis Pantun dan 3 Alasan Perlu Menulis Buku Solo adalah beberapa pembahasan yang bisa kamu lihat dalam postingan @ibuibudoyannulis.
Kamu yang tertarik dengan dunia menulis, kemungkinan besar akan langsung jatuh hati dengan komunitas yang didirikan sejak Mei 2010 ini. “Tadinya untuk memenuhi kebutuhan Indscript (agensi naskah) akan penulis-penulis buku yang nantinya akan diajukan ke penerbit mayor untuk bekerja sama,” jelas Widya soal latar belakang berdirinya komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis.
“Sejak 2017, gerak IIDN sedikit lebih berubah. Tidak lagi fokus diperbukuan, tetapi juga menggarap bentuk lain dari penulisan, mialnya blog. Penerbitan buku-bukunya pun lebih bersifat self publishing atau bekerja sama dengan lembaga-lembaga misalnya Kemdikbud,” tambah Widya.
Anggota komunitas yang didirikan oleh Indari Mastuti ini pun bervariasi, mulai dari ibu rumah tangga, pekerja kantoran, pebisnis, full time writer and blogger, dan masih banyak lainnya. Rentang usianya mulai dari 20an hingga 80an. Para anggotanya sendiri tersebar di seluruh Indonesia bahkan hingga ke luar negeri.
Advertisement
Membuka Lebih Banyak Pintu Kebaikan
Banyak hobi lain di luar sana, namun Widyanti Yuliandari memilih hobi menulis. Untuk yang satu itu Widya memang punya alasannya sendiri. “Bagi saya, menulis memberikan amat banyak keuntungan. Membuka lebih banyak pintu kebaikan, dan memberikan saya amat banyak peluang,” ungkap Widya.
Bagi Widya menulis bukan hanya mencurahkan isi hati tetapi banyak juga manfaat yang akan didapat. “Secara internal, ke dalam diri si penulis, biasanya melatih berpikir terstruktur dan analitis. Selain itu, juga dapat memberi efek healing,” terangnya.
“Menulis juga memungkinkan kami mengkomunikasikan ide ke banyak orang. Tak dimungkiri, side effect yang membahagiakan, adalah: menulis mendekatkan kami pada kondisi finansial yang lebih baik melalui berbagai bentuk peluang,” tambahnya.
Menulis, menuangkan ide-ide lewat tulisan, membuat sebuah cerita yang menarik dalam bentuk tulisan tentu bukan hal yang mudah. Tapi, Widya punya tips buat sahabat Fimela yang ingin mencoba untuk hobi menulis. “Khusus untuk pemula, mulai saja. Iya menulis saja tanpa harus meributkan aturan penulisan dan sebagainya. Kelak ketika terbiasa, kualitas bisa dikejar.
“Konsistensi bisa ditumbuhkan dengan membangun visi yang jelas. Mau apa, mau jadi seperti apa kita dengan kemampuan menulis kelak?” - Ketua Umum Ibu-ibu Doyan Nulis Widyanti Yuliandari